Memahami Konsep Reward dalam Pertukaran Sosial

Apa Itu Reward dalam Pertukaran Sosial?
Hampir semua orang menyukai hadiah. Ketika kita mendapatkan hadiah seperti sepatu yang kita butuhkan saat ulang tahun, hadiah tersebut menjadi bermakna bagi kita. Dalam pertukaran sosial, reward adalah elemen penting yang diberikan kepada seseorang karena kontribusi atau interaksinya. Hadiah ini dapat berupa material seperti uang atau barang, maupun nonmaterial seperti pujian dan apresiasi.
Perbedaan Reward dan Sumber Daya
Reward dan sumber daya sering dianggap serupa, tetapi ada perbedaan utama di antara keduanya. Sumber daya adalah hal yang dipertukarkan dalam interaksi sosial, baik material maupun nonmaterial. Namun, agar suatu sumber daya menjadi reward, ia harus memiliki makna dan sesuai dengan kebutuhan penerima. Sebagai contoh, jika seorang sahabat memberikan sepatu yang tidak sesuai selera kita, sepatu itu hanya menjadi sumber daya material tanpa makna khusus.
Reward dalam Perspektif Behaviorisme
Dalam teori behaviorisme, Thorndike menggunakan istilah satisfier untuk menggambarkan hadiah yang memberikan kepuasan. Ia melakukan eksperimen pada kucing yang diberi makanan sebagai hadiah atas perilaku yang diinginkan. Konsep juga dekat dengan istilah reinforcement atau penguat. Reinforcement tidak hanya berarti memberikan sesuatu yang bernilai, tetapi juga memiliki efek memperkuat perilaku di masa depan.
Contoh Penggunaan Reward dan Reinforcement
Seorang karyawan yang menerima bonus atas kinerjanya akan cenderung mempertahankan perilaku baik di masa depan. Dalam hal ini, bonus bukan hanya hadiah, tetapi juga reinforcement yang mendorong perilaku positif. Dengan demikian, reinforcement adalah hadiah yang memberikan dampak berkelanjutan ataupun dapat mempertahankan perilaku di masa datang.
Penutup
Reward adalah elemen esensial dalam pertukaran sosial yang harus memiliki makna bagi penerimanya. Baik dalam bentuk material maupun nonmaterial, hadiah yang sesuai dapat meningkatkan kepuasan dan memperkuat perilaku positif. Penerapan konsep ini, terutama dalam konteks sosial dan organisasi, sangat penting untuk menciptakan interaksi yang bermakna dan produktif.
[Diringkas dari Buku Pertukaran Sosial, karya Cicilia Larasati Rembulan & Putri Ayu Puspieta Wardhani]
Ditulis oleh:
Dr. Cicilia Larasati Rembulan, S.Psi, M.Psi, Psikolog.,
(Dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra Surabaya)
