Tampil Modis Pakai Kalung Etnik

Tampil Modis Pakai Kalung Etnik. Jawa Pos.14 Januari 2015.Hal.36

Surabaya – Selain syal, perempuan bisa memilih kalung agar terlihat chic dan cantik. Terkadang ketika berada di kampus maupun kantor, kaum hawa hanya mengenakan kemeja. Bagian leher pun sering terasa kosong. Menurut Meylin Megi, fashion blogger, kalung kini tidak hanya dikenakan pada saat pesta. Bekerja pun tetap harus modis. Pilihannya kalung berornamen besar dengan warna yang beragam.

Kalau pilihan jatuh pada kalung etnik, dia menyarankan untuk dipadupadankan dengan pakaian berwarna gelap atau plain. “Biar focus of interest-nya di leher, baju yang dikenakan lebih ke gelap atau tidak bermotif,” ujar perempuan berambut panjang itu. Dia menambahkan, selain kemeja, sah-sah saja memakai model turtle neck maupun sabrina.

Perempuan kian dimudahkan. Sebab, model kalung etnik berkembang pesat. Ada yang berbentuk tribal dengan aksen segi tiga bertumpuk-tumpuk. Ada pula floral. Grace Elysia, supervisor ladies good Sogo Tunjungan Plaza, mengatakan, kalung etnik floral banyak dipilih. “Kalau model sih, itu biasanya bergantung pada selera. Biasanya, mereka lebih mencocokkan dengan pakaian yang sudah dipunyai,” tuturnya.

Tren kalung etnik itu dibenarkan Alexandra Wawolangi, 22. “Saya lebih memilih kalung sesuai dengan warna sepatu yang sedang saya pakai,” ujar mahasiswi Universitas Ciputra tersebut.

Sumber : Jawa Pos. 14 Januari 2014. Hal. 36.

Rajin Membangun Prasarana MICE

Rajin Membangun Prasarana MICE.Venue.No.91. Januari 2015.Hal.76,77

Di sektor properti, nama Ir. Ciputra sudah amat tersohor. Sejumlah megaproyek properti berhasil dikembangkannya di beberapa kota besar di Nusantara. Ia juga telah berhasil membangun kawasan Kota Baru Westlake City di Vietnam.

Tak hanya membangun kawasan hunian, pria yang lahir di sebuah desa mungil di daerah Parigi, Sulawesi Tengah, pada 24 Agustus 1931, ini juga membangun beberapa sarana dan prasarana terkait industri MICE dan pariwisata. Salah satu yang fenomenal adalah kawasan wisata terpadu Ancol Taman Impian yang dibangun pada tahun 1960-an. Di kawasan seluas kurang lebih 500 hektare itu terdapat wahana permainan, hotel berbintang, restoran, dan gedung serbaguna untuk kegiatan MICE. Setiap tahunnya lebih dari 15 juta orang berkunjung ke Ancol untuk berekreasi, melakukan seminar, menghadiri corporate gathering, maupun menonton konser musik.

Di kancah internasional, pada tahun 1990, industri real state Indonesia naik kelas dengan terpilihnya Ir. Ciputra sebagai Ketua FIABCI (The International Federation of Real Estate Associations). Berkat peran beliau pula Indonesia berhasil memenagkan bidding menjadi tuan rumah kongres FIABCI 1998, meskipun kongres itu terpaksa dibatalkan lantaran badai krisis menghantam Indonesia. Baru pada 2010 lalu Indonesia berhasil menjadi tuan rumah kongres FIABCI.

Kerajaan bisnis Pak Ci, begitu beliau biasa disapa, juga merambah sektor perhotelan. Tak hanya menggarap kelas bintang 4 dan bintang 5, dalam dua tahun terakhir PT Ciputra Property juga mengembangkan hotel bujet, yakni CitraDream. Sejak tahun 2013, setidaknya sudah ada tujuh proyek hotel bujet yang dibangun di beberapa kota di Nusantara, dua di antaranya (Cirebon dan Semarang) telah beroperasi pada pertengahan 2014 lalu.

Di bidang seni pertunjukan, Pa Ci memiliki Ciputra Hall Surabaya, sebuah auditorium akustik ruang yang  baik. Di Jakarta, belum lama Pa Ci juga meresmikan Ciputra Artpreneur, sebuah kompleks seni seluas 10.000 meter persegi. Terletak satu kawasan dengan Ciputra World I Jakarta, Ciputra Artpreneur ini terdiri dari museum, exhibition gallery, dan teater berkapasitas 1.200 kursi.

Menilik kontribusi beliau di bidang MICE dan pariwisata  itulah yang menjadi dasar bagi  majalah VENUE untuk memberikan “Lifetime Achivement Award” kepada Ir. Ciputra. Pada malam penganugerahan Indonesia MICE Awards 2014, putri Pak Ci yang juga menjabat sebagai Direktur Ciputra Group, Rina Ciputra Sastrawinata, mengungkapkan, merupakan komitmen Pak CI dan keluarga untuk turut memajukan pariwisata dan MICE, khususnya seni dan budaya.

“Ciputra Hall dan Ciputra Artpreneur sengaja dibuat di pusat kota untuk mengakomodir seniman lokal dan penikmat seni mancanegara. Fasilitas dan desain bangunannya juga yang terbaik untuk galeri, museum, dan petunjukan teater,” ujar Rina Ciputra.

Sumber : Venue. Januari 2015. Hal.  76.

Monopoli Jadi Media Belajar Wirausaha

Monopoli Jadi Media Belajar Wirausaha. Jawa Pos. 16 Januari 2015.Hal.28

Surabaya – Belajar berwirausaha memang gampang-gampang susah. Tiga mahasiswa Universitas Ciputra (UC), Franky Miswar, Zaidy Makhdum, dan Devu Sheldena, mepunyai pengalaman buruk saat memberikan pengajaran wirausaha kepada anak-anak. “Kalau diajari secara teori, mereka banyak yang boring. Bahkan, ada yang ketiduran,” jelas Fanky Miswar, koordinator tim.

Fanky dkk lantas membuat terobosan dalam memberi pelajaran berwirausaha. Caranya, mengadaptasi pola pelajaran wirausaha pada permainan monopoli. Ditambah teori kebutuhan dari Abraham Maslow.

Pertama, harta, makanan, dan minuman dianalogikan menjadi uang. Kedua, keamanan dianalogikan menjadi aset seperti tanah dan rumah yang bisa dibeli. “Ketiga adalah belonging atau rasa kepemilikan yang diibaratkan dengan kerja sama atau partnership,” tutur Fanky. Keempat adalah pengakuan diri yang disamakan dengan pemberian penghargaan (awarding). Terakhir aktualisasi diri yang diibaratkan charity alias amal.

Semuanya dicampur dengan permainan monopoli yang tetap melibatkan unsur perdagangan, properti, deposito, dan pajak. “Sudah kami praktikkan, mulai anak SD kelas VI hingga dewasa. Hasilnya ramai sekali kayak pasar kalau proses tawar menawar,” ucapnya lantas tertawa.

Mereka memperoleh penghargaan dalam forum international Young Invention Award 2014 di Jakarta pada Juni 2014. Mereka mendapatkan gold prize dan penghargaan tertinggi best of the best invention dalam kompetisi yang diikuti sekitar 50 negara tersebut.

Sumber : Jawa Pos. 16 Januari 2015.

Mayfin, Aplikasi Praktis UKM

Mayfin, Aplikasi Praktis UKM. Jawa Pos.9 januari 2015.Hal.36

Surabaya –  Mengelola kinerja keuangan usaha kecil menegah (UK) tidak lagi harus tradisional. Dengan aplikasi buatan tiga mahasiswa Universitas Ciputra (UC) ini, pengusaha kecil bisa memonitor transaksi hingga menyusun laporan keuangan secara teliti. Namanya Mayfin, all money in your hand.

Tiga mahasiswa itu ialah Fanky Miswar, Zaidy Makhdum, dan Devi Sheldena. Mayfin telah mendapatkan tiga penghargaan dalam Kaohsiung International Invention Exhibition di Taiwan pada 19-22 Desember 2014.

Fanky menjelaskan, Mayfin merupakan sebuah aplikasi pada tablet. Fungsinya banyak seperti alat hitung atau entry data keuangan. Bila ingin sekalian untuk cetak struk, cukup sambungkan tablet dengan printer.

Mayfin juga kaya menu. Ada profil perusahaan dan cabang, kasir perusahaan, pencatatan keuangan, laporan keuangan, persediaan produk, serta informasi seputar bisnis. “Hanya butuh tab sederhana yang harganya tidak sampai Rp 1 juta,” ungkapnya.

Berkat fungsi dan menunya, tiga penghargaan telah diraih Mayfin. Yaitu, medali perunggu dari World Invention Intellectual Property dari International Intellectual Property Network and Forum, serta special award dari Malaysian Research & Innovation Society.

Sumber : Jawa Pos. 9 Januari 2014. Hal. 36.

Lomba Kreasi Bikin Game

Lomba Kreasi Bikin Game. Jawa Pos.26 Januari 2015.Hal.30

Surabaya – Bermain game di komputer sudah biasa dilakukan empat orang ini. Karena itu, Bagus Setiadi, Aryadi Perwira Subagio, Teddy Atom, dan Dion Ahita memilih bermain board game.

Itu adalah permainan yang dilengkapi papan tempat bergeraknya bidak/pion, kartu yang diskesta sendiri. Jadi, mereka membuat kartu yang disketsa sendiri. Untuk menyelesaikan game tersebut, panitia memberikan waktu 48 jam. “Nanti bermainnya seperti kita main kartu remi,” kata Bagus.

Mereka adalah peserta Global Game Surabaya. Acara itu diselenggarakan Gerakan Game Developer Arek Suroboyo bersama Universitas Ciputra kemarin (25/1). Sebanyak 63 peserta bisa menciptakan game yang menarik, inovatif, serta sesuai dengan tema.

Ketua Panitia Acara Eka Pramudita mengatakan tema kali ini adalah What Do We DO Now. Maksudnya, para peserta bisa membuat game sesuai keinginan imajinasi mereka. “Ada tiga kategori. Yakni, 2D, 3D, dan board game,” ucapnya.

Global Game berlangsung selama empat hari. Peserta dibagi menjadi empat orang per kelompok dan secara acak. “Acara ini kali kedua di adakan di Surabaya,” kata Eka. Tahun ini Universitas Ciputra menjadi tempat berlangsungnya acara.

Pada akhir acara, para peserta mempresentasikan hasil karya mereka. Lantas, memberikan kesempatan kepada peserta lain untuk mencoba karyanya. Game itu bebas diakses secara umum. Para penggemar game bisa mencoba permainan Global Game melalui situs www.globalgamejam.org.

 

Sumber : Jawa Pos. 26 Januari 2015. Hal. 30.

Berawal dari Nonton, Jadi Kritikus Film

Berawal dari Nonton, Jadi Kritikus Film. Jawa Pos.15 Januari 2015.Hal.36

Surabaya – Hobi bisa mendatangkan prestasi bagi Elbert Reyner. Mahasiswa Visual Communication Design Universitas Ciputra (UC) itu masuk dalam lima besar Nominasi Penulisan Kritik Film Terpilih 2014 yang diadakan Piala Maya, festival film khusus film Indonesia. Dalam gelaran di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, pada 21 Desember 2014 tersebut, dia terpilih karena reviewnya terhadap film Tabula Rasa.

Sebenarnya, dia mengirim lima review untuk film lain. Yakni, Killers, The Raid Berandal, Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, dan Selamat Pagi Malam. “Di antara semua yang saya review, yang terpilih masuk nominasi Tabula Rasa,” katanya.

Mahasiswa angkatan 2011 tersebut me-review Tabula Rasa dan semua film lain dalam blognya, cinephilesdiary.blogspot.com. Hadiahnya menjadi tamu spesial dalam event Piala Maya.

Sebenarnya, yang membuat spesial, dia adalah laki-laki dengan passion besar di dunia film. Sejak kecil, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Lilyani Harsono dan Gandhi Gunawan tersebut hobi nonton film di bioskop atau yang disetel lewat DVD Player. Dalam seminggu, paling tidak dia menonton empat film. Genre favoritnya adalah horor. Film yang paling difavoritkan ialah Evil Dead.

Bahkan, sejak SMA, dia mulai mengoleksi tiket nonton di bioskop yang ditontonnya. Mulai tiket zaman nomat (nonton hemat setiap Senin), premiere, hingga tiket nonton di luar negeri. “Saya juga mencatat jumlah film yang sudah saya tonton. Untuk 2014 kemarin, ada 162 film,” tutur alumnus SMA Kristen Petra II tersebut.

Sumber : Jawa Pos. 15 Januari 2015. Hal. 36.

Turisme Obat Ketahanan Jiwa

Turisme Obat Ketahanan Jiwa. Majalah Venue. No.92. Februari 2015.Hal.54-55

Oleh I Gde Satrya (Dosen International & Hospitality Business Universitas Ciputra)

Liburan panajang akhir tahun yang serangkaian dengan liburan Natal menjadi momen yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga memberi kesegaran pada jiwa. Tekanan hidup sepanjang tahun seakan terobati dengan liburan akhir tahun. Ada dalil yang umum berlaku dan diyakini kalangan traveler dan pelaku wisata, yakni “Ada keterkaitan antara liburan (akhir tahun) dengan ketahanan jiwa.”

Dalam onteks itulah insiden AirAsia QZ8501 dengan rute Surabaya-Singapura kita maknai sebagai tregedi kemanusiaan. Motif wisata akhir tahun bagi sebagian besar penumpang pesawat itu tak lain untuk mengejar kebahagiaan, mensyukuri masa yang telah lalu, dan menatap dengan bersemangat kehidupan yang baru.

Konteks perjalanan wisata dengan kebutuhan umat manusia modern untuk pemenuhan kesegaran jiwa atau keseimbangan hidup ini juga terrefleksi pada peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, 10 Oktober 2012 lalu, yang mengangkat tema/isu Depression A Global Crisis. Menurut WHO, gangguan depresi menjangkit lebih dari 350 juta orang setiap layanan primer kepada setiap pasien yang datang mencari pertolongan medis. Thaun 2014, Federasi Dunia untuk Kesehatan Jiwa (World Federation of Mental Health) menetapkan tema Mental Health in Older Adults.

Turisme, sebagai bagian penting dari kehidupan seharusnya difungsikan sebagai salah satu alat untuk mengobati jiwa umat manusia. Potensi munculnya stres yang kian sporadis mulai dari ruma, di jalan, komunitas tempat kerja atau sekolah, hingga lingkungan sekitar berpotensi merapuhkan ketahanan jiwa.

Dugaan munculnya, masyarakat tertimpa untuk leisure dan berwisata. Oleh karena pemicu stres, khusunya tekanan hidupp yang kian berat tak dapat dielakan lagi, fenomena empiris relasi dua aspek tersebut seharusnya semakin menumbuhkan ruang dan keburuhan untuk berwisata.

Dalam hal ini hirekaki kebutuhan manusia yang menurut teori klasik Maslow digambarkan paling tinggi kebutuhan aktualisasi diri, tampaknya semakin tidak relevan diperadaban masa kini. Khususnya ketika fakta menunjukan stres dan depresi itu juga menyerang siapa saja, termasuk golongan sosial ekonomi menengah ke atas.

Abraham Maslow (1908-1970) telah mengamati perilaku manusia modern. Menurutnya, perilaku manusia dimotivasi oleh sesuatu yang mendasar. Secara berurutan, dari bawah hingga ke level yanglebih tinggi, yaitu motivasi tersebut adalah kebutuhan fisiologi (makan, minuum, seks), rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan puncak tertingginya adalah aktualisasi diri. Seorang manusia sudah tidak berpikir tentang harga diri jika dirinya bisa menuangkan idealisme, berkosentrasi penuh dalam aktivitas yang dicintainya sebagaimana ilustrasi seorang profesor filsafat yang mengajar dengan baju sederhana dan hanya menaiki sepeda.

Tampaknya kebenaran teori tersebut implisit, kurang mengaitkan kebutuhan manusia modern dengan aneka dan kompleksitas kepentingan serta kebutuhan. Dala kondisi semua kebutuhan terpenuhi yang menurut Maslow paling tinggi, masih ada yang kurang. Buktinya, orang kaya dan public figure pun berpotensi stres.

Keseimbangan Hidup

Kepariwisataan semakin menjadi salah satu kebutuhan esensial manusia di samping kebutuhan pokok lainnya. Kebutuhan berwisata menjadi sangat dibutuhan dalam rangka live balancing dari rutinitas keseharian manusia, dan tentu saja untuk meningkatkan antibodi berupa ketahanan jiwa dari pemicu stres dan depresi. Oleh karena itu, timbullah usaha – usahan dalan nenebuhi kebutuhan berwisata dan leisure, seperti shopping, sport tourism, dan tour package.

Artinya, di level kebutuhan mendasar pun masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah tidak cukup hanya mengejar kebutuhan fisik manakala aktivitas berwisata tidak terpenuhi. Apalagi masyarakat yang menurut hirekaki kebutuhan Maslow telah terpenuhi seleuruhnya, tentunya akan semakin berkesempatan untuk mengakses sebesar – besarnya untuk berwisata. Ini justru memperlihatkan betapa ladang kepariwisataan Tanah Air terbuka luas bagi penggalian pundi – pundi negara, dan di kalangan masyarakat luas memberikan peluang untuk mengkreasikan semakin banyak bentuk kewirausahaan guna memenuhi kebutuhan berwisata manusia modern yang semakin sulit terbendung.

Sedikit bukti bahwa turisme, dan bahkan destinasi wisata, menjadi obat alami bagi jiwa – jiwa manusia modern dapat ditemui di Ubud. Salah satu kawasan di Kabupaten Gianyar itu memiliki sejarah penamanam hingga sekarang dikenal dengan nama Ubud.

Rsi Markandya, seorang suci yang hidup  pada masa Majapahit, menemukan obat alami yang menyembuhkan berbagi penyakit di sebuah sungai di desa yang kini bernama Ubud. Di Ubud, sikap tuan rumah yang baik (be s good host) terasa kuat bagi setiap pendatang memperlakukan tamu secara baik (treat your guest properly) dan membangun sebuah “rumah” yang nyaman bagi turis (building a home sweet home). Seperti asal kata ubud yaitu obat, Ubud seperti obat kehidupan bagi siapa pun yang berada dan tinggal di dalamnya.

Demikian pula aktivitas turisme, merupakan obat alami bagi jiwa – jiwa umat manusia modern. Termasuk, jiwa- jiwa yang menjadi penumpang AirAsia QZ8501.

Sumber: Majalah-Venue.-No.92.-Februari-2015.Hal_.54-55

Detektif Sungai Beraksi, Serunya Wisata Tepi Sungai

Social Entrepreneurship Universitas Ciputra. Surya.24 Februari 2015. Hal.4

SOCIAL ENTREPRENEUERSHIP UNIVERSITAS CIPUTRA

Bangun tidur kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi. Sepotong lagu masa kecil itu menjadi penanda kebiasaan yang dilakukan setiap pagi. Pesan sederhana untuk membiasakan membersihkan diri. Urusannya menjadi tidak sederhana ketika berhubungan dengan air.

Air bersih bagi warga Surabaya yang disediakan oleh PDAM milik Pemkot Surabaya 96 perseb bahan bakunya berasal dari Kali Surabaya. Sungai besar yang membelah Surabaya ini juga mulai sering disebut Bengawan Surabaya.

Disepanjang alirannya, sungai yang satu ini memiliki banyak probem sebelum akhirnya digunakan PDAM Surabaya sebagai bahan baku air bersih.

Kelas Social Entrepreneuership Universitas Ciputra Surabaya beberapa waktu lalu menyisir sungai ini supaya benar – benar tahu letak masalah dan cara mengatasinya. Mereka ingin mengatahui fakta tetang air sebagai bahan baku PDAM Surabaya dengan enyentuh, merasaka, dan mengajak warga berkomunikasi.

“Semula saya tidak terlalu tahu masalah air, sungai, dan limbah. Pengalaman sehari wisata peduli lingkungan ini membuat saya sadar this is something!” kata Betari Aisah, mahasiswa Fakultas Psikologi.

Secara berkelompok, 16 mahasiswa itu merumuskan masalah sosial dan menyusun gagasan solusi yang akan dijadikan project. Setiap hari warga Surabaya menggunakan 144 liter air bersih untuk keperluan sehari – hari seperti mandi, mencuci pakaian dan perkakas dapur, air konsumsi ibadah, dan keperluan lain.

“Sebagai pengguna air PDAM Surabaya saya miris melihat kondisi air sungai yang terkontaminasi limbah pabrik. Selain itu, air sungai yang tercemar limbah juga merusak ekosistem sungai,” tutur Diego Yasser Rastasenna, mahasiswa Psikologi.

Ekspedisi itu mengeksplorasi problem dan menggali potensi Bengawan Surabaya. Sungai in juga dimanfaatkan sebagai bahan baku PDAM Kabupaten Gresik. Layaknya detektif Conan, mereka mengumpulkan fakta untuk melihat situasi secara keseluruhan.

Karena fungsi vitalnya, sungai ini termasuk dalam kategori sungai strategis nasional. Namun sayang, meskipun digunakan untuk bahan baku air minum, sungai sepanjang 41 km ini juga menjadi tempat pembuangan beragam jenis limbah yang bersumber dari industri, pertanian dan permukiman.

Terdapat 96 lebih industri dan 6.000 permukiman yang berdiri di bantarannya. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2006 menyebutkan setiap hari sungai ini menjadi tempat pembuangan 75 ton limbah cair padahal daya tampungnya hanya 35ton per hari.

Ekspedisi Bengawan Surabaya dimulai dengan mengunjungi industri yang mengoperasionalkan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang baik. Setelah itu, dilanjutkan dengan perahu dan sepeda untuk melihat fungsi ekologis sungai untuk lingkungan hidup.

(tim social entrepreneuership)

Serunya Wisata Sungai

Dari pemantauan di lapangan saat mengunjungi perusahaan – perusahaan yang telah memiliki IPAL dan mengoperasionalkan dengan baik, membuat lega. Yang tidak mengolah dulu limbahnya itu yang mengkhawatirkan.

Ekspedisi Bengawan Surabaya ini merupakan pengalaman ynag menarik karena melakukan kegiatan pengambilan sample air limbah dan air sungai. Kelompok kecil itu mengetahui bahwa air limbah dapat mengubah kualitas air. Air juga memiliki kemampuan untuk menetralkan penurunan kualitas air. Sebelum melewati saluran pembuangan limbah, kondisi pH atau keasaman air masih normal yaitu menunjukan angka 7. Namun, saat bercampur dengan limbah, pH air langsung berupa menjadi 9 -10. Setelah beberapa meter kemudian, pH air kembali normal menjadi 7.

Selain itu industri besar, mahsiswa juga mengunjungi peternakan sapi di Desa Wringinanom, Gresik, yangmemelihara 50 sapi. Sebelum tahun 2010, kotoran sapi langsung dibuang ke sungai. Kini pemilik sapi dengan bantuan Dinas ESDM mengolah kotoran sapi untuk menghidupkan 40 kompor gas dari 40 KK di Desa Wringinanom. Setiap limbah yang dihasilkan dari proses produksi harus bisa dimanfaatkan dan digunakan kembali untuk menunjang kehidupan manusia.

Setelah mengamati aktivitas industri, peserta ekspedisi kelas Social Entrepreneuership bersepeda melewati tanggul dan mengambil flora dan fauna di bantaran sungai. Selama bersepeda, mereka melihat beragam tanaman yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sungai seperti jagung, pisang, petai, randu, cabai, dan tanaman semak yang berkhasiat obat.

Menurut Rezky Firmansyah, mahasiswa International Business Management, kawasan sempadan sungai ini layak dikembangkan menjadi kawasa wisata edukasi. “Selain bisa melihat view yang menyenangkan, masyarakat juga bisa mendapatkan informasi tentang ekosistem sungai, Itu akan menumbuhkan kepedulian dan kecintaan masyarakat kepada semua seungai.” Kata Rezky.

Mereka kini sedang menggagas Program menulis tentang Sungaiku 2045. Peserta pelajar diminta secara langsung melihat  kondisi faktual sungai dan bisa mewujudkan mimpi tentang sungai tahun 2045.

Selain itu mereka juga akan membuat River’s Snap, petualanagn sungai dengan bersepeda. Peserta menyusuri sempadan sungai dan memotret atau menggambarkan flora dan fauna menarik yang ditemui sepanjang perjalanan. Ada lagi kampanye Penyelamatan Sungai untuk mengajak lebih banyak warga agar peduli dengan kondisi sungai di Surabaya (tim social entreperenusedhip)

Digital Magzine

Quote: 

Hari ini saya merasakan asyiknya kelas alam. Kegiatan Kelas Social Entrepreneuership tidak hanya di dalam kelas, tetapi langsung terjun ke sungai bersama para dosen. Nah, ini yang terpenting gimana dosen dan mahasiswa sama – sama merasakan temapt yang sama di waktu yang sama. (Rezky Firmansyah, Mahasiswa International Business Management)

            Saya menemukan beberapa ikan yang mati terapung saat akan mengambil sample air sungai. Ini memebuktikan bahwa air sungai sudah rusak. Kita harus membuat sesuatu agar pemerintah tak hanya diam dengan kondisi sungai yang tercemar.(Diego Haffi Yasser Rastasenna, Fakultas Psikologi)

            Saya bisa melihat bagaiman air itu bisa menetralkan air tercemar dan memabantu aktivitas manusia. Kami juga melakukan penanaman pohon di tepi bengawan. Selain menjaga sungai agar tidak mengalami longsor, pohon juga menjadi rumah bagi burung dan beragam jenis erangga. Save Our River. (Setyo Ruci Dewa Ningrum, Fakultas Psikologi)

            Ekspedisi yang sangat menyenangkan. We didi have fun. Kami pergi ke pengolahan limbah industri dan ambil sampel outlet airnya. Kami juga naik perahu di sungai tempat pembuangan limbah industri, melihat proses pembuatan biogas dan belajar menamanm pohon. (Betari Aisah, Fakultas Psikologi)

Sumber: SURYA, SELASA, 24 FEBRUARI 2015

Bunga Bangsa, Inovasi Unggulan Bupati Pamekasan Achmad Syafii – Mentas dari Status Tertinggal

Mentas dari Status Tertinggal. Jawa Pos.14 Februari 2014.Hal.4

Pamekasan pernah berstatus sebagai kabupaten tertinggal seperti kabupaten lainnya di Madura. Sejak 2014, Pamekasan dinyatakan tidak tertinggal lagi oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggi (sekarang Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi).

Status sebagai kabupaten tertinggal melekat begitu lama pada Kabupaten Pamekasan. Bupati Achmad Syafii pun memutar otak untuk menghapus status tersebut. Dibuatkan program khusus untuk meminimalkan ketertinggalan itu. Program tersebut adalah bunga bangsa atau bupati ngajak bangun desa. Hasilnya pun signifikasn. Pamekasan berhasil mentas dari ketertinggalan.

Setelah dilantik mejadi bupati Pamekasaan pada April 2013, Syafii langsung tancap gas. Pria kelahiran 11 September 1964 itu berfokus membangun pedesaan. Diluncurkanlah program bunga bangsa.

Kegiatan tersebut dilakukan setiap tiga bulan sekali. Bupati dan wakilnya mengajak semua dan tinggal di lokasi itu selama dua hari. “Tujuannya lebih dekat dengan masyarakat. Kami kan  pelayan masyarakat.” Kata Syafii kepada  Jawa Pos.

Desa pertama menjadi sasaran adalah Des Bujur Barat, Kecamatan Batumarmar. Semua agenda dijadwalkan dengan baik. Saat tiba di lokasi, dia berkumpul dengan warga dan berbincang santai. Sementara itu, ara staf mendirikan tenda sebagai tempat tinggal dan posko.

Malamnya Syafii melakukan dialog dengan warga. Mereka bebas bertanya dan mengusulkan program yang diinginkan. Warga pun bergantian menyampaikan unek – unek. Semua  usulan dicatat dengan baik. “Kami betul – betul menyerap aspirasi masyarakat. Tahu langsung apa yang mereka inginkan. Selama ini kami dapat laporan yang baik – baik,” terang dia.

Jika ada usulan yang perlu tindakan langsung, kepada dinas diminta berkoordinasi dengan bawahannya untuk mengecek ke lapangan. Klaua membutuhkan penanganan secepatnya, petugas akan mengambil tindakan. Misalnya, ada warga yang sakit parah atau kerusakan infrastruktur yang perlu segera ditangani.

Pada hari kedua, paginya, dibuka ppelayanan KTP, KK, akta, dan layanan lainnya secara gratis di desa tersebut. Bupati juga meninjau rumah – rumah warga. Kalau mendapati rumah warga tidak memiliki WC, bupati akan memberikan bantuan. Warga yang menerima bantuan diwajibkan membangun WC dengan dana bantuan dari pemkab dan tabungan mereka.

Setiap selesai kegiatan, dia selalu mengevaluasi dan menyempurnakan yang masih kurang. Saat evaluasi pertama diketahui bahwa pihaknya kurang menyatu dengan warga. Penyebabnya, rombingan bupati tinggal di tenda. Akhirnyaa, pada kegiatan bunga bangsa berikutnya diiputuskan bahwa rombongan bupati tinggal di rumah warga.

Hingga saat ini sudah lima kali bunga bangsa diadakan. Sudah lima desa yang menjadi tempat pelaksanaan program andalan itu. Selain Desa Bujur Barat, kegiatan tersebut dilakukan di Desa Pasanggar, Palengaan Daja, Sana Daja, dan Kertagena. Dampak program itu sudah dirasakan masyarakat.

Namun, lanjut Syafii, dampak besar mungkin belum dirasakan masyarakat. “Sebenarnya, kami yang merasakan dampaknya. Kmai lebih tau kondisi mereka,” kata dia.

Dia menambahkan, program itu sudah diapresiasi Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi. Bahkan, Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi Marwan Jafar langsung datang meninjau. Syafii juga telah diminta datang ke Jakarta untuk mempresentasikan program bunga bangsa tersebut. Diperkirakan bunga bangsa akan menjadi percontohan nasional.

Pada 2014, Pamekasan bersama 69 kabupaten lainnya di Indonesia dinyatakan bebas dari status tertinggal. “Ada 10 kriteria yang harus di penuhi agar sebuah kabupaten bisa dinilai memiliki kinerja terbaik. Alhamdulillah, untuk indeks pembangunan manusia (IPM) dan peningkatan melek huruf, Pamekasan mendapatkan nilai terbaik dari 250 kabupaten tertinggal se Indonesia,” ungkapnya. (lum/c6/tom)

Belajar Ternak Sapi ke Australia

Gubernur  Jawa Timur Soekarwo pernah menyampaikan keinginannya menjadikan Madura sebagai pulau sapi. Ya, sapi madura memang terkenal. Terutama karapan sapi yang ajang tahunannya selalu menyedot wisatawan. Tapi, yang  dikembangkan saat ini adalah sapi potong.

Keinginan gubernur tersebut segera direspons oleh Bupati Pamekasan Achmad Syafii. Mendengar perintah presiden saat itu, Syafii langsung melakukan kunjungan ke Australia. Dia bersama beberapa stafnya saat itu belajar cara memelihara sapi yang baik di negeri kanguru itu.

Manurut Syafii, daging sapi Madura berpotensi menjadi daging kualitas terbaik, empuk, dan mahal. Tentu itu semua bisa terwujud asalkan sapinya diperlakukan dengan baik.

Selain itu, Syafii mendorong anak – anak muda di Pamekasan untuk mandiri dan memiliki usaha sendiri. Dia pun mengadakan Pamekasan Young Entrepreneuer Comprtition. Acara yang dilaksanakan bersama  Jawwa Pos Radar Madura dan Universitas Ciputra itu banyak diminati anak muda.

Dalam kegiatan ini, peserta diajari tentang perencanaan bisnis, membuat marketing. Mereka dididik langsung oleh instruktur dari UC. Selain mendapat materi mereka diminati untuk membuat konsep bisnis dan diadu dengan sepuluh orang yang mendapat penghargaan karena dianggap paling bagus.

Pada akhir acara, anak – anak muda itu diajak berkunjung ke beberapa pabrik di Sidoarjo. Salah satunya, pabrik sepatu. Mereka bisa bertanya kepada pihak pabrik terkait dengan pembuatan produk dan pemasarannya.

Dampak dari kegiatan itu cukup besar. Sekarang sudah banyak alumnus PYEC yang mempunyai usaha sendiri. Di antaaranya, usaha sepatu, tas, makanan, dan pakaian. (lum/c4/tom)

Achmad Syafii

(Menjabat 2003 – 2008 dan 2013 – 2018), Lahir : Pamekasan, 11 September 1964 Istri : Anni Rifaqatullaili

Sebagai Prestasi

Adi Bahkti Mina Bahari dari Kementerian Perikanan dan Kelautan, 2013

Tokoh Kesehatan Perdesaan, 2013

Kementerian PDT Award untuk program Bunga Bangsa, 2013 Adipura, 2014

Anubhawa Sasana dari Kemenkum HAM, 2014

Terbaik nasional penyusunan laporan keuangan dana tugas pembantuan (program pugar), 2014

Bunga Bangsa Adalah …

Mengajak pejabat pemkab tinggal di desa – desa terpencil selama 2 hari 1 malam.

Saat tinggal di desa, diadakan dialog dengan warga dan tokoh msyarakat di desa tersebut untuk menyerap aspirasi.

Di desa juga diadakan layanan kesehatan, akta kelahiran, KTP, dan KK secara gratis.

Gotong royong membangun sanitasi. Pemberian bantuan kepada warga yang kurang mampu. Penyuluhan pertanian dan kesehatan

Seminar. Hasilnya, sejak 2014, Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi menghapus Pamekasan dari daftar kabupaten tertinggal.

Sumber: Jawa Pos.14 Februari 2014.Hal.4


Mengubah Mindset sekaligus Membuka Jaringan Bisnis International

Mengubah Mindset Sekaligus Membuka Jaringan Bisnis Internasional. Surya.3 Februari 2015.Hal.4

Keberuntungan boleh jadi, itu yang dialami Paulus Hermawan Wibisono. Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) ini dapat mengikuti YES Challenge Indonesia (UC) Surabaya, 14 – 16 Januari 2015.

Sebelumnya, kampus mengikutsertakan tiga mahasiswa. Hanya saja, satu orang pulang kampung, dan satu lagi tengah mengerjakan skripsi. Tinggallah Paul sebagai peserta tunggal dari UKWMS. “Saya berangkat dan nginap di apartemen temen yang deket UC,” paparnya kepada Surya.

Selama tiga hari, Paul sapaan akrabnya, belajar dan menghayati secara benar tentang  entrepreneuership (kewirausahaan). Kegiatan itu benar – benar mengubah mindset-nya mengenai bisnis. Kebetulanya dirinya sedang membuat kecil – kecilan.

YES Challenge Indonesia 2015 mengambil tema ‘Human Centered Innovation Hackathon Bootcamp’. Baru kali pertama digelar di Surabaya. Universitas Ciputra dan Inha University Entrepreneuership Center yang berbasis di Incheon, Korsel, berkolaborasi mengembangkan konsep – konsep jaringan bisnis untuk kawula muda.

Menurut Paul, setidaknya ada tiga kegiatan utama. Pertama, perkenalan hingga paparan dari alumnus Universitas Ciputra yang bisnisnya sudah besar. Kedua, melakukan survei pasar sesuai dengan pembagian tema, dan ketiga, presentasi hasil riset passar serta eksekusinya.

Dari 30-an peserta, dibagi menjadi empat tim. Masing – masing 7-8 anggota. Mereka menggarap empat tema besar : K-Waves, Kuliner, Pengangguran Kaum Muda, dan Keamanan Berkendara.

“Tim saya bernama Top Team, kami bikin proposal K-Dream, sesuai tema K-Wave. Kami mewujudkan Event Organizer (EO) yang mengadakan ekshibisi di Korea,” papar Paul.

Proposal bisnis Paul dan kawan – kawan meniadakan huti fenomena demam Korea (Hallyu), atau tersebarnya budaya pop Korea secara global diberbagai negara di dunia. Fenomena ini memicu banyak orang mempelajari bahasa dan kebudayaan Korea.

 Bikin 10 Pertanyaan

Kurang lebih 10 pertanyaan menjadi dasar kuisoner proposal bisnis Paul dan kawan – kawan. Tim ini terjun langsung ke Ciputra World Surabaya (CWS). Mereka mewancarai 20 responden usia 12-28 tahun.

Hailnya, sebagia besar responden bersedia dtang ke acara yang digelar oleh EO Top Team bila benar – benar mendatangkan selebriti dari Korea dan siap mengeluarkan kocek Rp 500.000 hinggaRp 1,5 juta.

Para responden juga paling antusias dengan sejumlah boyband dan girlband asal Negeri Ginseng itu seperti SNSD (Girl’s Generation), EXO, Super Junior.

“Syukuran presentasi dan proposal tim saya mendapatkan penghargaan (reward) di akhir kegiatan,” papar Paul, alumnus SMAK Hendrikus Surabaya ini.

Sementara itu, Business Incubator Head Universitas Ciputra (UC), Suryani Halim menjelaskan, kegiatan Human Centered Innovation Hackathon Bootcamp sekaligus membukakan jaringan mahasiswa dengan mahasiswa international, serta mengangkat isu – isu yang dekat dengan kehidupan mereka.

Selain empat pengusaha muda yang tampil di hari pengajar di Inha University, anatara lain Linm Sung Hoon (profesor of Department of Mdical Engineering) dan Hongsung Yoo (profesor di Department of Business Administrator).

Lalu, Budher Song (Creative Director of Entrepreneurial Culture Cnter dari Korea), dan Monica (Undergoing Training to be a Positive Psychology Coach dari Singapura). “Ketika seseorang punya impi, dia akan melakukan segala sesuatu dengan senang hati dan tulus itu membuka jalan sukses,” terangnya

Sebelumnya, YES Challenge Indonesia pernah terselenggara di Jakarta, kerja sama Universitas Ciputra dengan Dongguk University pada 21-24 Desember 2014. (hri)

Sumber: Surya.3-Februari-2015.Hal_.4