Pariwisata dan Ikhtiar Menjaga Perdamaian. Kontan. 29 Agustus 2024. Hal.15
Pariwisata dan Ikhtiar Menjaga Perdamaian
29 Agustus 2024. Hal. 15
Perayaan Hari Pariwisata Sedunia (World Tourism Day) pada 27 September 2024 mengangkat tema “Tourism and Peace”. Tema yang ditetapkan lembaga pariwisata dunia, UN Tourism, mengingatkan pada deklarasi Konferensi Internasional Kepariwisataan di Manila, Filipina pada 1980 yang berbunyi “pariwisata dapat dijadikan elemen penting untuk perdamaian dunia” kemudian diikuti oleh Conference Tourism – A Vital Force for Peace di Vancouver, Kanada, pada 1988.
Pariwisata diharapkan menjadi media untuk membangun kesepahaman antarbangsa, melalui human interaction, perjumpaan antarbangsa dan budaya, saling menghormati antara tuan rumah (host) dan pengunjung (guest). Perjumpaan ini mewujudkan kerinduan umat manusia yang paling dalam, menemukan kebahagiaan dalam perbedaan yang memperkaya dan harmonis.
Mengunjungi Indonesia
Upaya masyarakat internasional yang dengan niat baik ingin mengenal dan kemudian mengunjungi Indonesia dapat dilacak sejak awal abad 20. Pertama, Achmad Sunjayadi dalam disertasinya yang dibukukan dengan judul Pariwisata di Hindia-Belanda (1891-1942) (Kepustakaan Populer Gramedia, 2019) menyatakan, sejarah pariwisata di Indonesia tidak terlepas dari kebijakan pemerintah Hindia-Belanda dan VTV, sebuah organisasi pariwisata yang berdiri di awal abad ke-20 dengan mendirikan Vereeniging Toeristenverkeer (VTV), sebuah organisasi pariwisata di Batavia, pada 13 April 1908. VTV berfungsi hingga 1942 dengan tugas utama mempromosikan, memberikan informasi dan membuat reklame pariwisata khususnya di Jawa dan kemudian disebarkan di dalam dan luar negeri.
Lebih lanjut Sunjayadi menuliskan, VTV memiliki perwakilan di Amerika Serikat, khususnya di New York, San Francisco, Honolulu, Hawaii. Antusiasme warga Amerika Serikat terhadap Indonesia (saat itu bernama Hindia-Belanda) juga tampak pada pembuatan film-film dokumenter dari beberapa perusahaan film. Di antaranya Burton Holmes Travel Talks dan melakukan perjalanan ke Jawa dan Bali pada 1918, hingga Pathé Frères juga memproduksi film dokumenter mengenai keindahan duduk dan situasi di Hindia-Belanda. Kemudian Newman Travel Talks dari perusahaan film yang pada 1924 melakukan perjalanan ke Jawa, terutama di Surakarta dan Yogyakarta, serta Bali dan Padang, untuk misi pembagian gambar. VTV menyatakan, film-film dokumenter tersebut menjadi media promosi pariwisata Hindia-Belanda.
Kedua, antropolog Miguel Covarrubias memopulerkan Bali pertama kali dalam buku Island of Bali tahun 1937 yang menggambarkan keindahan alam dan budaya Bali. Buku ini mendorong perjalanan masyarakat dunia ke Bali untuk mengalami perjumpaan dengan budaya Bali dan memberi apresiasi. Tak sedikit dari pengunjung berlatar belakang seniman dan pelukis dunia yang dengan niat baik untuk menggali inspirasi dan mendapatkan kebaikan di Tanah Dewata.
Mendiang Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy mengatakan, perjalanan wisata menjadikan satu kekuatan besar dalam perdamaian dan memahami masing-masing dari kita. Sebagai manusia yang hidup berpindah-pindah di dunia dan belajar untuk mengenal orang lain, agar bisa mengerti kebiasaan satu dengan lainnya dan saling memperkaya serta tidak ada rasa saling melukai, kita bisa melestarikan keragaman kualitas dari budaya yang ada dan memperbaiki kehidupan keseharian. Kita sedang membangun saling pengertian internasional yang dapat dengan cepat memperbaiki suasana perdamaian dunia (Kennedy, 1963).
Kesejahteraan bersama
Perdamaian menciptakan rasa aman yang memungkinkan setiap warga negara bekerja sama untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Dengan rasa aman itu, seluruh warga negara dapat menjalin relasi tanpa rasa terancam, tertekan atau dikucilkan. Berpergian menjadi ucapan syukur atas suasana perdamaian dan meningkatkan pentingnya senantiasa berkontribusi pada lestarinya perdamaian yang memungkinkan perjumpaan antarumat manusia, interaksi langsung dalam nuansa saling belajar, saling mengagumi dan saling menghormati. Hanya dengan perjumpaan dan interaksi itulah, perdamaian menjadi sangat bernilai.
Dalam skala domestik, pembelajaran atas suku-budaya dan religinitas antarbangsa Indonesia mengandalkan perjalanan wisata wisatawan domestik dari satu kota ke kota lain, dari satu budaya ke budaya yang lain, dan dari satu kepulauan ke kepulauan yang lain.
Akses transportasi dan paket wisata inbound berperan penting dalam “peziarahan” kebudayaan atas wawasan Nusantara ini. Contoh wisata religi yang sering dilakukan wisatawan domestik adalah ziarah yang kerap dilustrasikan perlunya adalah wisata religi, dalam ranah ini wisata religi umat Islam, dalam batasan tertentu, dapat dikunjungi oleh wisatawan non-Muslim. Pun halnya, wisata ziarah dan sejarah keberimanan Hindu, Budha, Protestan dan Katolik, juga dapat diakses oleh wisatawan lintas agama.
Pola ini berkembang di Bali. Wisatawan non-Hindu dapat mengambil air suci di suatu Pura atau sumber mata air yang menjadi tujuan wisata. Tentu, itu dilakukan dengan batas-batas tertentu. Demikian pula Yadnya Kasada, ritual keberimanan Hindu di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dapat diadakan oleh wisatawan non-Hindu.
Perjumpaan antar umat beragama juga terjadi di lokasi ziarah Gua Maria. Pengunjung objek wisata ziarah Katolik juga datang dari peziarah non-Katolik. Hal tersebut senada dengan kesepakatan para pimpinan dan pengurus tempat dan pusat ziarah se-Asia dalam pertemuan di Uijeongbu (30 kilometer Utara Seoul, Korea Selatan), pada 21-23 November 2005.
Pertemuan yang dihadiri oleh para peserta dari 14 negara di Asia dan Vatikan, memutuskan untuk menggunakan pusat-pusat peziarahan sebagai lokasi untuk melakukan evangelisasi, mempromosikan budaya kehidupan dan melakukan dialog dengan agama-agama lain.
(www.mirifica.net, 02/12/05).
Pariwisata mendidik upaya manusia untuk mensyukuri anugerah kehidupan, perdamaian dan kebersamaan. Rasa syukur atas perdamaian dunia dapat dinikmati melalui rekreasi.
Selamat Hari Pariwisata Sedunia 2024.
Rekognisi Bali dan Pariwisata Berkelanjutan. Kontan. 12 Oktober 2024. Hal.11
Rekognisi Bali dan Pariwisata Berkelanjutan
12 Oktober 2024. Hal.11
Bali kembali mendapat pengakuan internasional sebagai pulau terbaik ketiga dunia. Kali ini, yang memberi penghargaan adalah majalah bergengsi berbasis di New York, Amerika Serikat, Travel + Leisure Magazine. Majalah dengan jumlah pembaca mencapai 4,8 juta orang itu melakukan survei destinasi wisata dunia dari berbagai negara terkait daya tarik wisata, aktivitas wisata yang ditawarkan, kualitas restoran dan makanan, serta keramahan warga lokal.
Rekognisi lain dari masyarakat internasional untuk Bali adalah sebagai salah satu dari 10 besar pulau terbaik di Asia 2024 (Top Islands: Readers’ Choice Awards 2024) dari 575.000 voters Conde Nast Traveler. Penghargaan dari situs perjalanan yang juga berasal dari New York, Amerika Serikat, ini menegaskan posisi Bali sebagai top of mind pada pasar wisata internasional. Namun, rekognisi itu juga menjadi tantangan untuk keberlanjutan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan di Bali, yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas alam, budaya, serta peradaban Bali di masa kini dan mendatang.
Baru-baru ini Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) merilis Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Di dalamnya jelas menyatakan permasalahan aktual di destinasi pariwisata. Yakni pertama, degradasi lingkungan dan hilangnya budaya lokal akibat pariwisata yang tidak terkendali (overtourism) dan akulturasi budaya dari wisatawan. Kedua, terbatasnya amenitas, aksesibilitas, dan atraksi yang melaksanakan kaidah pariwisata berkelanjutan.
Ketiga, pengelolaan dan kualitas layanan pariwisata yang tidak berfokus kepada pengalaman. Keempat, rendahnya pengelolaan wisatawan akibat rendahnya kesadaran pariwisata dan tingkat kegiatan wisata. Kelima, kurangnya keterampilan sumber daya manusia pariwisata dan rendahnya pemanfaatan ekonomi pariwisata oleh masyarakat lokal.
Kompleksitas permasalahan tersebut menjadi fakta yang harus dihadapi dengan menetapkan arah kebijakan transformasi ekonomi, salah satunya melalui pembangunan destinasi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Bappenas mendefinisikan pariwisata berkelanjutan sebagai pariwisata yang berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat dan pelaku usaha, memenuhi kebutuhan pengunjung, pelestarian nilai luhur budaya, dan peningkatan kualitas ekologi. Harapannya, transformasi ekonomi tersebut mampu mencapai target di tahun 2029. Yakni, rasio produk domestik bruto (PDB) dari pariwisata naik menjadi sebesar 5% dan devisa pariwisata mencapai US$ 32 miliar.
Bersama dengan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Bali berkontribusi dalam perekonomian Indonesia sebesar 2,7% pada 2022 dan diproyeksikan meningkat menjadi 3% di 2025, dengan tema besar sumber daya, pariwisata dan ekonomi kreatif global.
Paralel dengan hal itu, pertumbuhan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan dibali khususnya dan indonesia umumnya, untuk menyambut dan mempersiapkan Indonesia Emas 2045. Bappenas (2024) merumuskan Indonesia Emas 2045 dalam beberapa tahapan pembangunan transformasi sosial yang harus dicapai tiap periode sebagai berikut :
Tahap pertama (2025-2029), difokuskan pada pemenuhab kebutuhan pelayanan dasar, seperti kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial. Tahap kedua, periode (2030-2034), menitikberatkan pada percepatan pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan inklusif. Pada tahap ketiga, periode (2035-2039), Indonesia mulai menitikberatkan pada penguatan daya saing SDM dan keberlanjutan kesejahteraan. Dan terakhir, di tahap keempat (2040-2045), transformasi sosial, memfokuskan pada perwujudan manusia Indonesia yang unggul.
Dalam 25 tahun ke depan, Indonesia telah membekali diri dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang memuat visi, misi, dan sasaran utama pencapaian Visi Indonesia Emas 2045. Di sana, Indonesia Emas 2045 digambarkan sebagai negara berdaulat, maju, dan berkelanjutan. Adapun sasaran visi Indonesia Emas 2045 adalah pendapatan per kapita Indonesia setara negara maju US$ 3.300 per kapita. Dalam periode ini, dibutuhkan rata-rata pertumbuhan ekonomi per tahun lebih dari 6%-7%.
Destinasi bernilai
Menjadikan Bali sebagai destinasi yang bernilai (value for money) bagi wisatawan mancanegara (wisman) tidaklah mudah. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menghendaki Bali tetap bersih dengan kedatangan wisman yang berkualitas.
Definisi wisman yang berkualitas dapat diperjelas melalui dua aspek. Pertama, wisman yang datang membelanjakan uang (spend of money) dalam jumlah besar. Berikutnya tersebar di berbagai mata rantai industri pariwisata, mulai kedatangan hingga kepulangan. Fenomena zero dollar tour diharapkan tidak terulang di masa depan.
Aspek selanjutnya atau kedua adalah dari segi lama tinggal (length of stay), wisman berkualitas tidak berorientasi pada paham menikmati sebanyak mungkin destinasi untuk mendapatkan manfaat tur semaksimal mungkin, dan membeli paket tur dengan itinerary yang padat, maksimal, dengan durasi waktu pendek.
Pariwisata yang berkualitas mensyaratkan input, proses, dan output yang berkualitas. Dalam hal input, selain wisatawan yang berkualitas dengan dua parameter utama di atas, pariwisata yang berkualitas memungkinkan penyerapan sumber daya lokal seoptimal mungkin dalam mata rantai industri pariwisata. Yakni, mulai dari bahan baku, pemasok dan sumber daya manusia lokal, termasuk investor yang berorientasi pada idealisme kepariwisataan untuk peningkatan kualitas hidup manusia dan lingkungan, dan tidak semata-mata mengejar keuntungan jangka pendek.
Pada akhirnya, pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan di Bali mensyaratkan profil wisatawan yang berkualitas, destinasi yang memberikan pengalaman berharga yang tak terlupakan, sumber daya manusia yang profesional dan masyarakat yang ramah, serta pengelolaan bisnis pariwisata yang mengindahkan kelestarian alam budaya lokal.
Dengan demikian, rekognisi Bali dari berbagai lembaga dunia seharusnya dapat dikonversi ke dalam mutu wisman yang datang dan kualitas alam yang lestari serta budaya yang terjaga. Sektor pariwisata Bali, khususnya, dapat diandalkan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Universitas Ciputra Surabaya kukuhkan guru besar ke-16. jatim.antaranews.com. 19 Desember 2024
Sumber:https://jatim.antaranews.com/berita/859902/universitas-ciputra-surabaya-kukuhkan-guru-besar-ke-16
Universitas Ciputra Surabaya kukuhkan guru besar ke-16
19 Desember 2024
Surabaya (ANTARA) – Universitas Ciputra (UC) mengukuhkan guru besar ke-16 mereka, yakni Prof. Dr. Christian Herdinata, S.E., M.M., CFP., QWP., CRP., AEPP., CIQnR., CIQaR, yang menjadi bukti komitmen kampus dalam memperkuat aspek akademik dan keilmuan.
Prof. Christian Herdinata dalam keterangan diterima di Surabaya, Kamis menyampaikan proses yang dilalui untuk mendapatkan gelar guru besar tidaklah singkat.
Dari jabatan Lektor Kepala hingga Guru Besar, waktu yang dibutuhkan mencapai sekitar dua tahun. Ditambah dengan proses administrasi hingga terbitnya Surat Keputusan (SK), total waktu yang diperlukan sekitar tiga tahun.
“Seorang profesor dituntut memiliki publikasi ilmiah internasional bereputasi. Penelitian yang dilakukan harus menghasilkan temuan yang signifikan dan diakui di tingkat global. Publikasi ini menjadi salah satu bukti keprofesoran seseorang,” kata Prof. Christian.
Dalam pidatonya, Prof. Christian membahas kajian tentang era digital financial transformation yang sedang mengubah sistem keuangan secara global. Dia menyoroti dampak digitalisasi, khususnya pergeseran dari penggunaan uang tunai kertas ke transaksi berbasis digital.
“Korporasi harus segera beradaptasi dengan perubahan ini. Kalau tidak, mereka akan tertinggal. Saya berharap perusahaan mampu memanfaatkan big data untuk memahami perilaku individu dalam menggunakan uang. Siapa yang menguasai data besar, dialah yang akan menguasai transaksi global di masa depan,” tuturnya.
Dia juga mengingatkan bahwa transformasi keuangan digital bukan hanya tantangan, tetapi peluang besar bagi berbagai sektor untuk berinovasi dan berkembang.
Sementara itu, Rektor Universitas Ciputra Surabaya Ir. Yohannes Somawiharja, M.Sc., mengungkapkan rasa bangganya atas capaian ini.
Menurutnya, Prof. Christian merupakan profesor ke-7 dari School of Management and Business yang menunjukkan konsistensi UC dalam meningkatkan kualitas akademik.
“Profesor Christian Herdinata sosok yang sangat fokus dan tekun. Capaian ini merupakan buah dari perjuangan dan kerja kerasnya. Hal ini juga menjadi bukti Universitas Ciputra terus memperbaiki diri, baik di sisi praktik profesional maupun akademik,” ucap dia.
Pengukuhan ini menandai langkah penting Universitas Ciputra dalam membangun reputasi akademiknya. Selain fokus pada praktik profesional, UC terus mendorong para akademisi dan mahasiswanya untuk unggul di bidang penelitian.
“Universitas Ciputra ingin mencetak individu-individu yang tidak hanya siap di dunia kerja, tetapi mampu berkontribusi melalui keilmuan yang relevan dengan kebutuhan zaman,” ujar Yohannes.
Prof. Christian Herdinata Resmi Dikukuhkan jadi Guru Besar ke 16 UC. www.pustakalewi.com. 19 Desember 2024
Sumber:https://www.pustakalewi.com/prof-christian-herdinata-resmi-dikukuhkan-jadi-guru-besar-ke-16-uc/
Prof. Christian Herdinata Resmi Dikukuhkan jadi Guru Besar ke 16 UC
19 Desember 2024
Surabaya – Membahas dan mengkaji persoalan digital financial transformation, Prof. Christian Herdinata S.E., M.M., CFP., QWP., CRP., AEPP., CIQnR., CIQaR, Rabu (18/12/2024) dikukuhkan sebagai Guru Besar ke 16 Universitas Ciputra (UC) untuk bidang Keuangan Digital atau digital financial.
Rektor Universitas Ciputra Surabaya Ir Yohannes Somawiharja, M.Sc., menyampaikan bahwa Prof. Christian Herdinata merupakan profesor ke 7 dari School of Management and Business, selain juga sebagai Guru Besar ke 16 di UC. “Prof. Christian merupakan Guru Besar ke 16 di Universitas Ciputra, sekaligus juga sebagai profesor ke 7 pada School of Management and Business,” terang Yosoma sapaan Ir. Yohanes Somawijaya Rektor UC.
Yosoma menambahkan bahwa keberhasilan sosok Prof. Christian adalah sebuah perjalanan akdemik yang cukup panjang sebagai seorang dosen kemudian berlanjut pada posisi yang berhasil diraihnya saat ini. “Tentunya ini adalah hasil dari ketekunan dan perjuangan yang tidak mudah oleh Prof. Christian. Keberhasilan ini sekaligus menunjukkan konsistensi UC dalam meningkatkan kualitas akademik,” tambah Yohanes.
Sementara itu, kepada awak media, Prof. Christian Herdinata menyampaikan bahwa dirinya memulai karir dari jabatan Lektor Kepala sampai kemudian berhasil menjadi Guru Besar butuh waktu sekitar tiga tahun. “Itu sampai terbitnya Surat Keputusan (SK). Belum lagi kewajiban membuat publikasi ilmiah dengan index internasional bereputasi. Ini juga butuh waktu. Jadi sebenarnya juga cukup panjang waktunya,” ungkap Prof. Christian.
Pada orasi ilmiahnya, Prof. Christian membahas kajian tentang era digital financial transformation yang sedang mengubah sistem keuangan secara global. “Digitalisasi bidang keuangan saat ini nampak jelas pada terjadinya pergeseran penggunaan uang tunai kertas menuju transaksi berbasis digital. Ini merupakan dampak yang terjadi,” kata Prof. Christian. Dan korporasi, lanjutnya harus mulai mempersiapkan diri untuk beradaptasi. “Korporasi harus mulai beradaptasi. Jika tidak mereka dipastikan akan tertinggal”
Ir. Yohannes Somawiharja Rektor UC menambahkan bahwa pengukuhan Guru Besar kali ini menandai langkah penting Universitas Ciputra membangun reputasi akademiknya. Tidak hanya fokus pada praktek profesional saja, UC terus mendorong para akademisi dan mahasiswanya unggul di bidang penelitian. “Kami, Universitas Ciputra ingin melahirkan mahasiswa atau individu, yang tidak hanya siap di dunia kerja, tetapi juga dapat memberikan kontribusi keilmuan yang sesuai atau relevan dengan yang dibutuhkan masyarakat luas,” tutup Yohannes.info/red
Guru Besar Universitas Ciputra Sebut Digital Financial Transformation Kedepan akan Semakin Spesifik. timesindonesia.co.id. 19 Desember 2024
Guru Besar Universitas Ciputra Sebut Digital Financial Transformation Kedepan akan Semakin Spesifik
19 Desember 2024
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Guru Besar Universitas Ciputra (UC), Prof. Dr. Christian Herdinata menyebut, trend dari digital financial transformation di dalam financial services mengalami kemajuan yang sangat cepat ditengah terjadinya business disruption, yang berdampak pada benefit for customer, benefit for industry, dan benefit for economy.
Hal tersebut ia sampaikan saat orasi ilmiah dalam pengukuhannya sebagai Guru Besar UC, Rabu (18/12/2024) kemarin. Menurutnya, digital keuangan kedepan akan semakin spesifik.
“Sehingga inovasi-inovasi itu diperlukan dengan menggabungkan teknologi dan financial bisnis,” jelas Prof. Chris.
Yang saat ini terjadi, digitalisasi keuangan mengalami pergeseran yang signifikan, dari transaksi menggunakan uang kertas ke transaksi berbasis digital.
“Harus mulai untuk mempersiapkan diri, terutama korporasi. Jika tidak, mereka dipastikan akan tertinggal,” jelasnya.
Lebih lanjut, Prof. Chris juga meneliti bahwa strategi peran tidak selalu berpengaruh signifikan pada sustainability. Sehingga, dalam membangun capability building harus memilih proses bisnis yang disesuaikan dengan kemampuan dinamis yang spesifik.
“Tak hanya itu, pendekatan-pendekatan inovasi yang tepat juga diperlukan,” katanya.
Sementara itu, Rektor Universitas Ciputra Surabaya Ir Yohannes Somawiharja mengaku senang bisa menambah jajaran Guru Besar di UC.
“Ini profesor ke 16 dan ke tujuh di School of Management of Business,” ungkapnya.
Yosoma juga mengakui bahwa keberhasilan Prof Christian dalam meraih jabatan tertinggi akademik adalah buah dari perjuangan panjangnya yang fokus dan rajin.
“Ini juga menunjukkan bahwa UC selalu memperbaiki diri dalam bidang keilmuan. Jadi tidak hanya di sisi praktik, tapi di sisi akademik juga kami kuat,” tandasnya. (*)
Universitas Ciputra Kukuhkan Guru Besar ke-16 di Bidang Keuangan Digital. jatim.jpnn.com. 18 Desember 2024
Universitas Ciputra Kukuhkan Guru Besar ke-16 di Bidang Keuangan Digital
18 Desember 2024
jatim.jpnn.com, SURABAYA – Universitas Ciputra (UC) mengukuhkan guru besar ke-16 mereka, yakni Prof Dr Christian Herdinata, S.E., M.M., CFP., QWP., CRP., AEPP., CIQnR., CIQaR. Pengukuhan itu berlangsung meriah dan menjadi bukti komitmen UC dalam memperkuat aspek akademik dan keilmuan.
Prof Christian Herdinata menyampaikan proses yang dilalui untuk mendapatkan gelar guru besar tidaklah singkat. Dari jabatan Lektor Kepala hingga Guru Besar, waktu yang dibutuhkan mencapai sekitar dua tahun. Ditambah dengan proses administrasi hingga terbitnya Surat Keputusan (SK), total waktu yang diperlukan sekitar tiga tahun.
“Seorang profesor dituntut memiliki publikasi ilmiah internasional bereputasi. Penelitian yang dilakukan harus menghasilkan temuan yang signifikan dan diakui di tingkat global. Publikasi ini menjadi salah satu bukti keprofesoran seseorang,” kata Prof Christian, Rabu (18/12).
Dalam pidatonya, Prof Christian membahas kajian tentang era digital financial transformation yang sedang mengubah sistem keuangan secara global. Dia menyoroti dampak digitalisasi, khususnya pergeseran dari penggunaan uang tunai kertas ke transaksi berbasis digital.
“Korporasi harus segera beradaptasi dengan perubahan ini. Kalau tidak, mereka akan tertinggal. Saya berharap perusahaan mampu memanfaatkan big data untuk memahami perilaku individu dalam menggunakan uang. Siapa yang menguasai data besar, dialah yang akan menguasai transaksi global di masa depan,” tuturnya.
Dia juga mengingatkan bahwa transformasi keuangan digital bukan hanya tantangan, tetapi peluang besar bagi berbagai sektor untuk berinovasi dan berkembang.
Sementara itu, Rektor Universitas Ciputra Surabaya Ir Yohannes Somawiharja, M.Sc., mengungkapkan rasa bangganya atas capaian ini.
Menurutnya, Prof Christian merupakan profesor ke-7 dari School of Management and Business yang menunjukkan konsistensi UC dalam meningkatkan kualitas akademik.
“Prof Christian Herdinata sosok yang sangat fokus dan tekun. Capaian ini merupakan buah dari perjuangan dan kerja kerasnya. Hal ini juga menjadi bukti Universitas Ciputra terus memperbaiki diri, baik di sisi praktik profesional maupun akademik,” ucap dia.
Pengukuhan ini menandai langkah penting Universitas Ciputra dalam membangun reputasi akademiknya. Selain fokus pada praktik profesional, UC terus mendorong para akademisi dan mahasiswanya untuk unggul di bidang penelitian.
“Universitas Ciputra ingin mencetak individu-individu yang tidak hanya siap di dunia kerja, tetapi mampu berkontribusi melalui keilmuan yang relevan dengan kebutuhan zaman,” ujar Yohannes. (mcr12/jpnn)
Bahas Digital Financial Transformation, Prof. Christian Herdinata Dikukuhkan jadi Guru Besar ke 16 UC. kilasjatim.com. 18 Desember 2024
Bahas Digital Financial Transformation, Prof. Christian Herdinata Dikukuhkan jadi Guru Besar ke 16 UC
18 Desember 2024
KILASJATIM.COM, SURABAYA – Membahas dan mengkaji persoalan digital financial transformation, Prof. Christian Herdinata S.E., M.M., CFP., QWP., CRP., AEPP., CIQnR., CIQaR, Rabu (18/12/2024) dikukuhkan sebagai Guru Besar ke 16 Universitas Ciputra (UC) untuk bidang Keuangan Digital atau digital financial.
Rektor Universitas Ciputra Surabaya Ir Yohannes Somawiharja, M.Sc., menyampaikan bahwa Prof. Christian Herdinata merupakan profesor ke 7 dari School of Management and Business, selain juga sebagai Guru Besar ke 16 di UC. “Prof. Christian merupakan Guru Besar ke 16 di Universitas Ciputra, sekaligus juga sebagai profesor ke 7 pada School of Management and Business,” terang Yosoma sapaan Ir. Yohanes Somawijaya Rektor UC.
Yosoma menambahkan bahwa keberhasilan sosok Prof. Christian adalah sebuah perjalanan akdemik yang cukup panjang sebagai seorang dosen kemudian berlanjut pada posisi yang berhasil diraihnya saat ini. “Tentunya ini adalah hasil dari ketekunan dan perjuangan yang tidak mudah oleh Prof. Christian. Keberhasilan ini sekaligus menunjukkan konsistensi UC dalam meningkatkan kualitas akademik,” tambah Yohanes.
Sementara itu, kepada awak media, Prof. Christian Herdinata menyampaikan bahwa dirinya memulai karir dari jabatan Lektor Kepala sampai kemudian berhasil menjadi Guru Besar butuh waktu sekitar tiga tahun. “Itu sampai terbitnya Surat Keputusan (SK). Belum lagi kewajiban membuat publikasi ilmiah dengan index internasional bereputasi. Ini juga butuh waktu. Jadi sebenarnya juga cukup panjang waktunya,” ungkap Prof. Christian.
Pada orasi ilmiahnya, Prof. Christian membahas kajian tentang era digital financial transformation yang sedang mengubah sistem keuangan secara global. “Digitalisasi bidang keuangan saat ini nampak jelas pada terjadinya pergeseran penggunaan uang tunai kertas menuju transaksi berbasis digital. Ini merupakan dampak yang terjadi,” kata Prof. Christian. Dan korporasi, lanjutnya harus mulai mempersiapkan diri untuk beradaptasi. “Korporasi harus mulai beradaptasi. Jika tidak mereka dipastikan akan tertinggal”.
Ir. Yohannes Somawiharja Rektor UC menambahkan bahwa pengukuhan Guru Besar kali ini menandai langkah penting Universitas Ciputra membangun reputasi akademiknya. Tidak hanya fokus pada praktek profesional saja, UC terus mendorong para akademisi dan mahasiswanya unggul di bidang penelitian. “Kami, Universitas Ciputra ingin melahirkan mahasiswa atau individu, yang tidak hanya siap di dunia kerja, tetapi juga dapat memberikan kontribusi keilmuan yang sesuai atau relevan dengan yang dibutuhkan masyarakat luas,” tutup Yohannes.(tok)
Universitas Ciputra Surabaya Kukuhkan Guru Besar Bidang Transformasi Keuangan Digital. suryamalang.tribunnews.com. 19 Desember 2024
Universitas Ciputra Surabaya Kukuhkan Guru Besar Bidang Transformasi Keuangan Digital
19 Desember 2024
SURYAMALANG.COM, SURABAYA – Universitas Ciputra (UC) Surabaya mengukuhkan guru besar ke-16, yakni Prof Dr Christian Herdinata SE MM CFP QWP CRP AEPP CIQnR CIQaR di Auditorium lantai 7 UC, Rabu (18/12/2024).
Christian menjadi guru besar setelah selama tiga tahun menyiapkan berbagai riset dan publikasi sebagai persyaratan meraih jabatan akademik tertinggi tersebut.
Prof Christian Herdinata mengungkapkan proses yang dilalui untuk mendapatkan gelar guru besar tidaklah singkat.
Dari jabatan Lektor Kepala hingga Guru Besar, waktu yang dibutuhkan mencapai sekitar dua tahun. Ditambah dengan proses administrasi hingga terbitnya Surat Keputusan (SK), total waktu yang diperlukan sekitar tiga tahun.
“Seorang profesor dituntut memiliki publikasi ilmiah internasional bereputasi. Penelitian yang dilakukan harus menghasilkan temuan yang signifikan dan diakui di tingkat global. Publikasi ini menjadi salah satu bukti keprofesoran seseorang,” kata Prof Christian, Kamis (19/12/2024).
Dalam orasi ilmiahnya saat pengukuhan, Prof Christian membahas kajian tentang era digital financial transformation yang sedang mengubah sistem keuangan secara global. Dia menyoroti dampak digitalisasi, khususnya pergeseran dari penggunaan uang tunai kertas ke transaksi berbasis digital.
“Korporasi harus segera beradaptasi dengan perubahan ini. Kalau tidak, mereka akan tertinggal. Saya berharap perusahaan mampu memanfaatkan big data untuk memahami perilaku individu dalam menggunakan uang. Siapa yang menguasai data besar, dialah yang akan menguasai transaksi global di masa depan,” tuturnya.
Dia juga mengingatkan bahwa transformasi keuangan digital bukan hanya tantangan, tetapi peluang besar bagi berbagai sektor untuk berinovasi dan berkembang.
Sementara itu, Rektor Universitas Ciputra (UC) Surabaya, Ir Yohannes Somawiharja MSc mengungkapkan rasa bangganya atas capaian ini.
Menurutnya, Prof Christian merupakan profesor ke-7 dari School of Management and Business yang menunjukkan konsistensi UC dalam meningkatkan kualitas akademik.
“Prof Christian Herdinata sosok yang sangat fokus dan tekun. Capaian ini merupakan buah dari perjuangan dan kerja kerasnya.”
“Hal ini juga menjadi bukti Universitas Ciputra terus memperbaiki diri, baik di sisi praktik profesional maupun akademik,” ucap dia.
Pengukuhan ini menandai langkah penting Universitas Ciputra dalam membangun reputasi akademiknya. Selain fokus pada praktik profesional, UC terus mendorong para akademisi dan mahasiswanya untuk unggul di bidang penelitian.
“Universitas Ciputra ingin mencetak individu-individu yang tidak hanya siap di dunia kerja, tetapi mampu berkontribusi melalui keilmuan yang relevan dengan kebutuhan zaman,” ujar Yohannes.
Peristiwa, Pendidikan Universitas Ciputra Kukuhkan Guru Besar ke-16, Soroti Transformasi Keuangan Digital. mili.id. 18 Desember 2024
Universitas Ciputra Kukuhkan Guru Besar ke-16, Soroti Transformasi Keuangan Digital
Surabaya, mili.id – Universitas Ciputra (UC) kembali mengukuhkan Prof Dr Christian Herdinata sebagai guru besar ke-16 di Dian Auditorium Main Building UC lantai 7, Rabu (18/12/2024).
“Hal ini menjadi bukti Universitas Ciputra terus memperbaiki diri, baik di sisi praktik profesional maupun akademik,” ujarnya.
Menurutnya, Prof Christian merupakan profesor ke-7 dari School of Management and Business yang menunjukkan konsistensi UC dalam meningkatkan kualitas akademik.
“Prof Christian Herdinata sosok yang sangat fokus dan tekun. Capaian ini merupakan buah dari perjuangan dan kerja kerasnya,” lanjutnya.
Pengukuhan ini juga menandai langkah penting Universitas Ciputra dalam membangun reputasi akademiknya. UC terus mendorong para akademisi dan mahasiswanya untuk unggul di bidang penelitian.
“Universitas Ciputra ingin mencetak individu-individu yang tidak hanya siap di dunia kerja, tetapi mampu berkontribusi melalui keilmuan yang relevan dengan kebutuhan zaman,” tambahnya.
Sementara itu, Prof Christian Herdinata menyampaikan proses yang dilalui untuk mendapatkan gelar guru besar tidaklah singkat, mulai dari jabatan Lektor Kepala hingga Guru Besar.
Waktu yang dibutuhkan mencapai sekitar dua tahun. Ditambah dengan proses administrasi hingga terbitnya Surat Keputusan (SK), total waktu yang diperlukan sekitar tiga tahun.
“Korporasi harus segera beradaptasi dengan perubahan ini. Kalau tidak, mereka akan tertinggal. Saya berharap perusahaan mampu memanfaatkan big data untuk memahami perilaku individu dalam menggunakan uang. Siapa yang menguasai data besar, dialah yang akan menguasai transaksi global di masa depan,” pungkasnya.