Adalah Food Network yang membuat dunia kuliner meledak dan membetot perhatian publik sekaligus membuat para maestro masakan itu makin menemukan momentumnya. Mengudara pada November 1993, Food Network yang didesain Reese Schonfeld (salah seorang pendiri CNN) adalah kanal khusus yang menayangkan program tentang makanan dan masakan. Kanal ini dimiliki Scripps Networks Interactive dan Tribune Company.
Segera acara yang disajikan di saluran TV kabel in memancing minat publik pada dunia kuliner dan pertunjukan ma-sak-memasak. Minat ini pun diterjemah-kan menjadi sejumlah cerita di media cetak ternama seputar sook maestro kuliner yang bukan hanya menarik, kreatif tapi juga berkharisma.

Food Network sendiri menyeleksi orang-orang elite ini. Akhirnya, seiring kemunculannya di televisi, sejumlah chef pun menerima undangan menghadiri aneka talk show dan pertunjukan memasak di hadapan masyarakat luas. Tak ayal jalan untuk ketenaran pun terbuka lebar. Banyak yang awalnya hanya bekeria di resto atau hotel kian ngetop. Mereka pun menjadi selebritas.

Setelah itu, dunia kuliner bergerak menanjak. Aneka lomba masak di televisi kian menjamur membetot orang berbakat keluar dari ruangannya. Chef baru pun muncul dari dapur yang sama sekali tak dilirik, menjadi orang terkenal. Resto yang mereka miliki diserbu. Buku yang mereka tulis diburu. Acara televisinya pun laris. Dari sekadar tukang racik kuliner, mereka jadi selebritas kaya raya. Otomatis status sosial mereka pun meningkat.

Televisi tak ayal menjadi titik. tumpu chef elite kelas dunia untuk membangun reputasi. Ini memang satu hal yang menjadi kekuatan maestro kuliner top kelas dunia. Namun, pada sisi yang mendasar, yakni produknya, mereka sangat menyadari pentingnya mengambil positioning.
Maklum, di dunia kuliner yang kian semarak, diferensiasi menjadi faktor penting. Terlepas dari jalannya masing-masing, yang terasa menonjol adalah kemampuan para chef untuk melakukan personal branding dengan menggunakan media teknologi sebagai kendaraan.