Siapa bilang bisnis keluarga selalu berjalan mulus? Faktanya, banyak family business yang gagal di generasi kedua atau ketiga karena berbagai tantangan, mulai dari konflik internal sampai masalah regenerasi kepemimpinan. Tapi, kalau dikelola dengan baik, bisnis keluarga bisa jadi aset besar yang bertahan lintas generasi. Yuk, kita bahas lebih dalam bagaimana menjalankan bisnis keluarga agar tetap sukses!
Pengertian
Secara sederhana, family business adalah bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh anggota keluarga, baik dalam skala kecil seperti toko kelontong, restoran, atau bisnis UMKM, hingga skala besar seperti perusahaan multinasional. Beberapa contoh bisnis keluarga sukses di dunia antara lain Walmart, Samsung, dan Toyota.
Tantangan
Memang enak sih kerja bareng keluarga, tapi bukan berarti tanpa masalah. Ini beberapa tantangan yang sering muncul:
- Batas antara urusan bisnis dan keluarga
Kadang, sulit memisahkan masalah pekerjaan dengan urusan pribadi. Kalau nggak hati-hati, konflik bisnis bisa merusak hubungan keluarga. - Regenerasi dan suksesi kepemimpinan
Siapa penerus bisnis nanti? Ini sering jadi masalah besar, terutama kalau anggota keluarga nggak sepakat soal siapa yang pantas jadi pemimpin berikutnya. - Kurangnya profesionalisme
Banyak bisnis keluarga yang masih menggunakan sistem kerja konvensional tanpa standar yang jelas, sehingga sulit bersaing dengan perusahaan lain yang lebih profesional. - Pembagian keuntungan yang nggak adil
Kalau nggak ada sistem yang jelas, bisa muncul kecemburuan di antara anggota keluarga.
Kunci Sukses Menjalankan Family Business
Meski banyak tantangan, bisnis keluarga juga punya banyak keunggulan, seperti loyalitas tinggi, kepercayaan yang kuat, dan visi jangka panjang. Nah, supaya bisa sukses, ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Pisahkan Urusan Keluarga dan Bisnis
Jangan bawa masalah bisnis ke meja makan atau sebaliknya. Pastikan ada aturan jelas mengenai kapan harus bersikap profesional dan kapan bisa santai sebagai keluarga.
2. Buat Struktur Organisasi yang Jelas
Walaupun bisnis keluarga, tetap butuh struktur yang rapi. Tentukan peran dan tanggung jawab masing-masing agar tidak tumpang tindih.
3. Rekrut Karyawan dari Luar Keluarga
Biar bisnis tetap objektif dan profesional, jangan hanya mengandalkan anggota keluarga. Karyawan dari luar bisa membawa perspektif baru dan membantu mengelola bisnis dengan lebih baik.
4. Siapkan Rencana Suksesi
Jangan sampai bisnis berhenti karena generasi berikutnya nggak siap melanjutkan. Rencana suksesi harus disusun sejak awal, termasuk pelatihan dan pembinaan untuk calon pemimpin bisnis.
5. Tetapkan Kebijakan Keuangan yang Transparan
Uang adalah salah satu sumber konflik terbesar dalam family business. Pastikan ada sistem keuangan yang jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman atau ketidakadilan.
Family business yang dikelola dengan baik bisa bertahan hingga puluhan bahkan ratusan tahun. Kuncinya adalah menjaga keseimbangan antara profesionalisme dan hubungan keluarga agar bisnis tetap berkembang tanpa mengorbankan keharmonisan.
baca juga: Manajemen Operasional: Kunci Efisiensi dan Produktivitas Bisnis