Penulis Adithya P. Pratama
Fotografer : M. Irfan Nurdin
“Selama ini, seni masih sebatas sebuah hiburan dan itu merupakan problem kita. Seharusnya seni dapat menjadi salah satu unsur yang penting dalam kehidupan berbangsa,’ ujar Irawan Karseno, seorang seniman Indonesia ketika membuka perbincangan dengan griya Asri
Ungkapan Tersebut terlontar ketika Griya Asri menemuinya di sela – sela pembukaan sebuah pameran lukisan di Taman Ismail Marzuki (TIM) beberapa waktu lalu. Dunia seni Indonesia memang masih terhitung selalu kalah pamornya dengan isu politik dan isu ekonomi.
Dalam perksperktif kebudayaan, sebenarnya seni memiliki poin yangtinggi dan menjadi hal yang peting di tengah -= tengah kehidupan bermasyrakat sebuah bangsa. Seni berfungsi untuk mengatur bagaimana cara berpikir, berekspresi, bersikap, dan bertindak.
“Kesenian itu erat kaitannya dengan memperhalus peradaban. Sangat penting bagaimana manusia itu berimijanasi,’ ujar pria lulusan Fakultas Seni Rupa & Desain, Jurusna Seni Lukis, ITB, bandung. Irawan menambahkan agar seni itu dipandang penting, mau tidak mau para budayawan dan seniman harus berbicara dan membahas mengenai strategi kebudayaan ke depan. Seniman yang juga meraih Magister Management Jurusan Marketing di STIE Jakarta ini berpendapat bahawa harus ada agitasi atau provokasi kebudayaan secara positif, agar para budayawan dan seniman muda yang memiliki potensi dapat bermunculan dan masyarakat Indonesia sadar akan pentingnya berkesenian. “Dahulu, pada tahun 1940-an, Amerika Serikat membuat strategi kebudayaan dan kini budaya dan teknologi mereka maju. Begitu pun seharusnya, masyarakat Indonesia harus menentukan kebudayaan mereka sendiri mereka ke depannya nanti seperti apa,” ujar Irawan. Sebagai Ketua Umum Dewan Kesenian Jakarta periode 2013 – 2015, Irawan Karseno memang hampir selalu hadir pada setiap acara pameran di TIM. Irawan membuka hampir setiap pameran seni, bahkan kadang – kadang sekaligus sebagai kuratornya.
Dengan jabatannya tersebut, Irawan juga bertuga sebagai penasihat untuk Gubernur DKI Jakarta di bidang kesenian dan kebudayaan. Sebagai pelukis, pria kelahiran Surabya, 5 Desember 1960 ini sudah sering mengadakan pameran tunggal ataupun pameran bersama di berbagai galerti, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ciri khas karyanya selalu unik yaiut dengan cara menumpahkan cat, lalu memercikan, dan pada saatnya ia menggabungkan warna – warna yang diinginkan pada sebidang kanvas. Wajar saja, jika ia begitu paham ketika membicarakan dunia seni, khususnya seni lukis. Lalu, apakah kreativitas itu ada batasnya? Irawan menjelaskan bahwa seharusnya tidak ada batasnya manusia untuk berpikir kreatif. “Bagaiman merupakan sebuah ‘ketakutan’ karena tidak biasa untuk berpikiran bebas,” ujar Irawan Karseno menutup perbincangan dengan Griya Asri
Sumber: Griya Asri, Vol. 15 01 januari 2014