Food chemistry, or kimia pangan, adalah cabang ilmu yang mempelajari proses-proses kimia dan interaksi yang terjadi dalam makanan. Ilmu ini melibatkan pemahaman tentang komposisi, struktur, sifat, dan perubahan yang terjadi pada makanan selama proses pengolahan, penyimpanan, dan konsumsi.
Kimia pangan memainkan peran penting dalam berbagai aspek industri pangan di Indonesia, termasuk pengolahan pangan, pengawetan, kontrol mutu, dan gizi. Ilmu ini membantu dalam menentukan kandungan gizi makanan, menganalisis keberadaan bahan tambahan atau kontaminan, mengembangkan produk pangan baru, dan meningkatkan keselamatan dan umur simpan makanan.
Beberapa area kunci dalam kimia pangan di Indonesia meliputi:
- Komposisi Pangan: Kimia pangan menganalisis komposisi kimia makanan, termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya. Informasi ini penting untuk menentukan nilai gizi dan memahami efek pengolahan terhadap komposisi makanan.
- Reaksi dan Transformasi: Kimia pangan mengeksplorasi reaksi kimia dan transformasi yang terjadi dalam makanan selama pengolahan dan penyimpanan. Hal ini termasuk proses seperti pembentukan warna pada proses penggorengan (Maillard browning), oksidasi lemak, dan perubahan rasa dan tekstur.
- Keamanan Pangan: Kimia pangan juga berperan dalam menguji keamanan pangan, melacak kontaminan atau residu pestisida, dan mendeteksi adanya bahan tambahan pangan yang tidak diizinkan. Ini penting untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi aman dan sesuai dengan standar keamanan pangan yang berlaku.
- Pengembangan Produk: Kimia pangan membantu dalam pengembangan produk pangan baru dengan memahami interaksi antara bahan-bahan yang digunakan. Misalnya, pemahaman tentang sifat-sifat kimia dan fungsionalitas bahan pangan dapat digunakan untuk merancang produk dengan tekstur, rasa, dan nilai gizi yang diinginkan.
- Keberlanjutan dan Inovasi: Kimia pangan juga berperan dalam pengembangan solusi berkelanjutan dalam industri pangan, seperti pemanfaatan limbah pangan, penggunaan bahan baku lokal, dan pengurangan limbah atau polusi dalam proses produksi makanan.
Dengan memahami kimia pangan, para ahli dapat mengembangkan metode dan teknologi yang dapat meningkatkan kualitas, keamanan, dan keberlanjutan industri pangan di Indonesia.