Film dibuka dengan kepindahan nomaden wanita asal Indonesia bernama Diana (Bunga Citra Lestari) yang mengikuti sang suami, Dika (Alex Abbad) yang bekerja di Kuala Lumpur, Malaysia. Diana yang tak betah menganggur meminta bantuan sang suami menemukan pekerjaan untuknya di sana. Diana pun datang melamar ke perusahaan milik teman Dika dengan harapan tinggi. Sesama orang Indonesia, tentu akan membuat Diana cepat beradaptasi dengan calon bosnya itu. Kisah tentang Diana dan Bossnya tersebut tertuang dalam film “My Stupid Boss”, yang diputar di Movie Time at UC Library pada jumat (24/3) lalu.
Pandangan Diana berubah kala bertemu dengan sang bos. Diana pun akhirnya mulai bekerja di perusahaan tersebut walau sudah merasakan feeling tak enak sedari melamar pekerjaan tersebut. Bossman (Reza Rahardian) memiliki perilaku yang aneh bin ajaib. Ia merasa selalu benar, curiga, dan tidak percaya dengan siapapun. Bicaranya pun ceplas ceplos tanpa dipikir dulu, sangat pelit, dan memiliki aturan sendiri yang sering dilanggarnya sendiri.
Bossman memiliki prinsip bahwa BOSSMAN ALWAYS RIGHT! (Bos selalu benar) dan jika ia mengingkan sesuatu maka harus terwujud. Selain itu ia juga memiliki prinsip IMPOSIBLE WE DO MIRACLE WE TRY.
Keanehan-keanehan tersebut mulanya coba diatasi oleh Diana. Oh yah, Bossman lebih sering memanggil Diana dengan sebutan Kera… Ni. Ejaannya sengaja dipenggal sehingga terdengar seperti memanggil seekor kera. Kerani sendiri berarti kepala bagian administrasi.
Bossman, seorang lelaki kaya tapi pelit, aneh, sombong, dan tidak kenal malu. Namun, di balik segala sifat buruknya tersebut, ternyata ada kebaikan dan ketulusan yang terselip dalam dirinya.
Pada suatu hari ia mengajak Diana ke suatu daerah kumuh, di sebuah Rumah Kebajikan, atau yang dalam Bahasa Indonesia berarti Panti Asuhan. Keramahan Bossman kepada anak-anak yatim piatu, normal ataupun tidak, membuat Diana terkejut. Bossman juga bersedia merenovasi tempat itu agar layak dihuni anak-anak yatim.
Apa sih yang bisa kita pelajari dari film ini?
Pertama. Biasanya jika kita menghadapi masalah, banyak diantara kita yang akan stress dan depresi, namun apapun keadaannya jangan mau kalah karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, dan jalan keluar selalu punya akses untuk dilewati.
Kedua. Selalu melihat dari sisi positif dari setiap masalah. Jangan habisin waktu kita buat mikir masalah dan hasil kejelekannya buat kita, bahkan milih balas dendam dan berbuat jahat. Wah ngeri kelanjutannya…
Melihat dari sisi positif dan mengambil hikmah tidak ada ruginya guys.. Bahkan kalau kalian gak dapet apa-apa sekalipun, waktu kalian gak terbuang sia-sia buat dendam dan apalagi sampai melakukan tindak kriminal..wah tambah ngeri..
Setiap kita gak mungkin bisa milih keadaan yang akan kita hadapi, yang bisa kita lakuin adalah memilih melihat dari sudut apa setiap keadaan yang kita hadapi, sisi positif atau negatif?
Ketiga, jika suatu saat kita menjadi seorang ‘Boss’ jadilah bos yang jangan seperti Bossman, jadilah pimpinan perusahaan yang total dalam bekerja, memberikan system bekerja, solusi setiap masalah, dan perhatikan para pegawai yang menjadi partner kerja. Jadilah pimpinan yang bekerja dengan hati. Tirulah kebaikan dan ketulusan Bossman yang bersedia merenovasi sebuah panti asuhan agar layak dihuni anak-anak yatim. Hati yang melayani dan Integritas adalah hal yang sangat wajib dimiliki oleh seorang Entrepreneur.