Disiplin Anak: Penguatan Positif dan Negatif

disiplin anak

Hasil observasi di sekolah SD A, telah ditemukan banyak murid yang masih berperilaku yang berbanding terbalik dengan definisi disiplin. Masih banyak murid yang datang ke sekolah terlambat, tidak mengerjakan tugas di sekolah dan rumah dengan tepat waktu. Atau juga tidak mau mendengarkan guru dengan teratur, dan bercanda saat menyanyikan lagu kebangsaan pada saat upacara. Hal ini menjadi memprihatinkan lantaran teguran dari guru sudah tidak dapat mengatasi perilaku-perilaku tersebut. 

Kedisiplinan pada anak sekolah dasar (SD) merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. Menurut teori B.F. Skinner, kedisiplinan dapat dikembangkan melalui dua mekanisme utama, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Kedua metode ini efektif jika diterapkan secara konsisten oleh guru dalam lingkungan belajar.

Metode Penguatan Positif dan Negatif

Penguatan positif adalah cara memberikan apresiasi, hadiah, atau pujian kepada anak atas perilaku disiplin yang mereka tunjukkan. Sebagai contoh, ketika seorang siswa berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, guru dapat memberikan nilai tambahan atau pujian secara langsung. Hal ini tidak hanya meningkatkan motivasi siswa untuk terus berperilaku baik tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan.

Sebaliknya, penguatan negatif melibatkan pemberian konsekuensi mendidik terhadap perilaku yang kurang disiplin. Misalnya, ketika seorang siswa tidak menjalankan tugas piket sesuai jadwal. Konsekuensinya adalah siswa tersebut harus melakukan piket tambahan selama satu minggu. Contoh lainnya adalah penerapan poin pelanggaran untuk setiap tindakan yang melanggar aturan sekolah. Poin ini dapat menjadi pengingat bagi siswa agar mematuhi aturan yang telah disepakati.

Kombinasi penguatan positif dan negatif membantu menciptakan keseimbangan dalam mendisiplinkan anak tanpa memberikan tekanan yang berlebihan. Dengan cara ini, guru dapat mendorong siswa untuk belajar dari konsekuensi atas tindakan mereka sekaligus merasa dihargai atas upaya yang mereka lakukan.

Penerapan metode penguatan ini secara konsisten dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dan mendukung terciptanya suasana belajar yang kondusif. Dengan strategi ini, guru tidak hanya membantu anak-anak berkembang menjadi individu yang disiplin tetapi juga membangun karakter positif sejak dini.

Ditulis oleh:
Keshia Tjahjadi
Cindy Agnesia
(Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Ciputra Surabaya)

Dibimbing oleh:
Dr. Cicilia Larasati Rembulan, S.Psi, M.Psi, Psikolog.,
(Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya)