Cara Ngobrol Biar Anak Nggak Takut Gagal
Anak Takut Gagal? Bisa Jadi karena Cara Ngobrol Kita
Pernah lihat anak jadi terlalu takut gagal? Bisa jadi bukan karena mereka lemah, tapi karena cara kita sebagai orang tua saat ngobrol soal kegagalan. Studi dari University of Auckland (Peterson dkk., 2024) menunjukkan bahwa gaya bicara ibu ke anak tentang kegagalan bisa memengaruhi seberapa besar anak takut gagal. Kabar baiknya, ada cara ngobrol yang bisa bantu anak lebih berani hadapi kesalahan!
Jangan Langsung Kasih Solusi
Ternyata, cuma ngasih solusi tanpa mengakui perasaan anak justru bisa bikin mereka makin takut gagal. Misalnya, saat anak gagal ujian, kita langsung bilang, “Lain kali kamu harus belajar lebih giat.”
Ucapan ini terlihat positif, tapi bisa bikin anak merasa semua beban ada di dia. Ia jadi takut salah, karena merasa harus selalu benar dan nggak boleh kecewa orang tuanya.
Cara Ngobrol yang Bikin Anak Lebih Berani
Sebaliknya, anak yang diajak bicara soal perasaannya dan diajak cari solusi bareng, biasanya lebih percaya diri dan nggak terlalu takut gagal. Misalnya, “Mama ngerti kamu kecewa. Yuk, kita cari cara bareng supaya minggu depan kamu lebih siap.”
Cara ngobrol ini bikin anak merasa:
- Didengar dan nggak sendirian
- Punya kontrol atas situasi di masa depan
- Kombinasi ini bisa menumbuhkan keberanian dalam diri anak.
3 Cara Ngobrol Biar Anak Nggak Takut Gagal
- Dengar dan Validasi Emosi Anak. Ganti “Ah gitu aja sedih” dengan, “Kamu sedih karena kalah, ya? Mama ngerti, itu pasti nggak enak.”
- Ajak Cari Solusi Bareng. Daripada menyuruh, coba tanya “Menurut kamu, enaknya kita ngapain supaya lebih siap minggu depan?” atau bisa juga dengan “Mau coba cari cara belajar yang lebih seru bareng Mama?”
- Tawarkan Bantuan yang Nyata. Misalnya, “Mau Mama bantu bikin jadwal belajar?” atau bisa dengan “Gimana kalau kita latihan bareng di rumah?”
Kegagalan Bisa Jadi Titik Awal, Bukan Akhir
Anak takut gagal bukan berarti dia lemah. Justru dari kegagalan, mereka bisa belajar dan tumbuh—asal didukung dengan cara yang tepat. Jadi, yuk mulai ubah cara kita ngobrol! Jangan buru-buru memberikan solusi. Dengarkan dulu, lalu dukung mereka untuk bangkit.
Ditulis oleh Prisca Eunike, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya

