Kerja Sesuai Passion atau Tujuan Hidup? Ini Faktanya

Kerja Sesuai Passion Itu Nyata Nggak, Sih?
Buat kamu yang baru mulai karier, mungkin pernah mikir, “Kalau kerja nggak sesuai passion, aku bakal sengsara nggak, sih?”
Kenyataannya, nggak semua orang langsung bekerja di bidang yang mereka sukai. Dan itu nggak masalah. Passion memang penting, tapi bukan satu-satunya penentu. Yang lebih penting adalah tahu tujuan hidup yang ingin kamu bangun lewat pekerjaan.
Passion Itu Bahan Bakar, Tujuan Hidup Itu Kompas
Bayangkan passion seperti bensin. Passion memang memberi energi, semangat, dan membuat kamu betah kerja. Tapi, arah kendaraan tetap harus kamu yang tentukan. Inilah pentingnya tujuan hidup yang fungsinya seperti kompas untuk menuntun jalanmu.
Kalau kamu cuma mengejar passion tanpa arah, kamu bisa bersemangat, tapi nyasar di jalan. Tujuan hidup akan membuat langkahmu jelas, meskipun jalannya panjang.
Awal Karier: Saatnya Belajar, Bukan Harus Langsung Klik
Wajar kalau kerja pertamamu belum sesuai passion. Misalnya, kamu suka desain, tapi kerja di bidang administrasi. Tapi dari situ, kamu bisa belajar sistem kerja, komunikasi profesional, dan membentuk karakter.
Selama punya tujuan yang jelas, kamu bisa menyisipkan elemen passion di tengah rutinitas. Hal itu cukup untuk membantumu terus berkembang.
Karier Bisa Dibentuk, Tidak Harus Seketika
Misalnya passion-mu di bidang edukasi, tapi sekarang kerja di customer service. Dari situ, kamu bisa belajar menghadapi orang, mendengar dengan empati, dan menyampaikan informasi. Semua ini akan berguna saat kamu masuk dunia pelatihan atau konseling.
Artinya, meski belum sesuai passion, kamu tetap bisa bergerak menuju tujuan hidupmu.
Kerja Bermakna Tak Harus Menunggu Passion
Jangan menunggu “ketemu passion” baru mulai melangkah. Justru menjalani pekerjaan yang ada sekarang dengan kesadaran dan refleksi, kamu bisa menemukan makna di balik itu. Dari pengalaman itu, passion bisa tumbuh, tapi tujuan hidup akan selalu menjaga fokusmu.
Dengan begitu, kariermu tetap berarti, walaupun jalannya berliku.
Ditulis oleh Livia Yuliawati, S.Psi., M.A., Ph.D., CLC
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya
