Bertepatan dengan hari Pahlawan, banyak acara yang digelar dan diadakan masyarakat Surabaya untuk memperingati hari jadi kotanya. Tak mau kalah, mahasiswa Culinary Business Department Universitas Ciputra yang tergabung dalam kelompok Srikandi, menggelar acara “Underground Secret Dining” (USD) terkait dengan mata kuliah Local Cuisine Art dan menjadi awal diadakannya USD di Surabaya, yang sebelumnya telah diadakan di Jakarta oleh Ibu Lisa Virgiano.

Adanya beberapa hal tersebut, kelompok Srikandi mengusung tema “Selera Rakyat” untuk dikaitkan dalam acara USD yang bertempat di Taman Hiburan Remaja (THR) Surabaya pada pukul 19.00 dan diikuti oleh 20 peserta. Satu diantara kuliner yang disajikan adalah Semanggi, makanan khas Surabaya yang jarang dan sulit itemui saat ini. Nasi Madura, sinom, dan tauwa menjadi pilihan untuk melengkapi jenis kuliner yang lain serta juga ada jajanan seperti pentol, sosis mie, arum manis, batagor. Untuk batagor para peserta dapat mencoba untuk membuat batagornya sendiri. Agar peserta “kenyang pengalaman”, pembuatan mini mading (majalah dinding) mengenai kuliner yang memuat bagaimana asal usul dari kuliner yang disajikan  merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh kelompok Srikandi.Tak hanya itu, peserta pun diajak menyaksikan ketoprak yang merupakan satu diantara seni budaya tradisional yang tidak lagi dikenal oleh banyak orang meskipun ada beberapa peserta yang masih enggan untuk berkontribusi menyaksikannya. Namun, kombinasi antara kuliner dan seni budaya tradisional itu lah yang menjadi “kendaraan” kelompok Srikandi agar tetap pada tujuan diadakannya USD.

Kelompok Srikandi pun memutuskan untuk membagikan kepada masyarakat sekitar yang berada di tempat tersebut, baik yang datang untuk melihat Ketoprak, maupun warga yang tinggal disana. Hal yang menjadi pertimbangan bagi mereka adalah agar sajian kuliner tidak terbuang sia- sia. Dengan membagi makanan tersebut ke masyarakat sekitar membuat mereka lebih merasakan bahwa masyarakat masih banyak yang belum mengerti makanan yang mereka sajikan ini dan mereka memberikan pengetahuan kepada mereka. Selain itu, dengan berbagi kepada warga sekitar membuat para anggota kelompok merasakan lebih bahagia dan lebih bisa menghargai tujuan dari acara budaya ini serta merasakan indahnya berbagi. Tidak hanya makanan mereka juga membagikan oleh- oleh yaitu entong kayu yang berukirkan “ USD Selera Rakyat 10 November 2012”.

Disinilah masing-masing anggota yang tergabung dalam kelompok Srikandi merasakan makna acara yang diselenggarakan, dimana menyajikan makanan yang jarang dikenal oleh masyarakat bahkan hampir punah dengan cara lain untuk menikmatinya bersama masyarakat sekitar. Mungkin dengan pengalaman USD kali ini bisa memberikan insipirasi untuk USD berikutnya bahwa USD juga dapat diadakan di lingkungan yang pelosok atau daerah masyarakat kalangan bawah dengan mengajak mereka bergabung bersama para pesert, jadi dapat dibilang acara USD sekaligus berbagi dengan saudara kita yang kekurangan. Komentar dari peserta yang mengikuti pun dapat menjadi acuan dalam pengembangan USD di Surabaya selanjutnya. Selain itu, butuh usaha keras, kerjasama dari kelompok yang solid dan cara-cara kreatif di dalamnya.

Semoga dengan cerita tentang USD dari Srikandi ini dapat memberi pengetahuan bagi masyarakat mengenai apa itu USD dan bagaimana pelaksanaannya dan juga berguna bagi mayarakat yang akan mengadakan USD selanjutnya. Budayakan terus makananan Indonesia yang sudah hampir punah ini ya.

 written by: Fitriyani Gondowijoyo dan Riani Purwandini