Seperti halnya bangunan kuno peninggalan Belarusia, gaya arsitektur bangunan biasanya dipengaruhi gaya yang sedang tren dan arsitektur atau budaya Kolonial. Seperti halnya bangunan Apotek Surabaya di Jalan Rajawali

Moh.  Mahrus Wartawan

Radar Surabaya

BANGUNAN kuno bekas apotek Surabaya yang ada di pojok Jalan Rajawali-Jalan Branjangan tersebut bergaya arsitektur indische empire. “Bangunan bekas Apotek bergaya arsitek-tur indische empire dari abad-19 dengan pilar-pilarnya yang kokoh,” ungkap salah satu anggota Begandring Soerabaia Nanang Purwono kepada Radar Surabaya.

Gaya indische empire adalah gaya arsitektur kolonial yang berkembang pada abad ke-18 dan ke-19 sebelum terjadinya westernisasi pada kota-kota di Indonesia abad 20.

Mulanya gaya arsitektur tersebut muncul di kawasan pinggiran Batavia (Jakarta) sekitar abad ke-17, kemudian berkembang di daerah perkotaan yang terdapat banyak penduduk Eropa.

Bukti bangunan bekas apotek Surabaya bergaya arsitektur indische empire begitu terlihat saat memandang bangunan dari luar.  Mulai dari bentuk pilar yang cukup besar, dinding tebal, dan ventilasi lebar serta tinggi.

KHAS: Bangunan Apotek Surabaya Ini memiliki gaya arsitektur indische empire yang digunakan terlebih dahulu pada bangunan-bangunan peninggalan Belanda.

Selain itu, bangunan ini juga memilik plafon yang tinggi dan menggunakan kayu.  “Bangunan beg va indis. (indische empire, Red) ini menjadi sangat langka di kawasan Kota lama Surabaya,” sebutnya.

Sementara itu Ketua Surabaya Heritage Society Freddy H Istanto menambakan, dahulu kawasan Jalan Rajawali banyak ditemukan bangunan bergaya arsitektur indische empire.  “Rata-rata di situ, bergaya arsitektur indische empire style,” tukasnya.  (bersambung/nur)

 

Sumber: Radar Surabaya. 1 Juni 2021