Cara Asyik Anak Muda Menyalurkan Emosi

Ekspresi Lewat Foto: Cara Asyik Anak Muda Atur Emosi
Anak muda sekarang nggak bisa lepas dari kamera. Dari selfie, candid, sampai potret langit senja, semua bertebaran di media sosial. Tapi tahukah kamu, memotret bisa jadi cara ampuh menyalurkan emosi sekaligus menjaga kesehatan mental?
Ekspresi lewat foto bukan sekadar urusan estetik. Foto bisa menjadi media jujur dan personal untuk menyuarakan apa yang kamu rasakan. Bahkan, gambar sering kali menjadi “bahasa” ketika kata-kata sulit diucapkan. Dengan memotret, kamu bisa mengolah emosi seperti cemas, marah, bahagia, atau sedih, tanpa harus selalu bercerita panjang.
Manfaat Emosional dari Memotret
Ekspresi lewat foto memberi ruang untuk refleksi diri. Saat mengambil gambar, kamu sedang memilih sudut pandang dan disanalah proses psikologis bekerja. Kamu mulai mengenali apa yang menarik perhatianmu, apa yang membuatmu tenang, dan emosi apa yang sedang kamu rasakan.
Penelitian psikologi menunjukkan bahwa fotografi bisa membantu meredakan stres dan meningkatkan rasa syukur. Saat memotret hal indah atau bermakna, otak melepaskan hormon positif yang bikin hati lebih ringan.
Jurnal Foto Harian: Cerita Mood Lewat Lensa
Coba mulai kebiasaan kecil: ambil satu foto setiap hari yang menggambarkan mood kamu. Nggak harus wajahmu, bisa benda, tempat, atau warna yang mewakili perasaan saat itu.
Lagi mellow? Foto langit mendung atau kopi dingin di sudut meja. Lagi semangat? Jepret sepatu lari atau cahaya pagi dari jendela kamar. Setiap emosi punya gambarnya sendiri.
Lama-lama, kamu akan punya album cerita yang menunjukkan kalau kamu nggak selalu galau. Kadang kuat, kadang santai, kadang random banget. Semuanya valid. Foto-foto ini bisa jadi cermin untuk lebih kenal diri sendiri, sekaligus healing tanpa curhat panjang.
Foto = Cerita Tanpa Kata
Jangan remehkan ekspresi lewat foto. Ia bisa menjadi terapi menyenangkan, kreatif, dan menyembuhkan. Di balik setiap jepretan, ada emosi yang tersalurkan. Untuk anak muda, ini cara keren biar tetap waras di tengah dunia yang kadang bikin lelah.
Jadi, ambil kameramu dan biarkan foto bercerita untukmu.
Ditulis oleh Jessica Christina Widhigdo, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya
