BERAWAL, dari melihat film action Cindy Dellavia Putri (22) ingin mendalami beladiri sejak lama. Baginya sebagai seorang perempuan hal itu sangat penting untuk proteksi diri sendiri.

“Dulu suka banget sama bela diri itu karena suka lihat film-film action. Lihat cewek bisa berdiri tuh kayak keren gitu,” kata Cindy.

Keinginannya itu baru terealisasi saat ia memilih kuliah di Universitas Ciputra Surabaya. Di kampus ini, ada wadah untuknya menyalurkan minat dalam bidang beladiri Taekwondo lewat UKM.

Selain itu ia mengaku betah berlatih lantaran mempunyai pelatih yang baik. “Pelatih kami juga sopan banget, tetapi itu bukan menjadi beban, malah asyik banget ngejalaninya,” kata perempuan kelahiran 10 April 1997.

Latihan di hari pertama. Cindy mengurai, diajarin basic-basic dan kelenturan.

Kejuaraan pertama yang ia ikuti, beladiri Taekwondo pada Kejuaraan Daerah Taekwondo Piala Koni Surabaya Giri Loka UPN 2017. “Nah aku ditawarin lomba pertandingan taekwondo, akhirnya ikut deh.” ujar Cindy.

Ini menjadi pengalaman berharga untuknya. Semula, ia sempat merasa takut setelah melihat musuh yang terlihat hebat dengan badan yang besar.

“Aku minder banget, tapi mamaku bilang “lawan-lawan gak usah kasih ampun” itu jadi motivasi untuk tetap berjuang,” tutur perempuan asal Surabaya yang akhirnya mendapat juara satu Gyeorugi untuk pemula.

Menurut Cindy, keberhasilannya itu karena perjuangan tanpa memikirkan hasil akhir. Melakukan yang terbaik itu lebih penting dari pada juara.”

Dengan fokus melakukan yang terbaik, mampu membuatnya memenangkan lomba keduanya di Kejuaraan Taekwondo Piala Wali Kota Surabaya sebagai juara 1 Kyorugi KU 21 Putri (zia)