Quarter Life Crisis: Kenapa Kita Bingung Mau Ke Mana?

tujuan hidup

Quarter Life Crisis dan Tujuan Hidup

Kamu sudah kerja, mungkin sudah pindah tempat tinggal, punya penghasilan sendiri. Tapi kok malah makin sering mikir, “Sebenernya aku mau ke mana sih dalam hidup ini?” Quarter life crisis bisa datang diam-diam. Semua terlihat stabil dari luar, tapi di dalam kepala penuh tanya. Dan salah satu akar paling dalam dari krisis ini adalah kehilangan arah. Gak tahu lagi apa sebenarnya tujuan hidup kita.

Karir Ada, Tapi Hampa. Kok Bisa?

Seringkali kamu sudah punya pekerjaan, bahkan sudah jalan beberapa tahun. Tapi lama-lama merasa bosan, kosong, atau stuck. Bisa jadi karena kamu menjalani sesuatu yang “seharusnya” tanpa pernah benar-benar memikirkan apakah itu sejalan dengan tujuan hidup kamu. Kita sibuk mengejar target, naik jabatan, dapat validasi. Tapi lupa menanyakan: “Apa arti semua ini buat aku sendiri?”

Tujuan Hidup Bukan Sesuatu yang Diberikan, Tapi Dibangun

Banyak orang nunggu momen “tersadar” soal tujuan hidup. Padahal, tujuan hidup itu bukan sesuatu yang tiba-tiba muncul dari langit. Ia dibentuk lewat eksplorasi, kegagalan, dan keberanian buat jujur sama diri sendiri. Kamu bisa mulai dari hal kecil: nilai apa yang kamu pegang? Apa yang bikin kamu merasa hidupmu berdampak?

Perbandingan Sosial Bikin Krisis Makin Dalam

Scrolling media sosial bisa jadi pemicu quarter life crisis paling kuat di usia 25-30. Lihat teman sudah menikah, kuliah lagi, pindah negara, atau bikin bisnis. Kamu mulai ngerasa tertinggal. Padahal tiap orang punya tempo yang beda. Yang penting bukan siapa yang “lebih dulu”, tapi siapa yang tahu tujuan hidupnya dan terus bergerak ke arah sana.

Bukan Berarti Harus Ganti Haluan Drastis

Quarter life crisis bukan berarti kamu harus resign, hijrah total, atau pindah benua. Tapi ini sinyal untuk berhenti sejenak, evaluasi, dan menyusun ulang arah. Mungkin kamu butuh bicara dengan mentor, ikut sesi coaching, atau sekadar journaling secara jujur. Tujuannya bukan langsung “cerah”, tapi lebih jernih.

Berani Hadapi Krisis Adalah Awal Pertumbuhan

Banyak orang menghindari pertanyaan besar karena takut jawabannya. Tapi justru dengan menghadapinya, kamu akan menemukan kekuatan baru. Krisis ini bisa jadi momen penting untuk memperkuat karakter dan memperjelas tujuan hidup. Bukan sebagai beban, tapi sebagai bekal.

Ditulis oleh Livia Yuliawati, S.Psi., M.A., Ph.D., CLC
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya