Selain Stasiun Surabaya Kota atau Stasiun Semut, yang menonjol di kawasan Stasiun Kota adalah Pasar Atom. Meskipun berada di kawasan Bunguran dan Gembong, Pasar Atom ini dahulu masih masuk di kawasan Stasiun Kota, lokasi stasiun yang dibuka Stasiun Semut.
Mus Pumadani
Wartawan Radar Surabaya
PASAR Atom merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Surabaya. Kerukunan etnis Tionghoa dan terlihat di kawasan ini.
Pemerhati sejarah Kota Surabaya Chrisyandi Tri Kartika mengatakan, sebelum ada bangunan, dulunya Pasar Atom adalah semacam pedagang kaki lima (PKL) yang berada di dua sisi sungai Pegirian.
Menurutnya, berdasarkan buku Signivicant Matters of Sourabaya keberadaan Pasar Atom ini diperkirakan sejak tahun 1954. “Pasar Atom merupakan pasar swasta,” katanya kepada Radar Surabaya.
Pustakawan Universitas Ciputra Surabaya ini menambahkan, Pasar Atom ada dua yakni Jalan Bunguran-Gembong dan di Jagiran. Yakni sepanjang Bunguran mulai jembatan tembus Semut sampai depo sampah. Kemudian sisi seberangnya Permatabong mulai jembatan ke Semut sampai jembatan Cantian. “Dari jembatan penghubung sampai rel, nyambung sesudah viaduct terus masuk Pecindilan sampai jembatan Kalianyar nyambung Undaan Wetan sekitar 10 kios. Demikian pula sisi Bunguran sambung Pengampon dan sebagian Undaan Kulon, tidak disebut Pasar Atom,” jelasnya.
Chris berkata, Pasar Atom adalah perpaduan pasar kelas menengah ke atas hingga ke bawah. Ini terlihat dari banyaknya penjual jajanan pasar, barang rombengan hingga fashion. “Uniknya bahasa masyarakat sekitar Pasar Atom ini campur-campur antara etnis Tionghoa dan Suroboyoan” tuturnya.
Lebih lanjut Chria mengatakan, dari buku Surabaya Dalam Lintasan Pembangunan 1980 Wilayah Pusat Perbelanjaan Pasar Atom dibangun dua tahap.
Pasar Atom …
Pada Tahap I dibangun tiga lantai di atas lahan seluas 15.000 meter persegi. Dibangun 6 Februari 1978 hingga 6 Mei 1979 dan diresmikan 25 Juni 1979. “Bangunan tahap 1 ini memiliki 350 unit toko, “katanya.
Sedangkan pembangunan tahap 2 juga dibangun tiga lantai, namun di atas lahan 12.000 meter persegi. Pembangunan dimulai dari 6 Februari 1979 sampai 6 Maret 1980.” Bangunan ini hanya memiliki 300 toko, “ujarnya. (bersambung / nur)
Sumber: Radar Surabaya. 10 Maret 2021. Hal.3

