Beraksi Ditemani Playlist Lagu Favorit
Hidup Shienny Megawati Sutanto tidak bisa jauh dari menggambar. Sejak kecil,shienny biasa menggambar setiap hari. Kini dia menjadi seorang komikus dan novelis.
Shienny sangat ingat, saat masih SD dulu, pikirannya hanya menggambar dan menggambar. Ketika guru menerangkan, dia tidak mendengarkannya. Perempuan yang kini menjadi dosen desain komunikasi visual universitas ciputra itu malah menggambar di buku bukunya. Dia belajar menggambar secara otodidak. “waktu SMP dan SMA, saya mulai bikin komik singkat. Saya kirim ke tabloid dan dimuat” tuturnya, lantas tersenyum. Lulus SMA, shienny memilih jurusan yang bisa mendukung hobinya, yaitu desain komunikasi visual universitas Kristen petra. Saat itu, dia mulai membuat komik “versi serius” dan dikirimkan ke penerbit penerbit. Usahanya berbuah. Saat semester III, putri pasangan (alm) wiyono sutanto dan (almh) lilik winarni itu diberi kabar oleh penerbit elex media komputindo bahwa mereka akan menerbitkan komiknya. Perasaannya tidak karuan saat itu. “apalagi saat lihat royaltinya. Wah, saya bisa bayar kuliah sendiri kalau begini” ucap perempuan kelahiran 25 september 1981 tersebut, lantas tertawa. Selama kuliah S1, shienny menghasilkan tujuh komik yang diterbitkan penerbit yang sama. Komik komik itu adalah past promise, white castle, love flies, le ciel, le ciel the journey continuous, love junction, dan fake angel. Ada juga satu buku tutorial, yaitu drawing tutorial for beginner. Sebenarnya, sejak lulus S1,shienny mulai menjadi dosen part time. Namun, di sela sela kesibukannya, dia selalu menyempatkan untuk menggambar komik. Inspirasi mengarang cerita bisa datang dari mana saja. “dari curhatan teman, dari buku lainnya. Apa saja” terang penghobi membaca tersebut. Menggambar dan menulis, bagi shienny, adalah proses alamiah. Dia tidak membutuhkan pergi ke tempat sepi dan terpencil untuk menggambar atau menulis. Cukup di sebuah ruangan yang kondusif, tidak berisik, dengan berbekal playlist lagu lagu kesukaan. Maka, dia bisa menggambar atau menulis ber jam jam lamanya. Dulu, sekali menggambar, dia bisa membuat 5-10 halaman sketsa saja. Hal itu belum termasuk meninta dan finishing. Awalnya, dia menggunakan pensil warna mekanik yang biasa. Untuk meninta, dia memnggunakan drawing pen. “tapi,sekarang proses meninta saya lakukan secara digital dengan menggunakan pen tablet” ulasnya. Dia mengungkapkan, di otaknya punya banyak ide yang tidak sabar ingin ditumpahkan menjadi cerita. Baginya, ide ide baru gampang datang. “karena saya suka membaca novel novel fantasi. Jadi itu bisa merangsang munculnya ide” ungkap penggemar jonathan stroud, penulis novel dari inggris itu. Pada 2007, perempuan berusia 34 tahun tersebut mulai membuat tetralogi ther melian. Dia membuat tetralogi sekitar tiga tahun. Pada 2010, dia me-launching novel tetralogi pertamanya, yaitu ther melian: revelation. Meski samasama terselesaikan dalam waktu tiga tahun, dia tetap me-launching keempatnya dalam waktu yang tidak bersamaan. Tiga buku selanjutnya adalah ther melian: chronicle, discord, dan genesis. Bungsu diantara empat saudara itu tidak memungkiri, kesibukan yang sekarang membuatnya lebih suka menulis daripada menggambar. Dalam menggambar, dibutuhkan waktu yang lebih lama dan perhatian yang lebih banyak. “tapi, dimana pun, misalnya sedang menunggu mahasiswa yang ujian, saya akan lakukan menggambar” ujarnya lantas tertawa.
Sumber: Jawa pos, 4 Januari 2016
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!