Kenali Emosi dengan Seni di Art Therapy

Semarang, 10 April 2025 — Seni bukan sekadar kreativitas, tapi juga jembatan untuk mengenali emosi. Hal ini menjadi tema utama dalam sesi art therapy yang digelar di Sekolah Ciputra Kasih Semarang. Kegiatan ini dipandu oleh Ibu Kuncoro Lestari Anugrahwati, S.Psi., M.Psi., Psikolog—praktisi psikolog klinis sekaligus alumni Fakultas Psikologi Universitas Ciputra (PSY UC).
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya PSY UC dalam memperkenalkan pentingnya kesehatan mental sejak dini. Dalam sesi art therapy, para siswa diajak untuk menggambarkan emosi mereka melalui media seni, seperti mewarnai, menggambar, dan simbol-simbol warna. Aktivitas ini membantu mereka mengekspresikan perasaan yang mungkin sulit diucapkan dengan kata-kata.
Peran Seni dalam Mengenal Emosi
Art therapy terbukti menjadi media yang efektif untuk mengakses dan memahami emosi, terutama bagi anak-anak dan remaja. Kegiatan ini tidak hanya melatih ekspresi diri, tapi juga membuka ruang refleksi yang aman. Dengan arahan yang profesional, para siswa bisa lebih mengenali apa yang mereka rasakan dan bagaimana mengelolanya.
Ibu Kuncoro Lestari menggunakan pendekatan yang hangat dan komunikatif, sehingga para siswa dapat terlibat aktif dan merasa nyaman. Ini sejalan dengan visi PSY UC untuk mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga berdampak langsung di masyarakat melalui praktik nyata.
Alumni PSY UC Turut Berkontribusi
Keterlibatan Ibu Kuncoro Lestari sebagai alumni menjadi bukti nyata bahwa PSY UC terus membuka ruang kolaborasi dengan lulusannya. PSY UC percaya bahwa alumni adalah mitra strategis dalam pengembangan program dan layanan psikologi, baik di dalam maupun di luar kampus. Kegiatan seperti ini juga menunjukkan bahwa alumni PSY UC memiliki kompetensi dan dedikasi untuk terus berbagi ilmu di berbagai lingkup.
Dengan menghadirkan art therapy di lingkungan sekolah, Fakultas Psikologi Universitas Ciputra berharap semakin banyak siswa yang dapat mengenali dan mengelola emosi mereka secara sehat. Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan pendekatan psikologi secara kreatif, tapi juga memperkuat hubungan antara universitas, alumni, dan masyarakat.
Ditulis oleh Mopheta Audiola Dorkas
30 April 2025
