Sumber:https://kilasjatim.com/museum-virtual-bunyi-yogya-dipamerkan-di-ritus-raya/

Museum Virtual Bunyi Yogya Dipamerkan di Ritus Raya

26 Agustus 2025

KILASJATIM.COM, Surabaya – Identitas akustik Kota Yogyakarta kini resmi diabadikan dalam bentuk museum virtual. Universitas Ciputra Surabaya menghadirkan instalasi “Yogyakarta’s Soundscape Virtual Museum” pada pameran Lawatan Nusa Raya: Ritus Raya di Bentara Budaya Yogyakarta, yang dibuka awal Agustus lalu oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan.

Proyek riset lintas disiplin ini dipimpin Prof. Christina Eviutami Mediastika dari Program Studi Arsitektur UC, dengan dukungan pendanaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) periode Juni–Desember 2025. Kolaborasi melibatkan tiga program studi UC, Arsitektur, Visual Communication Design (VCD), dan Informatika, serta Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.

Riset ini lahir dari keprihatinan akan semakin memudarnya bunyi khas Yogyakarta akibat urbanisasi. Laporan JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia) menyebut lebih dari 60% kota pusaka di Indonesia kehilangan identitas budaya. Melalui museum virtual, bunyi andong, drumband subuh, hingga kicau burung didokumentasikan agar tetap lestari. “Identitas kota bukan hanya visual, tetapi juga akustik. Jika tidak diarsipkan, generasi mendatang bisa kehilangan warisan tak benda ini,” ujar Christina.

Di bawah arahan Putu Wardhani, laboran Ars-UC sekaligus seniman, mahasiswa VCD menampilkan mural raksasa yang memvisualkan kontras Yogya tempo dulu dan kini. Tim Informatika UC melengkapinya dengan teknologi soundscape, menciptakan pengalaman imersif di mana pengunjung dapat melihat sekaligus mendengar sejarah kota.

Pameran Ritus Raya berlangsung beriringan dengan Rakernas JKPI yang dihadiri perwakilan kota pusaka se-Indonesia. Instalasi museum virtual ini menjadi sorotan utama karena membuka model baru dokumentasi budaya berbasis teknologi. “Harapannya, museum ini menjadi prototipe untuk kota pusaka lain di Indonesia,” kata Yetti Martanti, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.

Kehadiran Yogyakarta’s Soundscape Virtual Museum menegaskan bahwa seni, desain, dan teknologi dapat bersinergi dalam menjaga warisan budaya. Lebih dari sekadar dokumentasi, inovasi ini menawarkan cara baru, interaktif, dan relevan untuk mengenalkan identitas kota kepada generasi digital.(tok)