
Gaya Hidup Ancam Kesehatan Reproduksi
Tema Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun ini “MASYARAKAT HIDUP SEHAT, INDONESIA KUAT” banyak terpasang dalam bentuk spanduk dan baliho di kantor dan instansi pemerintah.
Dalam uraian lebih rinci dari Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia disebutkan bahwa pendekatannya melalui keluarga dan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS). Juga dirinci dalam 5 (lima) pesan : (1) Lakukan aktifitas fisik secara teratur, (2) Konsumsi sayur dan buah setiap hari, agar badan sehat, (3) Cek kesehatan secara rutin, (4) Jaga kebersihan lingkungan untuk kesehatan, (5) Makan sehat untuk keluarga dengan gizi seimbang.
Masalah yang potensial menjadi penghambat tercapainya slogan HKN tersebut adalah banyaknya bahan makanan yang tidak sehat dan lingkungan yang tidak sehat, khususnya terkait gaya hidup modern saat ini.
Kesehatan reproduksi (reproductive health) merupakan bagian dari kesehatan secara umum, artinya jika kwalitas kesehatan reproduksi jelek maka akan mengganggu kwalitas kesehatan pada umumnya.
Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi dan proses reproduksi adalah konsep/lingkup kesehatan reproduksi. Cakupan kesehatan reproduksi meliputi: kehamilan yang tidak diharapkan (unintended pregnancy), pengguguran kandungan (unsafe abortion), kematian ibu (maternal death and disability), resiko persalinan (risk during childbirth), infeksi menular seksual (sexually transmitted infections), pendidikan seks (sex education), kekerasan berbasis gender (gender-based violence), kontrasepsi, kanker serviks, dan kanker payudara.
Ketika status kesehatan reproduksi bermasalah, maka sangat mungkin status kesehatan pada umumnya ikut bermasalah.
Fokus pada kesuburan pria, menunjukkan data yang kurang baik, bahkan cenderung membahayakan kehidupan manusia, jika tidak dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh.
Publikasi ilmiah dalam salah satu jurnal ternama bidang reproduksi (Journal Fertility Sterility) menyebutkan bahwa dalam kurun waktu 50 tahun (1940 – 1990) terdapat penurunan 50% konsentrasi sperma pria. Hal tersebut terjadi karena semakin banyaknya materi pengganggu kesuburan (pollutan, endocrine disruptors).
Salah satu bahan pengganggu yang saat ini semakin masif seiring era modernisasi yaitu paparan gelombang elektromagnetik, yang antara lain dari komputer dan handphone (HP).
Gelombang Elektromagnetic dan Kesuburan Pria
Saat ini hampir semua orang, mulai anak sampai dewasa, masyarakat kebanyakan sampai eksekutif, hampir semua memiliki dan menggunakan HP. Yang beda adalah intensitas penggunaannya, mulai dari hanya beberapa jam sehari sampai ada yang hampir sepanjang hari, mungkin saat tidur saja tidak menggunakan gadget tersebut.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat tanpa membutuhkan medium, merupakan gelombang transversal, yang dihasilkan dari perubahan medan listrik dan medan magnetik. Beberapa contoh gelombang elektromagnetik yang ada dalam kehidupan sehari-hari misalnya microwave, gelombang televisi, gelombang radio, selain juga dari HP dan computer.
Hasil penelitian dalam jurnal Reproductive Health (2015) menunjukkan bahwa paparan gelombang elektromagnetis (900 MHz) terhadap hewan coba didapatkan hasil ada pengaruh yang tidak baik. Prosentase kematian sel sperma meningkat 90% dibanding kontrol, proporsi bahan jelek (oksidan) meningkat, sedangkan bahan baik (anti oksidan) menurun.
Pengaruh kurang baik dari gelombang elektromagnetik
Sel tubuh yang sensitive mudah terganggu oleh gelombang elektro magnetik, antara lain sel yang relatif muda atau relatif tua, dan sel yang stabilitas genetiknya jelek, akan mudah terjadi gangguan/kerusakan sel , yang kemudian berdampak merugikan.
Sel sperma merupakan salah satu contoh sel dalam tubuh yang aktif melakukan pembelahan, selalu ada produksi baru, sehingga termasuk dalam sel yang relatif peka terhadap bahan pengganggu.
Awal kehamilan, mulai pembuahan sampai umur kehamilan 3 (tiga) bulan, terjadi pembelahan sel yang aktif yaitu pembentukan organ anak (organogenesis), juga merupakan periode yang peka terhadap pengganggu, yang bisa berdampak kurang baik bagi perkembangan janin dalam kandungan.
Karenanya perlu bijak dalam penggunaan gadget, supaya manfaatnya kita dapat dan dampak merugikan bisa diminimalisasi.
Beberapa saran untuk meminimalisasi pengaruh gelombang elektromagnetik :
- Wanita hamil muda harus meminimalkan paparan terhadap pengaruh gelombang elektromagnetik, juga
- Pasangan yang sedang dalam perawatan kesuburan
- Pria dengan kwalitas sperma yang kurang baik
- Anak-anak dianjurkan diberi aturan dan batasan penggunaan sarana penghasil gelombang elektro magnetic.
Bagaimana kira-kira dampak reproduksi pada masa mendatang jika kita tidak mengelola mulai saat ini. Satu kata : kesehatan reproduksi akan terancam.
Penulis: Dr. dr. Hudi Winarso, Sp. And.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra