
Sastra bersemi di Kupang , Nusa Tenggara Timur . Di kota yang memiliki adat dan tradisi yang kuat ini , muncul ratusan peminat sastra , sebagian di antaranya menjadi penyair . Sayang , sekian lama mereka terabaikan . Pastor Amanche Franck Oe Ninu Pr melihat potensi mereka . la pun menghimpun para peminat sastra dalam sejumlah komunitas . Dari situ lahir puluhan sastrawan dan penyair .
OLEH KORNELIS KEWA AMA
Nama asli Amanche Franck Oe Ninu Pr adalah Fransiskus Amandus Oe Ninu Pr . mun , ia lebih suka menggunakan na ma Amanche dalam karya – karya sas tra yang ia buat . Nama Amanche diambil dari Amandus , sedangkan Franck dari Fransiskus . Sementara itu . Oe Ninu tetap ia pertahankan karena merupalan warisan leluhur . sekaligus alar budaya asli . Ketertarikan Amanche di bidang sastra dan teater mulai tumbuh sejak ia duduk di bangku SMA Seminari Depoi Kota Kupang Cerpen , puisi , dan naskah dram karya Amanche menghiasi majalah dinding dan ta man baca SMA Seminari Oepoi waktu itu .
Mengenyam pendidikan tingkat SMP sampai perguruan tinggi di Kota Kupang membuat Amanche kersal be tul para peminat sestra di kota itu . Mereka menulis puisi , membaca , dan menikmati puisi , juga cerita pendek . Mereka juga berpantun lewat ba hasa – bahasa daerah dalam ritual adat.
Setelah dihabiskan sebagai pastor , ia mengajar di SMA Seminari Oepoi Kota Kupung 2007. Saat itulah , Amanche menggugas dan mendirikan Komunitas Sastra Seminari Oepoi Kota Kupang , Pada 2010 , SMA Ka tolik Giovani Kupang meminta Amanche mendirikan Komunitas Sastra SMA Giovani untuk mewadahi balit , minat , dan hobi menulis puisi . cerpen , dan prosa para siswa se tempat . Sebagian besar tulisan me reka dipublikasikan di media lokal , majalah dinding dan majalah se- kolah.
Untuk menampung balat dan mi- bu nat masyarakat umum di bidang sas tra , Amanche lantas mendirikan Ko- mal munitas Sastra Dusun Flobamora ( KSDF ) , 19 Februari 2011. Flobamora singatan dari pulau – pulau di NTT , yakni Flores , Sumba , Timor , dan Alor Nama ini terbentuk sebelum kabu- paten Kepulauan , yakni Rote dan Sa- bu Raijus , menjadi daerah otonom Anggotanya tidak hanya Kota Ku- pang tetapi juga tersebar di 22 ka bupaten / kota di NTT .
” Kelompok itu terdiri dari dosen , mahasiswa , rohaniwan , wartawan , guru , dan pengusaha . Mereka memilik minat atau bakat di bidang puisi dan cerpen , termasuk minat di bidang syair – synir bahasa lokal , tetapi tidak terwadalikan . Karya puisi dan cerpen mereka sangat bagus , tetapi yang termuat di media massa sangat terbatas , ” kata Amanche , awal NoVember.
Di Kota Kupang anggota KSDF yang aktif hanya 15 orang Mereka setiap Sabtu sore bertemu di rumah Amanche di Kota Kupang mendis kusikan berbagai persoalan sekitar sastra dan literasi , termasuk diskusi tentang puisi , cerpen , dan tulisan lain di surat kabar nasional dan lokal . Mereka membahas karya sastra para penulis kata per kata .
Di dalam lemari besar milik Aman che berukuran lebar 2 meter dan tinggi 4 meter tersimpan kiran – koran dan jurnal sastra dari berbagai pe terbit Koran dan jurnal itulah yang menjadi bahan diskusi sastra .
” Puisi menyampaikan informasi yang terbungkus dengan kata – kata puitis sehingga tidak mudah di palami banyak orang Di sinilah kelebihan puisi . Sastrawan lokal NTT , Mario F Lawi , misalnya , lebih banyak menyampaikan pesan – pesan rohani kristiani melalui puisi , ” kata Aman.
Seorang penyair selalu mendasar- kan karyanya pada lingkungan , budaya dan tradisi , tempat ia lahir dan dibesarkan . Ia selalu meng- gunakan alam , tempat , sarana dan prasarana di lingkungan tempat ia tinggal untuk menyampaikan pesan kepada publik lewat puisi atau oer- pen.
Sebagai rohaniwan Katolik , dalam berbagai kesempatan , Amanche me nyampaikan pesan pesan rohani da- lam bentuk puisi , sajak , cerpen , dan drama . Kritik – kritik terhadap ke hidupan sosial ditampilkan dalam ga ya sastra . Ini dinilai lebih terhormat karena tidak menyerang para peng ambu kebijakan secara terbuka , terutama menyangkut perilaku korupsi
Lahimya sastrawan
Dari komunitas komunitas sastra itu lahir sejumlah sastrawan , seperti Mario F Lawi yang puisi – puisinya pernah dimuat di rubrik praisi harian Kompas dan sejumlah surat kabar dan jurnal lainnya . Karya – karyanya juga dicetak dalam sejumlah buku kum pulan puisi seperti Lelaki Bukan Malaikat , Memorial , Mendengarkan Goldplay , dan Ekuristi .
Selain itu , muncul nama Christian Dicky Senda dengan buku – buku , an tara lain , Ceran Hati ( 2011 ) . Kanuku Leon ( 2013 ) . Sai Rai ( 2011 ) , dan se jumlah karya sastra lain yang di terbitkan di sejumlah media massa dan jumal sastra NIT .
Para sastrawan Kota Kupang yang telah mentas ini setiap malam Ming gu menggelar beberapa kegiatan di Taman Nostalgia Kota Kupang , Me reka membagi buku karya sastra , ber diskusi soal sastra , dan membaca puisi . Ini dilakukan secara cuma – cu ma sekadar menghibur masyarakat.
Setiap bulan diterbitkan jurnal Sas tra Satana Lontar Kanang atau Sum tarang . Jurnal ini hasil karya penyair dan seniman dari anggota Dusun Flo bamora , termasuk di dalamnya be berapa siswa SMP dan SMA yang berbakat di bidang sastra .
Karena biaya terbatas , Santarang hanya dicetak 100 eksemplar setiap edisi dan diperuntukkan khusus bagi sastrawan lokal yang berkontribusi dalam proses percetakan . Masyarakat umum yang ingin membaca bisa menikmatinya melalui media online.
Sumber: Kompas. 8 Desember 2017. Hal. 16
