www.ciputra.ac.id -Surabaya, 21 Desember 2024 – Ciputra Mall Surabaya menjadi saksi sebuah peristiwa istimewa pada Sabtu, 21 Desember 2024, saat Universitas Ciputra menggelar penjurian lomba Poster Pancasila dan Video Agama di ruang publik. Untuk pertama kalinya, mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pancasila dan Agama memiliki kesempatan untuk mempresentasikan karya mereka langsung di hadapan dewan juri dan pengunjung mall yang antusias.
Acara ini bukan hanya sekadar lomba, tetapi juga menjadi momen bersejarah yang memadukan semangat kreativitas dan nilai-nilai kebangsaan. Dengan suasana yang penuh semangat, kegiatan ini berlangsung dinamis dan menarik perhatian banyak pengunjung yang kebetulan berada di mall pada saat itu.
Poster Pancasila: Diskusi Kritis Tentang Tokoh Kebangsaan
Dalam lomba Poster Pancasila, para finalis diuji untuk mempertahankan ide mereka mengenai tokoh kebangsaan yang mereka pilih untuk digambarkan dalam karya poster mereka. Dewan juri yang terdiri dari akademisi terkemuka—Bapak Dede Oetomo, Bapak Kukuh Yudha Kamanta, dan Ibu Shinta Devi (dosen Universitas Airlangga dan Fakultas Entrepreneurship dan Humaniora Universitas Ciputra)—mengajukan berbagai pertanyaan mendalam terkait pilihan tokoh dan relevansi tokoh tersebut dengan nilai-nilai Pancasila di era modern.
Salah satu momen yang menarik perhatian adalah ketika seorang juri bertanya kepada peserta, “Mengapa memilih RA Kardinah, bukan RA Kartini? Apa relevansinya dengan nilai Pancasila masa kini?” Peserta yang sempat terdiam, akhirnya mampu memberikan jawaban yang dilengkapi dengan data sejarah yang mendalam, memukau juri dan audiens yang hadir. Tak hanya itu, pengunjung yang semula hanya melintas di sekitar area penjurian pun tertarik untuk menyaksikan jalannya presentasi dan banyak di antara mereka yang mengabadikan momen tersebut dengan foto dan video.
Video Agama: Kreasi Visual Menyampaikan Pesan Moral
Setelah penjurian lomba Poster Pancasila, giliran para finalis lomba Video Agama yang menampilkan karya mereka di layar besar yang disediakan di mall. Tema-tema yang diangkat oleh para peserta sangat beragam, mencakup dokumenter tentang toleransi beragama hingga drama yang mengangkat tema persahabatan lintas keyakinan. Semua karya ini menyajikan pesan moral yang mendalam dan berusaha menyentuh hati audiens dengan cara yang kreatif.
Dewan juri yang terdiri dari Bapak Mohammad Aan Anshori, Ibu Alamaedaw Erina, dan Bapak Freddy H. Istanto memberikan penilaian yang komprehensif terhadap setiap karya. Salah satu juri memberikan masukan berharga, “Konsep video Anda sangat dalam, namun penyajian visualnya perlu lebih menarik agar bisa menjangkau audiens yang lebih luas,” kata juri tersebut sambil memberikan saran konstruktif.
Pengalaman Berharga bagi Mahasiswa dan Edukasi untuk Masyarakat
Acara penjurian ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menampilkan hasil kreativitas mereka, tetapi juga berfungsi sebagai sarana edukasi publik yang interaktif. Mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga dalam mempresentasikan karya mereka di hadapan audiens yang luas, sementara masyarakat yang hadir di Ciputra Mall juga mendapatkan hiburan yang bermakna, dengan pesan-pesan moral yang mengangkat tema kebangsaan, agama, dan toleransi.
Dosen pengampu mata kuliah yang terlibat dalam acara ini merasa bangga melihat karya mahasiswa mereka dipresentasikan di hadapan publik, sementara mahasiswa sendiri merasa terinspirasi dan termotivasi untuk terus mengembangkan kreativitas mereka. Dengan kesuksesan acara ini, diharapkan akan ada lebih banyak kesempatan serupa di masa depan, yang tidak hanya memberi ruang bagi mahasiswa untuk berkarya, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.