Benteng Prins Hendrik yang perpapasan ada di Jalan Benter kini wujudnya telah ada. Beberapa pakar sejarah mengatakan sisa benteng tersebut tak tersisa.
Ginanjar Elyas Saputra Wartawan Radar Surabaya
BANGUNAN benteng dengan nama lain Citadel Prins Hendrik pada peta tahun 1866 masih terlihat bentuknya. Bangunan kokoh nan megah tersebut sebelumnya dibangun guna melindungi dan memenuhi kebutuhan militer kolonial waktu itu.
Benteng tersebut juga sempat dijadikan penjara khusus wanita, kemudian beralih fungsi lagi menjadi gudang penyimpanan amunisi militer kolonial Belanda. Hingga akhirnya kawasan ini mulai ramai digunakan sebagai pemukiman warga sejak tahun 1930an.
“Bangunan benteng sudah tidak ada. Saat itu tidak begitu banyak warga di sana. Namun lokasi ini menjadi kawasan multi etnis, kata Sejarahwan sekaligus pustakawan Universitas Ciputra Surabaya Chrisyandi Tri Kartika kepada Radar Surabaya.
Menurut referensi, benteng ini terletak tidak jauh dari lokasi Jembatan Petekan Tepatnya di sisi timur sungai Kalimas. Benteng tersebut dihancurkan secara disengaja oleh pemerintahan kolonial Perkampungan Belanda di tahun 1930.
Pada akhirnya, penduduk di kawasan ini mulai ramai dan terdapat berbagai aktivitas. Salah satunya perniagaan. Lantara letak kawasan ini sangat strategis karena dekat dergan laut dan pelabuhan Tak ayal pula saat itu kawsan di kota ini dihuni pendatang baru. (bersambung / nur)
Sumber:
Radar Surabaya. 5 April 2021. Hal.3.