Pagi itu tak terpikirkan sama sekali apa yang akan dialami oleh Liana (33). Agak kesal ketika pukul 5 pagi waktu Australia, ia harus sudah berkumpul di Nerang. Dari Brisbane, tempat ini hanya memerlukan waktu tempuh tak lebih dari satu jam.
Memang tak terlalu lama, tapi karena hari masih terlalu pagi, rasa kantuk pun masih setia menemani,” kenang perempuan yang berprofesi sebagai jurnalis di salah satu media daring di Indonesia ini.
Kira-kira hal apa yang begitu penting sampai harus dilakukan pagi-pagi sekali? Namun, tak lama sesampainya disana, Liana bercerita bahwa dirinya segera terpukau dengan keberadaan balon udara yang begitu besar, berwarna-warni pula. Ceria sekali.
Ya, itulah salah satu wisata yang ditawarkan oleh Negeri Kanguru. Wisata udara menggunakan balon udara, tidak hanya keliling di atas penjuru Queensland selama satu jam, tetapi juga melihat matahari terbit dari ketinggian menjadi pengalaman yang begitu berharga. Liana pun menyampaikan bahwa sejak saat itu dirinya berterima kasih kepada orang yang telah menciptakan balon udara.
Siapakah penemu balon udara? Dia adalah Joseph Michel Montgolfier dan Jaques Entiene Montgolfier dari Annonay, Perancis. Montgolfier bersaudara adalah ilmuwan yang hidup pada abada ke-18 dan berasal dari keluarga pembuat kertas. Pada suatu hari, mereka memperhatikan bahwa potongan kertas di atas nyala api dapat terbawa asap sampai ke atas cerobong. Mereka menyimpulkan, asap memiliki beberapa unsur yang dapat mengangkat benda naik ke atas.
Dari pengamatan itu, percobaan demi percobaan mereka lakukan. Hingga akhirnya pada Juni 1783, mereka berhasil membuat sebuah balon udara berbentuk oval berukuran 112 kaki yang dipanaskan dengan sebuah tungku. Balon udara ini dapat terbang setinggi 1.000 kaki. Balon udara temuan Montgolfier bersaudara tidak hanya terbang mengikuti angina, tetapi juga sudah dapat dikendalikan manusia. Balon udara Montgolfier bersaudara bergerak naik dengan membakar wol serta jerami. Balon itu mampu terbang sejauh 9 kilometer dalam waktu 23 menit.
Pada 21 November 1783, balon udara Montgolfier bersaudara berhasil menerbangkan Jean-Francois Pilatre de Rozier, Francois Laurent, dan Marquis d’Arlandes di langit Paris. Atas kesuksesan yang mereka raih, Kerajaan Perancis melalui Raja Louis XVI memberikan gelar bangsawan secara turun-temurun dengan sebutan de Montgolfier kepada dua bersaudara itu.
Seiring waktu, balon udara pun berkembang. Pada Oktober 1972, Balon Winzen yaitu balon udara berbentuk kubus tanpa awak berhasil terbang hingga ketinggian 51,8 kilometer di Chico, California, AS, dan menjadi rekor terbang tertinggi yang dicapai balon udara. Kemudian memasuki abad ke-19, balon udara telah digunakan sebagai sarana rekreasi untuk menikmati keindahan alam serta digunakan kalangan militer untuk misi pengintaian.
Sumber : Kompas. 21 Februari 2017. Hal 33.