Kenangan Rusia di Koleksi Raya

28 Januari 2024. Hal. 19

JAKARTA – Menjelang Hari Raya Idul Fitri pada April mendatang, desainer Ivan Gunawan sudah mempersiapkan koleksi raya terbarunya. Rabu (24/1) sore di Hotel Borobudur, Ivan memamerkan 50 koleksi modest wear terbaru di bawah label Mandjha. Koleksi tersebut diberi nama Light of Treasure.

Dalam jumpa pers sebelum show, Ivan bercerita mengenai koleksi yang sangat personal baginya. Desainer yang memulai karier pada akhir 1990-an itu mengatakan bahwa dirinya pernah tinggal di Rusia karena mengikuti dinas orangtuanya. Selama di Rusia, dia memiliki banyak kenangan. “Selama aku menghabiskan masa kecil di Moskow, ada banyak kenangan yang bagiku, adalah harta,” ujar Ivan.

Lebih lanjut, Ivan mengatakan bahwa di Rusia, dirinya kerap menemui pemeluk agama Islam. Busana modest atau muslim pun sering terlihat di sana. Maka, koleksi modest wear Light of Treasure kali ini dirasa cocok bagi Ivan untuk menuangkan kreativitas, mengenang masa kecil, sekaligus menghasilkan busana modest yang sesuai gaya desainnya.

Sebagian besar koleksi diperagakan model beserta kain penutup kepala. Ada yang digunakan seperti hijab pada umumnya atau menutupi sebagian besar rambut. Ada juga yang dikenakan dengan gaya gipsi (membentuk setengah lingkaran, rambut dibiarkan tergerai). “Di Rusia itu, nenek-nenek atau babushka sering pakai kerudung. Bahkan, pemeluk agama Kristen Ortodoks kalau ke gereja pakai kerudung loh,” tambah Ivan.

Ornamen-ornamen khas Rusia juga menghiasi koleksi. Ada motif argyle atau wajik yang sering muncul di Faberge Egg (hiasan berbentuk telur bertabur permata ala St. Petersburg, Rusia). Bagi penyuka motif yang lebih feminin, Ivan mengaplikasikan motif floral yang sering muncul di Interior Winter Palace di St. Petersburg. Tak ketinggalan, boneka Matryoshka dan tulisan label Mandjha dalam abjad Rusia juga menghiasi beberapa koleksi.

Tak hanya ornamen dan motif khas Rusia, Ivan juga menambahkan ornamen dari negara lain. Yakni, motif geometris dan kurva khas Maroko, negara di Afrika Utara. Semua koleksi di desain longgar dan flowy. Ada abaya, kaftan, maxi, dress, blus, rompi, rok, dan celana palazzo.

Ivan memperhatikan betul kultur berlebaran di Indonesia untuk membuat busana yang sesuai. Menurut dia, di Indonesia ada yang berlebaran di rumah ataupun berkeliling alias banyak bergerak. Agar baju tidak mudah kusut, Ivan banyak menggunakan sifon dan knit. “Ini juga bisa dipakai selain Lebaran, misalnya buat ke kantor,” ujar Ivan, menambah alasan mengapa karyanya cocok dipakai untuk beraktivitas.

Agar sejalan dengan nuansa kalem dari modest wear, Ivan menggunakan warna pastel dan earth-tone. Misalnya, powder pink, baby blue, sage, krem, dan cokelat. Warna netral seperti hitam dan putih sesekali muncul sebagai penyeimbang atau untuk mereka yang lebih suka tampil aman.

Meskipun merilis busana modest, Ivan tidak sepenuhnya menghilangkan ciri khas desainnya. Gaya glamor atau bersinar tampak dari beberapa outer atau rompi yang berhias kristal dan payet. Gaya dramatis muncul dari rok yang mengembang anggun atau bertumpuk. Lantas, aksen penarik perhatian muncul dari frill, lengan peasant, serta perhiasan. (c7/len)

sumber: Jawa Pos