Manfaat Tinggi Jamur Tiram. Peningkat Nutrisi Produk Pangan. Jawa Pos. 31 Agustus 2024. Hal.18

Manfaat Tinggi Jamur Tiram

Peningkat Nutrisi Produk Pangan

31 Agustus 2024. Hal.18

Kelezatan dan kompleksitas kandungan menjadi alasan kuat bagi pengembangan jamur tiram sebagai bahan herbal untuk meningkatkan nalai nutrisi pada produk pangan fungsiona. Praktik fortifikasi makanan dan minuman seperti itu saat ini menjadi tren dalam teknologi modifikasi pangan.

PERCOBAAN untuk memperlajari lebih dalam potensi jamur tiram terhadap peningkatan performa (rupa, bau, tekstur, warna, rasa) dan khasiat antioksidan salah sebuah produk burger yang berisi ikan. Penetapan zat kandungan dan aktivitas antioksidan dilakukan terhadap ikan, jamur dan campuran keduanya. Publikasi data pada 2023 itu menunjukkan bahwa aktivitas aktioksidan jamur lebih tinggi dibandingkan daging ikan pada burger. Burger ikan tidak menunjukkan khasiat antioksidan yang tinggi. Sementara itu, hasil uji menunjukkan bahwa burger jamur tiram menunjukkan penurunan indikator terjadinya peristiwa ksidasi lipid dibandingkan burger kontrol.

Temuan itu adalah pertanda terjadinya penurunan oksidasi lipid, yang berarti menurunnya radikal bebas perusak sel. Artinya, penambahan jamur tiram dalam penelitian itu dapat memengaruhi kualitas produk akhir. Caranya dengan membatasi perubahan lemak selama proses menggoreng, sementara kekuatan aktioksidan tetap tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Keuntungan lain, penambahan jamur tiram ternyata dapat memperbaiki performa produk akhir burger berupa rasa yang lebih enak, bau, dan tektur yang lebih baik, bau ikan yang tidak terlalu menyengat. Warna burger ikan yang digoreng pun menjadi lebih menarik

Kandungan dan Khasiat 

Jamur tiram adalah healthy food (makanan sehat) karena berkalori rendah, kadar lemak rendah, kaya karbohidrat, vitamin, protein, kitin, dan  mineral. Dulu dikenal sebagai tumbuhan liar, budi daya saat ini dilakukan secara masif untuk mendapatkan sumber bahan pangan sehat dan bertujuan bagi pengobatan. Budi daya saat ini banyak dilakukan di Jepang, Tiongkok, dan beberapa negara Asia lain, termasuk Indonesia. Jmaur tiram bernama ilmiah Pleurotus ostreatus suku Pleurotaceae, yang tumbuh liar pada batang pohon, jerami, atau sisa serbuk gergaji. Disebut juga oyster mushroom atau pearl oyster mushroom. Bagian topinya berbentuk seperti kipas atau tiram seluas 20-30 cm, warna putih hingga kelabu, atau cokelat gelap. Tepi menggulung saat masih muda, lembut dan terkadang bergelombang. Daging pada bagian tubuh kenyal dengan ketebalan yang bervariasi.

Jamur populer di seluruh dunia terutama karena kenyalnnya yang menyeruapai daging. Karena itu, sudah menjadi bahan alternatif pengganti daging, utamanya bagi para vegetarian.

Ulasan peneliti India (2023) mengungkappkan berbagai kandungan zat bioaktif, antara lain golongan terpen, alkaloida, fenol, steroid, flavon, tanin. Kandungan polisakararida, gula rantai pendek seperti glukosa, fruktosa dan galaktosa, prebiotik. Ada mineral zinc, kalium, natirum, zat besi, kalsium. Ada minyak atsiri yang menyebabkan rasa unik. Ada serat diet, vitamin A,C, B1, B2, B3. Kaya juga dengan protein, asam amino, karbohidrat, lipida.

Cara pengolahan jamur tiram beragam. Di antaranya jadi campuran berbagai sayuran, minuman kesehatan, sosis, berbagai produk roti dan kue, hingga yoghurt. Memang rasa jamur tiram ini lembut, berbau khas seperti bau bumbu masak anis. Hasil akan lebih baik bila dipanen saat muda karena daging jamur yang tua menjadi lebih kaku dan keras, dengan bau yang tidak menyenangkan.

Pengalaman pemakaian untuk kesehatan antara lain mengatasi masalah jantung dan pembuluh darah, pengaturan kadar gula dan kolesterol darah, penguat sistem imun, dan pengalaman pemakaian untuk kesehatan itu menghantarkan dilakukannya penelitian berbagai aktivitas jamur tiram, termasuk antikanker, penurunan kadar gula dan lemak, antiradang, antitumor,a ntivirus, jamur dan bakteri, pendongkrak imunitas.

Bisa Jadi Bahan Kosmetik 

Studi pemanfaatan jamur dalam bidang kosmetika mulai banyak mendapatkan perhatian. Jamur yang terpilih untuk tujuan itu dinyatakan cocok sebagai pengganti bahan kimia karena mampu menunjukkan khasiat yang sama, dengan efek samping yang relatif lebhi rendah. Khasiat sebagai anti penuaan dini pasti disukai indstri kosmetik, seperti kemampuannya dalam mengurangi kerusakan sel akibat pengaruh radikal bebas, antiradang, dan pengendalian berbagai enzim yang dapat menghambat pembentukan berbagai bahan yang perlu bagi kekompakan dan kelembapan kulit.

Sangat menarik mengetahui pemanfaatan jamur tiram dalam bidang kosmetik dan dermatologi. Khasiat itu tak lain erat kaitannya dengan efek antioksidan, anti penuaan, antikerut, pemutih, dan pelembab dari ekstrak jamur. Ini erat berkaitan dengan keberadaan polisakarida, protein, asam organik, vitamin, dan mineral. Penelitian sudah lama dilakukan, antara lain oleh peneliti Spanyol pada 2016.

Publikasi hasilnya memberikan landasan bagi penelitian lanjutan. Ekstrak jamur tiram ternyata diketahui menunjukkan kandungan asam fenolat, adam sinamat yang tinggi, dan senyawa esosterol. Ekstrak etanol menujukkan aktivitas antiradang dan punya efek hambatan tirosinase. Ini adalah enzim yang berperan pada pembentukan zat pigmen pada kulit, yaitu melanin. Ternyata, kandungan fenol pada ekstrak itu yang berperan menimbulkan efek antitirosinase. Khasiat kandungan golongan fenolik sebagai antioksidan dan antibakteri ekstrak jamur tiram cukup kuat. Ini penting mengingat infeksi bakteri pada luka di kulit cukup berisiko.

Nah, apa yang terjadi bila ekstrak jamur tiram yang sudah diteliti itu digunakan sebagai bahan baku pembuatan krim kosmetik? Ternyata zat kandungan ektrak tetap terdeteksi dalam krim dengan kadar yang tidak terlalu berbeda, namun memang efek antiradang menurun, antioksidan tetap tinggi.

Sementara efek antitirosinase rendah dan efek antibakteri yang tetap baik itu memberikan indikasi pemanfaatan jamur tiram sebagai pengawet. Semua hasil penelitian ini adalah cikal bakal penggunaan jamur tiram dalam pembuatan berbagai kosmetika. (*)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *