Kafe Kayu  Rasa Homey. Jawa Pos.4 Februari 2016. Hal. 36

SURABAYA-Tidak perlu bingung memilih tempat nongkrong. Banyak pilihan kafe dengan beragam konsep di metropolis. Setelah booming konsep coffee speciality dan industrial dining, saat ini sedang di sukai kafe dengan konsep homey.

Menurut Levin Juned Soediarto, 24, salah seorang pemilik kafe, banyak konsep yang diusung pengusaha kafe. Dia memilih nuansa natural dengan kayu-kayu berwarna cokelat. Mulai dinding ruangan sampai interior ruangan. Bahkan, dia membuat ornamen perapian di tengah-tengah kafenya. “ini seperti tempat peristirahatan para pemburu di wilayah dingin,” ujar pria yang juga usaha properti itu.

Tidak sekedar menyajikan beraneka kopi, “rumah kayu” di Surabaya Barat tersebut juga menyediakan makanan yang mengenyangkan. “Soalnya, sekarang jarang coffee specialty yang menyajikan makanan berat,” tambahannya.

Selain levin, ada Yohanes Bertonoadi, 35, owner kafe yang juga menonjolkan penggunaan kayu. Sebagai ciri khas, dia memadukan furnitur dari white oak wood dengan dinding kafe berwarna putih. Kafenya pun berkesan homey dan elegan. “Bukan sekedar kafe, ini juga rumah kami,” ungkap pria yang akrab disapa Berto tersebut.

Selain white oak wood, di bagian atas terdapat kayu-kayu dari bekas rel dan jembatan yang langsung di datangkan dari Jepara. Selain menjadi bagian arsitektur, kayu berukuran besar itu memunculkan kesan klasik.

Karpet pemanis ruangan juga menghiasi lantai dari kafe milik Berto. Karpet tersebut sengaja di datangkan langsung dari Turki, Persia, Iran, dan Afghanistan. “Umur karpetnya adalah yang sudah 18 tahun bahkan 40 tahun,” jelasnya.

Kfe yang di kelola Berto dan istrinya, Caecillia Herawati, itu di lengkapi aneka buku traveling dan fotografi. Buku-buku tersebut tertata rapi di lantai 2. Banyak buku menarik di rak dari white oak wood tersebut. Antara lain, The Giving Tree karya Shel Silverstein, History of God karya Kren Amstrong, 180 South, dan Cabin Porn.

Selain itu terdapat majalah lifestyle seperti Monocle kinfolk, Frankie, serta Magnum. Pengujung di persilahkan menikmati koleksi langka kepunyaan itu. “Terkadang nyesek juga sih kalau ada buku yang kena minuman atau gak sengaja sobek,” tuturnya.

Sajian di kafe yang juga teletak di Surabaya Barat itu terbilang lengkap dengan resep rumahan. “Kami tidak ingin pengunjung datang hanya untuk selfie, tapi juga enjoy dengan minuman dan makanan yang di pesan,” tambah Hera, sapaan Cacecillia Herawati

 

 

JC Lib-Collect

Jawa Pos

Kamis 4 Februari 2016