PENGERTIAN

Mpox atau monkeypox yang disebut juga cacar monyet merupakan sebuah virus orthopox zoonosis yang secara tidak sengaja menyebabkan penyakit pada manusia, seperti cacar. Virus mpox (cacar monyet) pertama kali diisolasi dan diidentifikasi pada tahun 1959 ketika monyet yang dikirim dari Singapura ke fasilitas penelitian Denmark jatuh sakit. Namun, kasus manusia pertama dikonfirmasi terjadi pada tahun 1970 ketika virus tersebut diisolasi dari seorang anak di Republik Demokratik Kongo yang diduga menderita cacar monyet [1].

PENYEBAB

Mpox adalah penyakit zoonosis dan menyebar dari hewan ke manusia. Hewan yang menjadi sumber penyakit ini diperkirakan mencakup tupai, tikus, monyet, primata, anjing padang rumput, landak, babi, dan mencit yang ditemukan di wilayah Afrika tempat mpox sebelumnya dilaporkan tersebar luas.  Namun, epidemi yang sedang berlangsung ini terutama disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia melalui droplet pernapasan, fomites (benda mati yang terkontaminasi), dan kontak langsung dengan lesi pada individu yang terinfeksi. Analisis terkini menemukan bahwa jumlah virus tinggi dalam cairan tubuh, termasuk urin, air liur, air mani, dan feses, serta dalam usapan yang diambil dari orofaring dan rektum, yang menunjukkan bahwa penularan seksual merupakan pendorong utama penularan [1].

FAKTOR RESIKO

Faktor resiko seseorang terinfeksi virus mpox antara lain [2] :

• Yang paling berisiko adalah orang yang tinggal dengan atau memiliki riwayat kontak erat (termasuk kontak seksual) dengan seseorang yang terinfeksi mpox,
• Mempunyai rutinitas atau kontak rutin dengan hewan yang dapat menginfeksi.
• Tenaga kesehatan juga memiliki risiko tertular sehingga perlu untuk selalu menerapkan prosedur PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
• Bayi baru lahir, anak-anak, dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh berisiko mengalami gejala-gejala lebih serius dan kematian akibat mpox.
• Orang-orang muda mungkin belum mendapat vaksin cacar. [2]
• Pria yang berhubungan seks dengan pria akan tetapi, temuan ini belum dikonfirmasi karena ada kemungkinan spesimen tersebut terkontaminasi dengan cara lain [3 & 4].

GEJALA DAN TANDA

Gejala awal mpox (cacar monyet meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, lemas, kelelahan dan limfadenopati (Pembengkakkan kelenjar getah bening yang dapat muncul di bagian leher, selangkangan, dan ketiak), yang merupakan ciri pembeda utama cacar air dari cacar monyet. Setelah 1 hingga 2 hari, lesi mukosa muncul di mulut, diikuti oleh lesi kulit pada wajah dan ekstremitas (termasuk telapak tangan dan telapak kaki). Ruam mungkin menyebar atau tidak menyebar ke seluruh tubuh, dan jumlah total lesi dapat bervariasi dari jumlah yang kecil hingga ribuan [1].

Selama 2 hingga 4 minggu berikutnya, lesi berkembang dalam peningkatan 1 hingga 2 hari melalu fase makula, papular, vesikular, dan pustular. Lesi berubah secara serempak dan ditandai sebagai lesi yang tegas, dalam, dan berukuran 2 hingga 10 mm. Lesi tetap berada dalam fase pustular selama 5 hingga 7 hari sebelum kerak mulai terbentuk. Kerak terbentuk dan mengelupas selama 7 hingga 14 hari berikutnya, dan umumnya kondisi ini sembuh sekitar 3 hingga 4 minggu setelah timbulnya gejala. Pasien tidak lagi dianggap menular setelah semua kerak rontok [1].

PENANGANAN

Penanganan kasus mpox berfokus pada perawatan simptomatis dan terapi suportif. Tujuan utama dari terapi ini adalah untuk meringankan keluhan yang dirasakan pasien, mempercepat penyembuhan lesi pada kulit, dan mencegah terjadinya demam. Selain itu, penting untuk mengurangi kehilangan cairan tubuh yang bisa menyebabkan dehidrasi, mengurangi nyeri, serta mencegah terbentuknya jaringan parut yang permanen. Pencegahan infeksi sekunder juga menjadi prioritas agar komplikasi tambahan tidak muncul. Pasien yang terinfeksi harus segera diisolasi untuk menghindari penyebaran virus ke orang lain [5].

Di sisi lain, vaksinasi menjadi salah satu langkah penting dalam pencegahan mpox. Vaksin vaccinia generasi pertama, yang awalnya dikembangkan untuk cacar (smallpox), terbukti mampu memberikan perlindungan kepada sebagian besar penerimanya dari infeksi mpox. Saat ini, dua vaksin utama yang digunakan untuk pencegahan adalah JYNNEOS (Imvamune) dan ACAM2000. Kedua vaksin ini terus diteliti lebih lanjut untuk memastikan efektivitasnya dalam melawan infeksi mpox, guna memberikan perlindungan yang lebih optimal bagi masyarakat [5].

KOMPLIKASI

Berikut beberapa komplikasi yang harus diwaspadai pada kasus monkeypox yaitu [5] :

1. Infeksi bakteri sekunder kulit

1. Nekrosis jaringan lunak
2. Piomiositis
3. Adenopati servikal
4. Lesi pada mata
5. Pneumonia
6. ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
7. Dehidrasi
8. Sepsis dan syok septik
9. Ensefalitis
10. Malnutrisi

PERAWATAN DIRI DAN PENCEGAHAN

Kebanyakan penderita mpox akan pulih dalam waktu 2-4 minggu. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk membantu gejala dan mencegah penularan mpox kepada orang lain diantaranya [6] :

1. Hubungi penyedia layanan kesehatan untuk meminta nasihat;
2. Tinggallah di rumah dan di ruangan sendiri yang berventilasi baik jika memungkinkan;
3. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer, terutama sebelum atau sesudah menyentuh luka;
4. Kenakan masker dan tutupi luka saat berada di dekat orang lain sampai ruam sembuh.
5. Menjaga kulit tetap kering dan terbuka (kecuali jika berada dalam satu ruangan dengan orang lain).
6. Hindari menyentuh barang-barang di ruang bersama dan sering-seringlah mendesinfeksi ruang bersama.
7. Gunakan obat kumur air asin untuk luka di mulut.
8. Mandi air hangat dengan baking soda atau garam Epsom untuk luka di tubuh.
9. Minum obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti parasetamol (asetaminofen) atau ibuprofen.

Hindari beberapa hal berikut supaya tidak memperparah luka akibat infeksi mpox [6].

1. Hindari menggaruk luka yang dapat memperlambat penyembuhan, menyebarkan ruam ke bagian tubuh lain, dan menyebabkan infeksi pada luka.
2. Hindari mencukur area yang terdapat luka hingga koreng sembuh dan memiliki kulit baru di bawahnya (karena dapat menyebarkan ruam ke bagian tubuh lain).

Untuk mencegah penyebaran mpox ke orang lain, pengidap mpox harus melakukan isolasi di rumah sesuai petunjuk dari penyedia layanan kesehatannya, atau di rumah sakit jika diperlukan, selama periode infeksi (mulai dari timbulnya gejala hingga lesi sembuh dan korengnya hilang). Menutupi lesi dan memakai masker yang pas saat berada di hadapan orang lain dapat membantu mencegah penyebaran. Menggunakan kondom saat berhubungan seks akan membantu mengurangi risiko terkena mpox namun tidak akan mencegah penyebaran melalui kontak kulit ke kulit atau mulut ke kulit. Jika berhubungan seks, gunakanlah kondom sebagai tindakan pencegahan selama 12 minggu (sekitar 3 bulan) setelah sembuh [6]

Menghentikan aktivitas seksual dengan pasangan baru selama periode peningkatan penularan dapat mengurangi risiko terkena mpox. Mereka yang pernah melakukan kontak dengan penderita mpox harus memantau tanda dan gejalanya selama 21 hari (3 minggu) dan mengambil tindakan pencegahan seperti menghindari aktivitas seksual selama periode ini [6].

Petugas kesehatan harus mengikuti langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi untuk melindungi diri mereka sendiri saat merawat pasien dengan mpox dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai (yaitu sarung tangan, gaun pelindung, pelindung mata dan respirator) dan mematuhi protokol untuk menyeka lesi dengan aman untuk pengujian diagnostik dan menangani benda tajam seperti jarum [6].

DAFTAR PUSTAKA

1. Moore MJ, Rathish B, Zahra F. Mpox (Monkeypox) [Updated 2023 May 3]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK574519/
2. Caloh, G. B. A. (2024, August 22). Frequently asked questions (FAQ) Mpox. Infeksi Emerging. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/frequently-asked-questions-faq-mpox
3. Islam MR, Nowshin DT, Khan MR, Shahriar M, Bhuiyan MA. Monkeypox and sex: Sexual orientations and encounters are key factors to consider. Health Sci Rep. 2023 Jan 19;6(1):e1069. doi: 10.1002/hsr2.1069. PMID: 36698709; PMCID: PMC9850259.
4. Cleveland. (2023, April 25). Mpox. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22371-monkeypox
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (n.d.). Pedoman Penanganan dan Pencegahan mpox. Diakses pada 10 Agustus 2024, dari https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/download/WZo
6. World Health Organization. (2024, August 26). Mpox. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mpox