Tradisi Cheng Beng
Radar Surabaya. 6 April 2022. Hal. 1
PEMBERSIHAN MAKAM: Salah satu keluarga Tionghoa melakukan tradisi Cheng Beng di makam keluarganya di Pemakaman Kristen Kembang Kuning, Rabu (5/4).
BAKTI kepada leluhur tak boleh putus. Seperti halnya tradisi warga Tionghoa, yakni peringatan Cheng Beng. Upacara membersihkan. makam menjadi kegiatan tahunan yang cukup penting.
Cheng Beng diambil dari bahasa Hokkian. Itu berarti bersih-bersih makam. Momen itu juga disebut hari arwah atau hari ziarah.
Direktur Surabaya Heritage Society Freddy H. Istanto mengatakan, budaya ini adalah perayaan penting selain perayaan musim semi di Tiongkok. Seluruh keturunan Tionghoa merayakan tradisi ini. Tak hanya Tiongkok, warga Surabaya juga.
“Di Tiongkok, festival ini digelar 15 hari setelah ekuinoks musim semi, biasanya antara 3 April sampai 5 April. Sampai menjadi hari libur nasional,” ujarnya, Rabu (5/4). Tradisi ini seperti berziarah. Keluarga dan kerabat dari orang yang sudah meninggal mengunjungi makam. Mereka membersih- kan makam, berdoa, dan memberikan persembahan. “Tabur bunga, dupa, lilin, makanan, atau minuman tertentu,” jelasnya.
Istilah lainnya adalah Hari Menyapu Makam. Bagian terpenting dari tradisi ini adalah membersihkan makam. Kegiatan ini menjadi simbol rasa hormat kepada leluhur. “Berkaitan erat dengan bakti dan pemujaan sesuai tradisi Tionghoa,” ucapnya.
Freddy menjelaskan, tradisi Cheng Beng di Surabaya cukup berbeda. Keluarga mempersembahkan nasi, lauk pauk, buah, dan minuman. (hil/nur)