Kota Lama
Secara umum, kawasan Bibis memiliki beberapa tempat bersejarah, selain dari Jalan Bibis itu sendiri dan Jalan Bibis Tama yang pernah menjadi salah satu jalan penting karena kawasan ini merupakan kawasan pinggir Sungai Kalimas. Dinamisasi aktivitas warga di kawasan ini sampai sekarang pun tergolong masih tinggi oleh adanya berbagai macam kegiatan bisnis.
(Rahmat Sudrajat, Wartawan Radar Surabaya)
NAMUN, Bibis Tama saat ini sudah berubah menjadi kawasan perkampungan. Sehingga Jalan Bibis Tama tak begitu panjang untuk dilintasi, bahkan akses jalan pun buntu.
Menurut Pustakawan Sejarah Chrisyandi Tri Kartika, awalnya jalan tersebut merupakan jalan utama karena pintu utama untuk dapat masuk ke bangunan atau gedung menghadap ke sisi Kalimas. “Ya, untuk mempermudah akses saja saat itu. Seiring perkembangan zaman, maka pintu gedung menghadapnya dari depan Kalimas beralih membelakangi atau ke sisi baratnya. Dulu jalan di depannya disebut Societeit Straat,” katanya.
Dengan buntunya akses jalan di Bibis Tama saat ini, perlu campur tangan pemerintah untuk membuka akses jalan tersebut sehingga bisa digunakan untuk lalu lalang. Chrisyandi mencontohkan, dulu Jalan Kenari ditutup oleh pihak swasta dengan proses a lot akhirnya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berusaha mengembalikan fungsi (ke halaman 7)
Campur…
jalan. “Sekarang Bibis Tama dibuntu entah kenapa?. Padahal dulu ketika Jalan Kenari ditutup (dibuntu), pemkot berusaha sekuat tenaga mengembalikan fungsi jalan agar bisa dilalui kembali,” ungkapnya.
Menurut Chrisyandi, untuk mempermudah jalan ke akses ke Bibis Tama pemerintah dahulu mulai menata transportasi. Bahkan kala itu transportasi trem atau kereta dibutuhkan akses jalan yang tidak semrawut. “Salah satu contohnya termasuk membongkar kantor pemerintahan di barat Jembatan Merah agar dari Jalan Rajawali tembus langsung ke depan jalan Bibis Tama,” katanya.
Perkembangan zaman yang begitu pesat membuat Jalan Bibis Tama kini juga tergeser keberadaan atau fungsinya. Apalagi dulu di belakang Jalan Bibis Tama yang saat ini Jalan Veteran ada trem uap, trem listrik hingga kendaraan roda dua maupun roda empat yang lalu lalang pasca diaspalnya Jalan Bibis Tama. Perubahan jalan dari makadam ke aspal juga berpengaruh pada berpindahnya transportasi perahu untuk barang ke transportasi atau kendaraan darat. “Sejak ada trem uap, trem listrik dan kendaraan darat, ditambah jalannya mulai beraspal jadi lalu lintas perahu untuk angkut barang di Sungai Kalimas sudah tidak ada lagi,” katanya.
Bibis Tama meninggalkan sejuta kenangan dalam urat nadi perekonomian di kawasan Surabaya Utara. Apalgi adanya jembatan dari kayu kini tinggal kenangan dan cerita. Hingga sekitar tahun 1890 jembatan masih bisa disaksikan. Jembatan angkat menunjukkan bahwa Kalimas adalah sungai yang sarat akan lalu lintas air. “Ini yang menjadikan Kalimas sebagai urat nadi perekonomian dan perhubungan,” jelas Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disgusip) Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi. Keberadaan jembatan angkat itu menjadikan kesan jembatan kayu itu luar biasa dibandingkan dengan jembatan yang sekarang ini/ (*/nur)
Sumber: Radar Surabaya. 9 Februari 2021. Hal.3,7

