Monochrome

Maria Yohanna Susan@INA_Monochrom. Rumahku.No.130.2017.Hal.44,45

Konsep dibutuhkan dalam mendesain sebuah ruangan, konsep tata letak, isi ruang, dan konsep ambience.

Dalam kaitannya dengan konsep ambience, warna dapat digunakan untuk membentuk ruang dengan ambience tertentu. Desainer perlu menentukan apakah ruang itu ditujukan untuk bersantai atau beraktivitas. Jika ruang ditujukkan untuk banyak aktivitas, maka warna-warna yang terang dan kontras lebih disarankan, sedangkan warna netral dan monokrom lebih cocok digunakan untuk ruang-ruang santai. Disini dapat disimpulkan bahwa warga sangat berpengaruh dalam konsep ambience ruangan.

MONOCHROMatic THEORY

Warna monokrom pada skema variasi yang berasal dari satu warna dasar. Ada tiga macam variasi yang bisa dilakukan untuk memperoleh warna monokrom. Pertama adalah shades yang didapat dengan mencampur warna dasar dengan hitam. Kedua adalah tones  yang didapat dengan mencampur warna dasar dengan abu-abu. Dan yang terakhir adalah tint yang dapat dengan mencampur warna dasar dengan putih. Hasilnya adalah variasi dari warna-warna muda hingga warna tua.

MONOCHROMatic APPLICATION

Penggunaan warna monokrom ini sangat praktis dan memudahkan pekerjaan desain, karena kita tidak perlu bingung memilih warna-warna dan mencoba apakah warna-warna itu cocok antara satu dengan yang lain. Aplikasi warna monokrom dalam desain sebuah ruangan akan memudahakan tercapainya tampilan visual yang laras dan harmonis. Namun demikian, penggunaan warna monokrom perlu diolah lebih jauh agar ruangan tidak terlihat monoton dan membosankan.

Salah satu triknya adalah dengan memberikan aksen bewarna kontras di tengah-tengah ruang bewarna monokrom. Tentunya pemilihan warna lain sebagai aksen harus disesuaikan dengan fungsi ruang. Missal aksen warna merah dapat digunakan pada ruang makan yang menggunakan warna monokromatik putih, abu-abu dan hitam. Warna merah ini secara psikologis akan meransang selera makan. Dengan demikian warna merah ini selain berfungsi sebagai pemecah ambience yang menoton juga memiliki fungsi psikologis.

Pemilihan warna untuk aksen juga bisa dilakukan berdasarkan identitas dak karakter ruang. Ada ruangang-ruangan yang biasanya sudah identic dengan warna tertentu. Ruang normal biasanya dicat dengan warna-warna gelap seperti monokromatik dari warna burgundy, royal blue atau emerald green. Warna-warna ini bisa dipilih sebagai aksen di dalam komposisi warna monokrom.

Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa untuk ruang santai sebaiknya menggunakan warna netral. Dengan demikian sebaiknya aksen bewarna terang tidak digunakan di area-area ini. Trik yang dapat digunakan adalah dengan memberikan putra pada salah satu warna monokrom yang digunakan. Aplikasinya bisa pada bidang yang cukup besar, sehingga sekaligus berfungsi sebagai focal point misal pada dinding void, drop coling, dsb.

Trik lainnya adalah dengan permainan bahan atau material. Untuk elemen dinding kamar tidur misalnya warna monokromatik netral seperti putih, krem dan cokelat memang sangat umum digunakan pada kamar tidur. Karena warna tersebut identic dengan tampilan homey and clossy. Namun agar tidak monoton maka pada dinding yang monokrom dapat digunakan beberapa kombinasi material seperti cat, wallpaper, dan chusion.

Sentuhan warna emas dan silver pada variasi warna monokrom dapat memecah kesan monoton dan menciptakan ambience ruang yang luxury. Jika warna ini dianggap terlalu dramatis untuk diaplikasikan pada rumah tinggal, maka warna-warna itu bisa dicoba diaplikasikan pada salah satu fitur pelingkup (lantai, dinding) atau isi ruang (baik itu furniture maupun accessories).

Sumber : Rumahku. No. 130. 2017. Hal. 44,45

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *