Perluas kolaborasi.Marketeers. Desember 2020-Januari 2021.Hal. 46,47

Banyak perusahaan di industri multifinance yang mengalami penurunan kinerja akibat pandemi. Namun, PT Pegadaian (Persero) berhasil tumbuh dengan baik meski di masa sulit.

Oleh Clara Ermaningtiastuti

Sebelum pandemi ini terjadi, PT Pegadaian (Persero) menargetkan perubahan porsi produk gadai dan non gadai mereka pada tahun 2023 mendatang. Terlebih lagi, dengan rencana Pegadaian mengembangkan produk fintech. Namun, rencana tersebut harus ditunda karena banyak nasabah yang terdampak pandemi. “Berbeda dengan krisis yang dihadapi Indonesia pada tahun 1998 dan 2008 yang berdampak pada korporasi. Saat ini, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) menjadi yang paling merasakan. Sehingga kami pikir, prodak gadai harus kami optimalkan,” ujar Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto.

Masyarakat Indonesia saat ini membutuhkan dana-dana jangka pendek untuk menyambung kehidupan atau mulai membuka usaha. Meski banyak usaha yang terpaksa berhenti, namun tidak sedikit pula yang memulai. Selain itu, perlu diperhatikan pula masyarakat di golongan menengah ke atas.

Kuswiyoto menjelaskan, meski menyandang label golongan menengah atas, sebagian dari mereka tidak memiliki likuiditas. Penyebabnya beragam, mulai dari kurangnya order pekerjaan, kebanyakan likuiditas mereka berbentuk aset tidak bergerak, dan lainnya. Peluang itulah yang dilihat sebagai pasar baru Pegadaian. Untuk memperluas pasar dan saluran transaksi, Pegadaian menerapkan strategi kolaborasi dengan berbagai pihak. Saat ini, setidaknya ada lebih dari 700 perusahaan yang bekerja sama dengan Pegadaian.

Selain kerja sama untuk memperluas pasar, Pegadaian juga melakukan kolaborasi dengan e-commerce dan retailer untuk meningkatkan layanan kepada nasabah,

“Kami menyadari sekarang adalah zamannya e-commerce. Karena itu, kami menggandeng pemain e-commerce dengan harapan bisa mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi. Peningkatan pengguna e-commerce selama pandemi berdampak positif bagi Pegadaian,” kata Kuswiyoto.

Tokopedia dan Shopee menjadi nama- nama e-commerce yang sudah bekerja sama untuk produk Tabungan Emas. Sedangkan untuk e-commerce lain seperti JD.ID, Blibli, dan OLX, Pegadaian memasarkan produk Amanah dengan cukup baik. Hal tersebut terlihat dari adanya peningkatan nasabah.

Melihat perkembangan yang baik dari e-commerce, Pegadaian juga terus mengembangkan Pegadaian Digital Service. Layanan ini merupakan upaya dari Pegadaian untuk memudahkan masyarakat yang membutuhkan layanan digital. Fitur-fitur yang ada terus ditingkatkan agar pengguna merasa aman bertransaksi.

“Hingga September 2020, Pegadaian Digital Service mengalami peningkatan hingga 50%. Layanan ini banyak membantu kami dan nasabah untuk penghematan biaya. Layanan digital ini membuat transaksi aman, cepat, dan murah,” tutur Kuswiyoto.

Pengguna Pegadaian Digital Service saat ini mencapai tiga juta nasabah. Pegadaian sendiri menyadari bahwa perlu kesabaran agar nasabah man pindah ke pelayanan berbasis digital. Pasalnya, tidak semua nasabah bisa dengan cepat beradaptasi ke digital, khususnya generasi tua.

Berbagai usaha dilakukan untuk memperkuat edukasi di masyarakat untuk mengenal layanan digital ini. Pegadaian bahkan menyiapkan insentif bagi karyawan yang berhasil mengedukasi masyarakat. Sedangkan untuk nasabah yang menggunakan Pegadaian Digital Service, Pegadaian menyiapkan gimmick.

Selain itu, Pegadaian juga berusaha menggaet golongan menengah ke atas yang kelebihan likuiditas. Selama pandemi, Tabungan Emas menjadi salah satu produk Pegadaian yang cocok bagi mereka yang memiliki idle cush, tapi tidak tahu harus disalurkan ke mana. Hingga September 2020, nasabah Tabungan Emas di Pegadaian berjumlah mencapai lima juta nasabah. Hal ini tampaknya merupakan dampak dari kenaikan harga emas yang cukup tinggi sehingga produk ini laris manis di pasaran. Namun, Kuswiyoto mengatakan pencapaian tersebut tidak mudah didapatkan. Dalam empat bulan terakhir, mereka terus melakukan edukasi. Salah satu cara yang diambil adalah berkolaborasi dengan influencer.

“Di saat krisis, harga emas bisa mengalami peningkatan hingga 30% dan bisa sangat menguntungkan untuk jangka panjang. Jika kita simpan dalam tabungan rupiah yang bukan deposito, bunganya hanya 1-2% saja. Tetapi, return dari emas akan jauh lebih besar. Sehingga, tabungan ini bisa menjadi produk yang sangat menguntungkan untuk jangka pendek maupun jangka panjang,” jelas Kaswiyoto.

Jika bicara mengenai target, hingga akhir Oktober 2020, Pegadaian mengalami pertumbuhan outstanding loan hingga 19% year on year. Sedangkan untuk omzet sendiri naik 17% dan jumlah nasabah meningkat secara keseluruhan hingga 16%. Laba memang agak berkurang dikarenakan banyak nasabah yang berasal dari UKM belum dapat mengembalikan pinjamannya. Kendati demikian, Pegadaian mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

Mei lalu, Pegadaian menghadirkan program gadai tanpa bunga untuk pinjaman hingga Rp 1 juta yaitu Gadai Peduli. Tidak hanya membantu masyarakat, lewat program ini, Pegadaian juga mengakuisisi nasabah baru. “Kondisi pada tahun 2021 tampaknya masih berat untuk industri keuangan. Restrukturisasi sudah diperpanjang setahun lagi. Kondisi tahun depan, saya kira akan hampir sama dengan yang ada saat ini.

Sebab itu, kami mempersiapkan digitalisasi untuk menjadi lebih kuat memberikan layanan,” katanya. Kuswiyoto menegaskan bahwa digitalisasi ini bukanlah competitive advantage, tetapi suatu keharusan. Karena itu, Pegadaian juga sudah berinvestasi untuk mengembangkan teknologi yang sudah ada demi memperlancar berbagai strategi ke depannya.

Pegadaian berencana untuk fokus pada produk gadai karena produk ini tergolong low risk. Kendati demikian, Pegadaian juga sadar dengan kehadiran para pesaing yang kini mencapai lebih dari 90 perusahaan swasta, termasuk di dalamnya bank-bank syariah dengan produk serupa.

“Pegadaian selalu siap kolaborasi dengan berbagai pihak pada tahun 2021. Harapannya dengan kolaborasi ini, Pegadaian bisa menjangkau nasabah yang masih bergantung pada rentenir dan beralih ke akses keuangan yang lebih sehat,” pungkasnya.

M QUOTES

“Kami menyadari sekarang adalah zamannya e-commerce. Karena itu, kami menggandeng pemain e-commerce dengan harapan bisa mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi.”

Kuswiyoto Direktur Utama PT Pegadaian (Persero)

 

 

Sumber: Desember 2020-Januari 2021.Hal. 46,47

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *