Mindless Scrolling: Kenapa Susah Berhenti?

mindless scrolling
Notifikasi Sekejap, Hilang Berjam-jam

Pernahkah kamu berniat membuka notifikasi sebentar, tapi ujung-ujungnya terjebak berjam-jam di media sosial? Fenomena ini disebut mindless scrolling—kebiasaan scrolling layar tanpa tujuan jelas dan tanpa sadar berapa lama waktu yang dihabiskan. Aktivitas ini terasa ringan dan menyenangkan, tapi sering membuat kita kehilangan fokus, semangat, bahkan waktu berharga.

Kenapa Mindless Scrolling Terjadi?

Mindless scrolling biasanya muncul otomatis, seperti refleks. Saat jari terus scrolling layar, otak mendapat “dopamine hit” singkat, mirip hadiah kecil yang bikin kita ingin lanjut lagi. Bagi siswa atau remaja, ada beberapa faktor yang membuat lebih rentan:

  • Stres akademik: scrolling jadi pelarian dari tugas sekolah.
  • FOMO (Fear of Missing Out): takut ketinggalan tren atau cerita teman.
  • Kurang manajemen waktu: scrolling sering muncul saat senggang, seperti sebelum tidur atau ketika menunda tugas.
Dampaknya Lebih dari Sekadar Buang Waktu

Mindless scrolling tidak hanya menguras waktu, tapi juga bisa berdampak serius pada keseharian:

  • Fokus dan konsentrasi menurun karena terbiasa berpindah cepat antar konten.
  • Tidur terganggu karena otak terus distimulasi oleh layar hingga larut malam.
  • Kecemasan meningkat akibat perbandingan sosial dari konten orang lain.
  • Brain rot atau rasa tumpul secara mental, kehilangan motivasi belajar, dan minat pada aktivitas produktif.
Cara Menghentikan Mindless Scrolling

Mengurangi mindless scrolling bukan berarti harus memusuhi teknologi. Kuncinya ada pada kesadaran dan pengendalian diri. Beberapa strategi yang bisa dicoba:

  • Tentukan waktu khusus untuk membuka media sosial.
  • Gunakan fitur screen time sebagai pengingat dan pembatas.
  • Refleksikan tujuan penggunaan: tanyakan pada diri sendiri “Kenapa aku membuka ini?”
  • Ajak ngobrol langsung dengan teman atau keluarga agar interaksi sosial tidak hanya terjadi lewat layar gadget.
Gunakan Teknologi dengan Sadar

Teknologi bukan musuh dan media sosial juga bukan hal yang buruk. Namun, saat kita terjebak dalam mindless scrolling, maka waktu, energi, dan fokus kita bisa terkuras tanpa terasa. Dengan kesadaran dan kebiasaan baru, kita bisa menjadikan teknologi sebagai alat yang mendukung hidup, bukan sebaliknya.

Ditulis oleh Meilani Sandjaja, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya