Ampo, Camilan Lezat dari Tanah Liat. Jawa Pos.7 Juli 2014.Hal.12

Ingin menyuguhkan camilan yang tidak biasa untuk tamu-tamu lebaran nanti? Ada ampo, “waferstik” tradisional ala Tuban. Bahannya benar-benar unik. Yakni, tanah liat yang diambil dari sawah.

Ampo sangat gurih dan sedikit berasa tanah. Rasimah, 50, warga Dusun Trowulan, Kecamatan Semanding, Tuban, merupakan satu-satunya keluarga yang masih bertahan membuat ampo. Dia adalah generasi ketiga dari keluarganya.

Setiap hari dia bisa membuat 20 kg ampo dari tanah liat. Ampo tersebut dijual kepada tetangga maupun pasar baru Tuban. Harganya sangat terjangkau. Sebanyak 1 kilogram ampo hanya Rp. 6000.

Pada umumnya, ampo menjadi hidangan bagi orang yang memiliki hajatan. Baik mantenan, sunat, maupun hajatan lain. Meski demikian, ada sebagian orang yang mengonsumsi ampo secara pribadi. “Sebab, ampo juga dianggap cemilan dan obat untuk perut,” ungkapnya kemarin. Bagi yang meyakini ampo sebagai obat, ampo dimasukkan ke dalam air secukupnya. Setelah merata layaknya kopi, ampo langsung diminum.

Selain itu, pembuatan ampo tidak memerlukan tanag khusus. Yakni, hanya tanah liat biasa dari sawah. Tanah kering dari sawah itu lantas dibasahi dengan air secukupnya agar menjadi lembek.

Kemudian, tanah tersebut dipadatkan dengan bantuan kayu. Jika sudah padat, ampo dibentuk panjang dan bulat. Setelah berkumpul, ampo yang telah dibentuk dipanggang dengan api. Ampo yang dirasa telah matang dan kering bisa dihidangkan. Berani mencoba?

Sumber :  Jawa Pos. 7 Juli 2014. Hal. 12.