RUMAH sembahyang Keluarga Han Bwee Koo atau biasa dikenal dengan Rumah Abu Han menjadi salah atau daya tarik penikmat bangunan tempo dulu di kawasan kota lama, tepatnya di Jalan Karet.
Bangunan yang dari depan sangat. kental dengan ciri khas arsitektur Tiongkok ini menjadi daya tarik tersendiri. Jendela rumah abu ini juga sangat berbeda dengan bentuk bulat yang ada di sisi kanan dan kiri dinding depan bangunan.
Dosen Universitas Ciputra Freddy H Istanto mengungkapkan, memang tidak banyak, bahkan ia tidak pernah melihat ada bangunan khas Tiongkok menggunakan jendela bulat seperti itu. Selain kental dengan nuansa Tiongkok, namun struktur bangunan serta arsitekturnya merupakan perpaduan antara bangunan Tiongkok, Jawa, dan Belanda. “Saya belum pernah lihat di Surabaya yang menggunakan jendela berbentuk bulat seperti itu,” ujarnya.
Freddy mengatakan, keluarga Han termasuk keluarga yang tersohor saat itu. Pembangunan rumah abu ini pun dibuat dengan besar. Keluarga ini memiliki bisnis gula saat itu. Mengenai bahan seperti cor beton hingga marmer dan ornamen Eropa yang terpasang di rumah tersebut, ia mengatakan bisa jadi itu dari kapal Belanda yang membawa bahan tersebut dari Eropa.
Seperti halnya rumah khas Tiongkok lainnya, rumah persembahyangan ini juga menganut nilai feng shui tinggi. la melihat pembangunannya pun pasti melibatkan tukang atau arsitek Tiongkok kala itu. “Ada tiga rumah abu di sana dan semua menghadap ke sungai, ini bagus secara feng shui Sant itu feng shui masih sangat dipegang teguh untuk membangun rumah bagi warga keturu nan Tiongkok,” katanya. (gun/nur)