OLEH PRITA HAPSARI GHOZIE
Seperti apakah pensiun yang nyaman untuk anda ? sebagian orang akan menjawab bisa berkeliling dunia, bersantai dengan teman – teman, dan santai – santai di rumah. Untuk sebagian lagi yang hobi kerja, mungkin belum terbayang seperti apa masa pensiun atau masa hari tua. Seperti halnya saya yang belum menginjak usia 40 tahun, terus terang membayangkan pensiun diisi dengan berdiam di rumah mungkin bukan opsi yang menarik.
Pikiran serupa juga ternyata dialami oleh seorang ibu pengusaha yang telah berusia 50 tahun. Sebagai pengusaha, mereka tidak bisa melihat diri mereka tidak lagi bekerja dan buat mereka mempersiapkan pensiun adalah hal yang percuma. Apakah ini yang ada dalam benak anda juga ?
Hari tua pasti akan datang karena itulah siklus kehidupan. Persiapan keuangan juga menjadi bagian penting dalam menyambut hari tua yang sejahtera. Hal ini sebetulnya tidak ada kaitannya dengan apakah seseorang akan tetap bekerja atau tidak di masa tua. Jadi, sangat penting seseorang mencapai kemandirian finansial sebelum datangnya hari tua.
Kemandirian finansial (financial freedom) adalah suatu kondisi ketika pendapatan pasif yang diperoleh melebihi biaya kebutuhan untuk menyambung hidup setiap bulan. Otomatis pendapatan pasif ini akan melebihi jumlah penghasilan dari bekerja setiap bulan. Pendapatan pasif diperoleh dari aset investasi yang dapat secara aktif memberikan bagi hasil. Asset investasi ini memang harus diusahakan selagi masih bekerja dengan satu jalan, yaitu investasi.
Hingga parh abad ini, harus diakui bahwa tabungan pribadi dan deposito masih menjadi sumber penghasilan utama bagi sebagian masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan di hari tua. Kaum pekerja pun masih banyak yang hanya mengandalkan dana jaminan hari tua BPJS Ketenagaerjaan dan dana pensiun dari kantor tempat bekerja sebelumnya. Padahal, dengan imbal hasil produk pasar uang saat ini yang kurang dari 10 persen per tahun, apabila seseorang memiliki gaya hidup tertentu, akan terasa sulit untuk mempertahankannya.
Jika anda karyawan, setidaknya anda masih terbantu dengan adanya program pensiun dari kantor yang akan memaksa 5 persen dari penghasilan bulanan masuk ke dalam saldo dana pensiun. Terlebih untuk anda yang mulai pandai mengelola keuangan dan mampu menyisihkan sejumlah uang dari gaji ntuk dana pensiun atau dana hari tua. Sayangnya, meski sudah menabung Rp. 1 juta setiap bulan, uang pensiun bulanan yang bisa ditarik di masa pensiun mungkin hanya setara Rp.250.000.
Ilustrasinya seperti ini. Misalkan selama 25 tahun dari sekarang Anda rajin menabung Rp. 1 juta di tabungan dengan target imbal hasil 5 persen per tahun. Maka, saldo dana pensiun secara matematis akan berkembang menjadi Rp.644 juta. Namun, dengan asumsi tingkat inflasi 10 persen pertahun, uang pensiun yang dapat ditarik setiap bulan ( hasil investasi dan saldo pokok ) untuk jangka 15 tahun semenjak pensiun hanyalah Rp.250.000 nilai masa kini. Pahami, nilai Rp. 250.000 per bulan adalah kemampuan daya beli rumah tangga di masa pensiun nanti, bukan jumlah nominal actual yang akan diterima nanti.
Lain ceritanya dengan berinvestasi. Jika uang yang sama ditempatkan di produk keungan, seperti saham atau reksa dana, misalnya saham dengan target hasil 15 persen per tahun, saldo dana pensiun secara matematis akan menjadi sekitas Rp. 3 miliar. Dari saldo ini, setiap bulan tentu dapat ditarik uang pensiun yang nilainya diatas Rp. 250.000 per bulan. Pilih yang mana ?
Merencanakan hari tua yang nyaman merupakan pilihan setiap orang. Apabila saat ini fokus pengelolaan keuangan masih seputar pemenuhan kebutuhan jangka pendek, sudah saatnya membagi sebagian penghasilan untuk dana masa depan keluarga. Setiap bulan usahakan untuk setidaknya menyisihkan 5 persen dari penghasilan. Lalu, tingkatkan lagi menjadi 10 persen dan seterusnya evaluasi atas hasil investasi dilakukan setidaknya satu tahun sekali.
Saya tahu sebagian dari anda merasa bahwa masa pensiun masih jauh dalam pikiran. Beberapa pinjaman mungkin belu lunas, apalagi memikirkan untuk pensiun. Pensiun itu bukan tidak berkarya. Tapi, satu hal yang pasti adalah tidak ada satupun manusia yang rela untuk terus – terusan bekerja demi memperoleh uang untuk menyambung hidup. Jika mau mandiri secara finansial, usaha harus dimulai dari sekarang. Money can’t buy happiness. But, money can give you a better quality of life. Live a beautifull life !
SUMBER : KOMPAS, 23 Juli 2016

