Tinkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia tergolong rendah. Hal itu antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakiit tanaman, pengaruh cuaca atau iklim, serta teknis budidaya yang petani yang masih konvensional. Penerapan teknologi budidaya sistem topas- singkatan dari toping, pruning, arranging, selection-salah satu upaya meningkatkan kualitas dan produksi buah semangka.

Teknik toping adalah pemangkasan pucuk pada cabang utama atau primer dari tanaman semangka. Biasanya dilakukan pada saat tanaman berumur dua pekan setelah tanam (mst). Tujuan toping adalah munculnya cabang lateral/sekunder yang sama pertumbuhannya. Teknik pruning perlakuan pemangkasan cabang tersier atau sulur yang tidak produktif pada pertanaman semangka. Biasanya teknik itu dilakukan pada saat tanaman beruur empat pekan setelah tanam hingga menjelang panen.

Seleksi Buah

Cabang-cabang tersier atausulur perlu dipangkas agar intensitas sinar matahari  yang masuk ke seluruh bagian permukaan tanaman dapat optimal serta menjada iklim mikro pertanaman . manfaat lain dari asimilar dan fotosintat makanan dapat sitranslokasikan keseluruh bagian tanaman secara efisien.

Teknik arranging atau pengaturan cabang adalah teknik pengaturan caban tanaman di atas permukaan lahan atau bedengan di areal pertanaman untuk memudahkan dalam perawatan dan pemeliharaan tanaman semangka. Tanaman semangka termasuk tanaman menjalar atau merambat dengan perantara alat pemegang berbentuk pilin dan hidupnya semusim. Sistem perakaranya menyebar ke samping dan dangkal.

Batang tanaman semangka bersegi panjang batang antara 3,5-3,6 meter dan sulurnya bercabang menjalar di permukaan tanah atau merambat. Batang berbentukbulat lnak, berambut dan sedikit berkayu. Cabang-cabang lateral mirip dengan cabang utama. Diantara ruas cabangdan daun terdapat sulur ciri khas dari famili Cucubitacae. Sulur-sulur itu berguna sebagai alar pembelit atau pemanjat bila budidaya tanaman semangka dengan sistem turus/ajir.

Teknik selection atau seleksi adalah teknik menyeleksi tanaman dan buah semangka dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan seleksi memilih buah yang produktif dan dapat berkembang mencapai hasil maksimal. Buah semangka tersedia dalam banyak bentuk, warna, dan bermacam-macam ukuran. Seleksi buah dilakukan pada umur 10-15 hsp (hari setelah polinasi atau 40-50 hst (hari setelah tanam) atausaat buah sebesar telur ayam.

Hal itu karena lokasi oenanaman beragam (dataran tinggi, menegah, atau rendah) serta masa berbunga dan berbuah setiap varietas semangka berbeda-beda. Olehkarena itu, petani berpatokan pada ukuran buah sebesar tulur ayam saat menyeleksi buah. Ciri-ciribuah yang dipertahankan bentuk uah sempurna (bulat, oval, atau lonjong sesuai varietasnya), bulu-bulu halus pada kulit buah masih terlihat merata, warna kulit buah dan lurik terlihat cerah (hijau muda atau terang).

Syarat lain, tidak ada serangga hama atau penyakit seperti lalat buah atau busuk buah, posisibuah pada cabang ke 15-20 (dihitung dari pangkal batang). Petani hanya memilih satu buah yang terbaik per tanaman untuk dipelihara. Bentuk buah bervariasi mulai dari bulat hingga lonjong, dengan warna-warna kulit buah yang berbeda-beda mulai dari hijau muda kehitaman serta kuning. Warna kulit buah dapat mulus, bergaris-garis  atau berbercak-bercak.

Warna daging buah ada yang kuning, merah jamu, merah cerah ataupun merah tua. Terdapat pula smangka berbiji ataupn semangka tanpa biji. Hasil penerapan teknoliogi budidaya sistem topas di lahan penelitian kampus Politekneik Negri Lampung terbukti mampu meningkatkan produksi buah semangka. Produktivitas semangka tipe buah lonjong dengan teknik topas juga lebih tinggi.

Produksi Melonjak

Produksi semangka sistem topas mencapaih 14-18 ton per hari, lebih tinggi jika dibandingkan dengan penanaman sisten konvensional yang berkisar 10-14 ton per hari. Produktivitas semangka tipe buah oval dengan menggunakan teknik topas antara 20-16 ton per hari. Bandingn dengan penanaman sistem konvensional antara 14-18 ton perhari. Produktivitas semangka tipe buah bulat menggunakan teknik topas 19,33 ton per hari (sistem konvennsional 13,78 ton/hari).

Teknologi budidaya sistem topas menjadi solusi permasalahan petani.oleh karena itu, diharapkan petani di berbagai wilayah di Indonesia dapat menerapkan secara langsung di lahan. Tujuan meningkatkan jumlah produksi dan kualitas buah semangka. Peroduktivitas semangka di kabupaten Badung, provinsi Bali, pada akhir Mei-Juni 2020 rata-rata 15,79 ton per hektare. Apalagi kini tingkat konsumsi buah-buahan seperti semangka meningkat setiap tahun karena lonjakan jumlah penduduk dan pola makan masyarakat. (Anung Wahyudi Ph.D. dosen Politeknik Negeri Lampung)

 

Sumber: Trubus, Februari 2021