
Berkhasiat Mengendalikan Sindrom Metabolik
22 Maret 2024. Hal. 18
Buah labu siam biasanya dijadikan bahan sayur. Tpai semua bagian dari tanaman labu siam sudah terbukti berkhasiat menjaga kesehatan. Di berbagai pengobatan tradisional dipakai sebagai penurunan tekanan darah, peluruh batu ginjal, pencegah penyempitan pembuluh darah, hingga antidiabetes. Tanaman itu juga dikenal bisa membantu mengatasi sakit kepala, kegelisahan, dan kecemasan. Saat ini pun mulai digunakan dalam industri kosmetik, yaitu pelembap, pasta gigi, kesehatan rongga mulut, sampo, bahkan deodoran.
NAMA lain buah labu siam adalah chayote atau chow chow. Bentuknya seperti buah pir, kulit luarnya mulus atau berduri lunak. Kulit tipis dengan kerutan di sana-sini. Dan, bijinya berwarna putih di bagian tengah buah.
Tanaman merambat bernama ilmiah Sechium edule dari suku Cucurbitaceae itu tahan terhadap serangan hama penyakit dan serangga, termasuk jamur. Aslinya tumbuh di kawasan Meksiko dan bagian selatan Amerika, juga menjadi makanan pokok penduduk asli.
Saat ini budi daya tanaman itu sudah meluas, termasuk di India, Australia, dan Selandia Baru. Data statistik menempatkan buah tersebut pada produk impor yang terbanyak di konsumsi setelah alpukat, tomat, dan kopi.
Melalui studi ilmiah diketahui kompleksnya kandungan kulit, biji, dan daging buah. Termasuk zat fito golongan alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponim, dan asam fenolat. Ada kandungan mineral kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Secara farmakologis, berbagai uji aktivitas sudah dilakukan. Termasuk sebagai penurunan kadar gula darah, tekanan darah, lemak darah, obesitas, dan pelindung fungsi liver.
Yang pasti, zat kandungan goloongan polifenolnya punya khasiat antioksidan. Hasil studi peneliti Spanyol (2019) menemukan lebih kurang 19 dari 26 jenis senyawa kandungan buah. Di antaranya, zat kandungan flavon yang berpotensi sebagai nutraseutikal dan kosmeseutikal.
Biji dan Kandungan Protein
Sebelum diolah menjadi makanan, masyarakat biasa membuang biji labu siam. Padahal, ilmu pengetahuan menguak data tentang kandungan berharga pada biji tersebut, yaitu protein. Data itu sangat penting dalam menunjang perburuan sumber protein nabati yang tak pernah berhenti. Tujuan utamanya, mendapat alternatif sumber protein hewani yang bepotensi menimbulkan risiko buruk bagi kesehatan.
Peneliti Portugal (2023) mempelajari teknik paling efesien untuk penyarian kandungan protein dan zat antioksidan biji. Tujuannya untuk mengendalikan semaksimal mungkin kemungkinan kerusakan pada proses penyarian. Studi itu berhasil mendapatkan metode yang sesuai sehingga dapat mendeteksi kekayaan asam emino esensial penyusun protein biji labu. Itu adalah asam amino yang tidak dapat dihasilkan tubuh, sehingga harus diperoleh melalui asupan dari luar tubuh. Hasil tersebut sekaligus memastikan bahwa protein biji labu siam berkualitas baik.
Selain itu, terdeteksi kandungan asam amino arginin yang berperan mengatasi gangguan kesehatan pada jantung dan pembuluh darah. Yang tak kalah menarik, teknik yang terpilih itu ternyata dapat memperkecil ukuran protein, mengubah struktur protein, dan menunjukkan potensi sebagai pelawan radikal bebas. Hasil itu diyakini memperkuat prospek penggunaan biji labu sebagai nutraseutikal.
Antidiabetes
Salah satu pengalaman empiris pemanfaatan labu siam adalah sebagai pengendali kadar gula darah. Penelitian telah membuktikannya, yaitu melalui kerja protein kandungan biji labu siam dalam menghambat kerja enzim alfa amilase. Itu adalah salah satu enzim yang berperan dalam proses pemecahan karbohidrat menjadi glukosa. Kalau enzim itu dihambat, kadar glukosa dalam darah pun dapat diatur, yang diperlukan untuk mengendalikan diabetes.
Dalam studi tersebut, protein yang diisolasi dari biji terbukti menunjukkan potensi hambatan enzim alfa amilase secara in vitro. Kekuatan hambatan itu meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi. Studi itu pun perlu berlanjut. Karena selain protein, biji juga mengandung polifenol, yang melalui studi terdahulu terbukti berperan pada aktivitas pengendalian kadar gula dalam darah.
Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik adalah masalah kesehatan yang menjadi pusat perhatian, termasuk sebagai penyebab gangguan jantung dan pembuluh darah, serta degenerasi saraf pusat. Ciri sindrom itu adalah keadaan tidak normal yang bersifat kompleks, seperti gangguan tekanan darah, dislipidemia, resistansi insulin, dan obesitas. Penyebabnya banyak, yang utama pola hidup.
Para ahli menjumpai fakta bahwa sindrom metabolik erat berkaitan dengan penumpukan hasil akhir proses oksidasi, yaitu radikal bebas. Radikal bebas perusak sel itu memicu aging (penuaan) yang tak terkendali. Karena itu, diperlukan zat yang bekerja sebagai antioksidan selaku penetral radikal bebas.
Fakta lain menunjukkan bahwa radikal bebas bisa mengganggu fungsi inti sel, yaitu berupa pemendekan telomer. Telomer adalah struktur pada bagian akhir kromosom sel yang berfungsi sebagai pelindung inti sel dan berperan pada pembelahan sel. Untuk membuktikan itu, peneliti Meksiko melakukan uji khasiat buah labu siam.
Publikasi hasil penelitian itu (2023) menyatakan bahwa pemberian suplemen buah labu siam terbukti bisa mencegah pemendekan telomer. Dan, ternyata hal itu merupakan hasil kerja zat kandungan polifenol sebagai antioksidan yang mampu mencegah kerusakan DNA akibat radikal bebas. Melalui studi itu juga terbukti bahwa labu siam dapat mengendalikan berbagai gangguan yang jadi ciri sindrom metabolik. Termasuk penurunan berat badan, tekanan darah, peningkatan kadar lemak baik, dan penjagaan fungsi ginjal. (*)
Sumber: Jawa Pos