Waspadai Katarak pada Anak

Jakarta, KOMPAS – Katarak pada anak perlu diwaspadai. Selama ini, orang tua kurang mengenali gejala masalah kesehatan mata itu pada anak. Padahal, jika penanganan penyakit tersebut terlambat, katarak dapar memicu kebutaan dan menghambat tumbuh kembang anak.

Wakil Ketua Komite Mata Nasional Aldiana Halim, di Jakarta, Minggu (25/2), memperkirakan, prevalensi kebutaan anak mencapai 0,4 per 1.000 anak berusia di bawah 15 tahun. Jadi, dari jumlah kebutaan anak di Indonesia 27.300 kasus, 20 persennya atau 5.460 kasus disebabkan katarak.

Meski prevalensinya tidak terlalu besar, katarak pada anak perlu diantisipasi karena menyangkut perkembangan otak anak. “Perkembangan otak tergantung dari pengalaman terkait pengelihatan mereka. Kalau penglihatan terganggu karena katarak, perkembangan otak jadi terhambat,” kata Aldiana yang juga dokter spesialis mata di Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung.

Menurut Aldiana, perkembangan pusat penglihatan di otak akan berhenti pada usia tujuh tahun. Karena itu, katarak perlu dideteksi sejak dini agar pencegahannya bisa segera dilakukan.

“Semakin cepat katarak ditemukan lalu dipulihkan, otak bisa berkembang maksimal. Kalau penanganannya terlalu lama, bisa jadi permanen atau buta,” ungkapnya.

 

Infeksi Mata

Ketua Layanan Children Eye & Squint Clinic Rumah Sakit Jakarta Eye Center (JEC) Ni Retno Setyoningrum, Sabtu di JEC, Jakarta, menjelaskan, anak rentan terserang penyakit mata. Penyebab penyakit mata pada anak dan anak berusia di bawah lima tahun atau balita ialah infeksi dan genetik.

Namun, lebih banyak masalah kesehatan mata disebabkan infeksi toksoplasma, rubela, sitomegalo, dan herpes (TORCH). Ibu yang terinfeksi virus rubela atau toksoplasma memperbesar risiko bayi lahir katarak. Virus itu biasa ditularkan melalui unggas ataupun kucing.

“Ketika virus itu hinggap di makanan milik ibu hamil, virus itu tidak terasa akan masuk ke dalam tubuh dan ke janin bayi. Virus itu sifatnya infeksi. Namun, secara khusus, dia akan merusak lensa mata bayi,” kata Retno seusai bakti sosial dalam rangka Ulang Tahun Ke-34 RS JEC.

 

*Katarak pada anak perlu diantisipasi karena menyangkut perkembangan otak anak (Aldiana Halim)*

 

Menurut Retno, gejala katarak pada anak bisa dideteksi sejak usia dini. Contohnya, ada bayangan warna putih di pupil atau letak hitam mata tidak berada di tengah-tengah (juling). Biasanya, gejala itu terlihat pada anak usia 2-3 bulan.

“Katarak pada bayi dan anak belum banyak diketahui masyarakat. Baru ketahuan ketika tiba-tiba mata anak tertutup,” kata Retno. Jadi, orangtua harus melihat mata anaknya dengan rinci. Kalau ada keraguan, sebaiknya anak langsung dibawa ke dokter spesialis anak.

 

Lebih Rumit

Operasi akan dilakukan jika diameter katarak sudah lebih daru 3 milimeter. Prosedur operasi katarak pada anak lebih rumit dibandingkan pada pasien dewasa. Setelah operasi, pasien bayi yang menderita katarak akan diberikan terapi mata.

“Kalau dewasa, mudah untuk mengecek kacamatanya ukuran berapa. Kalau masih anak-anak, harus ada pemeriksaan pupil dan retina untuk kami resepkan kacamatanya,” ungkapnya.

Kepala Subdirektorat Gangguan Indera dan Fungsi (GIF) Direktorat Pencegahan dan Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan Sri Purwati mengaku kesulitan untuk mendapat data katarak pada anak mengingat Subdit GIF baru ada dua tahun. “Kami masih mengumpulkan data per wilayah,” ujarnya.

Purwati menekankan pentingnya program deteksi dini dalam upaya pencegahan katarak pada bayi baru lahir. Untuk itu, orang tua diharapkan bisa memantau proses tumbuh kembang anak secara rutin. (DD18)

 

Sumber: Kompas.27-Februari-2018.Hal_.12

Mengelola Stres Dengan Baik

Sejak lahir, kita sudah diperkenalkan dengan masalah, kegagalan, dan kesuksesan. Semasa bayi, saat proses bisa berjalan, hanya menangis pada saat jatuh; tidak mau tidur karena kehausan; dan kita berusaha untuk membuat orangtua memahami dengan cara menangis.  Keterbatasan membuat kita tidak berdaya, dan kita berusaha dengan keterbatasan kemampuan, membuat orangtua memahami dan menuruti kemauan kita.

Seiring usia, kita menghadapi masalah yang berbeda. Entah itu berselisih paham dengan orangtua ataupun tidak suka dengan perilaku teman. Ada yang mampu mengutarakan ketidaksukaannya, ada yang hanya dipendam di hati tanpa mampu mengutarakan. Ada yang bisa mengutarakan, tetapi ujung-ujungnya mendapatkan kekecewaan. Begitu juga yang terbiasa memendam rasa kecewa yang semakin menjadi pada orang yang punya tensi tinggi alias suka marah.

Permasalahan bisa berujung pada stres bila tidak dikelola dengan baik. Saat menghadapi problem, ada juga yang memilih untuk menghindar dengan cara bermacam. Misalnya, menghindar dengan cara membuat banyak alasan atau bahkan menggunakan obat terlarang yang malah semakin memperburuk keadaan.

Bagi sebagian besar orang, sikap menghindar sering dianggap jalan terbaik. Namun, ini tidak berlaku bagi orang yang bisa mengendalikan pikirannya. Bagi orang yang bisa mengelola pikiran, menghindar adalah sikap yang akan menjerumuskan diri ke jurang kehancuran sendiri. Anda tidak akan mendapatkan apa-apa, kecuali tingkat stres yang semakin tinggi.

Jadi, apa yang harus dilakukan? Mulailah mengubah cara berpikir. Jadikan kata “menghindar” diubah menjadi kata “tantangan”. Pikirkan, permasalahan yang dihadapi adalah pelajaran menuju kesuksesan.

Kita bisa mengatur hidup sendiri serta mempunyai hak dan kekuatan untuk itu. Sikap percaya terhadap diri sendiri, keyakinan akan adanya Tuhan yang akan membantu niat baik kita, dan keikhlasan akan menghasilkan tenaga yang luar biasa menuju tercapainya tujuan yang tepat.

Sering kali kita berusaha menjadi orang baik, taat beribadah dan berdoa, tetapi kesuksesan dan kebahagiaan sepertinya selalu menjauhi. Mengapa hal ini sering terjadi? Jawabannya adalah kita sering lupa untuk mengajak hati melakukan semua itu.

Anda pasti sering mendengar kata “ketulusan” dan “keikhlasan”. Mungkin sering pula Anda menasihati orang lain untuk bisa menjadi orang yang ikhlas dalam menerima keadaaan, orang yang tulus dalam menjalankan sesuatu. Apakah Anda memahami arti ketulusan itu sendiri?

Kita juga sering kali menyalahkan orang lain, tapi sesungguhnya diri kita sendiri yang selalu melanggar komitmen yang sudah kita ucapkan sebelumnya.

Keadaan diri sekarang sesungguhnya adalah hasil dari perbuatan Anda, entah kesuksesan ataupun kegagalan. Hal ini karena Anda yang memutuskan untuk setiap langkah.

Jadi, kelola stres dengan baik. Diawali dengan pikiran positif, tidak menjadi orang yang egois dengan hanya mementingkan diri sendiri. Jadilah orang yang rendah hari dengan selalu menerima kenyataan, dan berkomiten dalam menjalankan suatu keinginan. Niat baik pasti akan tercermin di sikap yang baik dan akan menciptakan hasil semerlang. [*]

 

Sumber: Kompas-Klasika.24-Februari-2018.Hal_.33

Cukup Sudah Makan asal Kenyang

Pola konsumsi masyarakat yang cenderung tinggi kalori menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme.

 

Ketergantungan kita akan beras dan gandum yang adalah komoditas impor sebagai sumber makanan pokok sudah amat tinggi, seolah negeri kaya sumber daya alam ini tak punya jenis pangan pokok yang bisa jadi sumber energi. Keragaman pangan pun tak berjalan.

Hal yang muncul ketika bicara soal pangan justru swasembada beras. Jadi, bukan fokus pada swasembada energi, protein, atau mineral yang dipenuhi dari sumber pangan beragam.

Ahli gizi komunitas dari Dr Tan & Remanlay Institute, Tan Shot Yen, mengilustrasikan, dalam pertandingan sepak bola, satu tim menggruduk bola yang sama. Akibatnya, gawang tidak terjaga dan kebobolan. Bola yang diperebutkan itu adalah beras. Semua berlomba berebut beras, sedangkan asupan mikronutrien dan makronutrien, protein, vitamin, dan mineral diabaikan.

“Kita selalu mengandaikan teman makan sayur dan lauk kita adalah nasi, hanya nasi. Padahal, nasi jagung dengan ayam suwir juga enak, ubi rebus dengan abon ikan cakalang lezat, atau papeda dengan kuah ikan asam,” kata Tan.

Dalam Pedoman Umum Gizi seimbang disebutkan, kandungan gizi per satu porsi nasi seberat 100 gram (setara tiga perempat gelas) adalah 175 kalori, 4 gram protein, dan 40 gram karbohidrat.

Komposisi tersebut bisa dipenuhi juga oleg tiga buah sedang jagung segar (125 gram), satu setengah potong singkong (120 gram), tiga potong sedang sukun (150 gram), ataupun satu buah sedang ubi jalar kuning (135 gram).

Ketika keseragaman pangan pokok yang justru menonjol, kemunculan aneka pangan olahan pabrik menjadi menu pelengkapnya. Setiap keperluan nutrisi dipenuhi oleh produk olahan pabrik yang instan.

Makanan hasil serangkaian pemrosesan di pabrik pun kemudian seolah menempati kasta lebih tinggi dibandingkan pangan lokal. Roti menjadi lebih tinggi kastanya dibandingkan nasi pecel sebagai menu sarapan, misalnya. Introduksi berbagai produk makanan dari gandum pun seolah menjadi hal normal bagi masyarakat.

Bicara soal gizi tidak cukup hanya membahas makanan. Bicara soal gizi harus juga membahas soal etnografi, geografi, dan ekonomi. Aspek etnografi dan geografi berkaitan dengan ketersediaan pangan dan kebiasaan konsumsi masyarakat di masing-masing daerah.

Setelah cukup tersedia, harganya harus terjangkau. Bagaimana mungkin masyarakat akan membeli satu sisir pisang jika harganya justru lebih mahal daripada biskuit rasa pisang.

Menurut Tan, masyarakat perlu kreatif dalam mengolah dan menyajikan makanan yang beragam. Jangan sampai pemilihan pangan lokal yang sudah benar justru berdampak buruk bagi kesehatan hanya karena dimasak dengan cara yang keliru.

 

Sesuai Kebutuhan

Sejenak mari kita lihat menu makan di meja makan setiap keluarga Indonesia. Semua anggota keluarga, dari anak, ibu, ibu hamil, ayah, hingga kakek atau nenek mengonsumsi makanan yang sama. Porsinya saja yang membedakan.

Padahal, kebutuhan gizi setiap orang berbeda. Kebutuhan anak yang masih dalam masa tumbuh kembang berbeda dengan kebutuhan gizi ibu hamil, orang dewasa yang aktivitas fisiknya berat, orang dewasa dengan aktivitas memeras otak yang banyak, dan orang lansia.

Orang dewasa yang pekerjaan sehari-harinya di kantor menuntut kinerja otak yang super tentu tidak memerlukan karbohidrat terlalu banyak, tetapi justru membutuhkan asupan protein banyak. Beda dengan pekerja kasar, misalnya, yang pekerjaan fisiknya lebih dominan.

Kebanyakan masyarakat Indonesia masih makan asal kenyang, belum menyesuaikan dengan kebutuhan. Itu merupakan level terbawah dari alasan seseorang makan. “Belum makan dengan kesadaran,” kata Tan.

Saatnya masyarakat naik level dengan menjadikan kesehatan sebagai motivasi makan.

 

Perubahan Paradigma

Pendidikan dan penyuluhan gizi menggunakan slogan 4 Sehat 5 Sempurna sejak 1952 berhasil menanamkan pentingnya gizi sehingga mengubah pola konsumsi masyarakat. Slogan ini diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia Prof Poorwo Soedarmo yang mengacu pada prinsip Basic Four dari Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada 1940-an.

Prinsip Basic Four ialah menu makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan, serta susu untuk menyempurnakan menu tersebut.

Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan persoalan gizi yang ada saat ini, slogan 4 Sehat 5 Sempurna dinilai sudah tidak lagi relevan sehingga perlu diperbaharui. Prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet hasil kesepakatan konferensi pangan sedunia di Roma pada 1992 diyakini akan mampu mengatasi persoalan beban ganda gizi, baik kelebihan maupun kekurangan gizi.

Di Indonesia, prinsip tersebut dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang. Perbedaan mendasar 4 Sehat 5 Sempurna dengan Pedoman Gizi Seimbang adalah konsumsi makanan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang seimbang sesuai kebutuhan setiap orang atau kelompok umur.

Selain itu, konsumsi makanan juga harus memperhatikan empat pilar yang menjadi prinsip, yaitu keanekaragaman pangan, pola hidup bersih, aktivitas fisik, dan mempertahankan berat badan normal.

Dengan gizi seimbang, masyarakat diarahkan untuk mengonsumsi pangan yang beragam. Hal itu mencakup aneka kelompok pangan, dari makanan pokok, lauk-lauk, sayur, buah, hingga air, secara seimbang.

Pola konsumsi masyarakat yang cenderung tinggi kalori menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme. Kondisi itu bisa meningkatkan risiko penyakit tidak menular.

Direktur Gizi Masyarakat Kementrian Kesehatan Doddy Izwardy memaparkan, dulu ketika slogan 4 Sehat 5 Sempurna dikenalkan, aktivitas fisik masyarakat masih tinggi. Akan tetapi, kini masyarakat cenderung kurang beraktivitas fisik. Perkembangan teknologi di berbagai sektor menghadirkan kemudahan juga kepraktisan.

Kondisi masyarakat saat ini memiliki konsekuensi. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, sebanyak 26,1 persen penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas kurang aktivitas fisik. Karena itu, aktivitas fisik menjadi pilar penting dalam gizi seimbang.

Selain itu, slogan 4 Sehat 5 Sempurna tidak bisa menggambarkan berapa sebenarnya kebutuhan energi , protein seseorang. Karena itu, banyak orang yang makan berlebih sehingga menjadi kegemukan, dan di saat yang sama ada juga yang kurang makan sehingga kurus kekurangan gizi.

Prevalensi obesitas pada semua kelompok umur pun cenderung meningkat. Obesitas atau kegemukan memiliki kaitan erat dengan tingginya kasus penyakit tidak menular.

Dengan memantau dan mempertahankan berat badan, hal itu menjadi instrumen yang tepat untuk mengevaluasi pola konsumsi kita. (ADHITYA RAMADHAN)

Sumber: Kompas.27-Februari-2018.Hal_.14

 

Anak Bebas “Stunting”, Investasi Masa Depan

Anak adalah investasi masa depan yang paling berharga. Demikian bunyi sebuah ungkapan bijak yang sangat penting untuk diperhatikan bersama. Setiap orang tuanya pastinya mengharap yang terbaik untuk anaknya.

Orang tua inin melihat anaknya tumbuh sehat, cerdas, berprestasi dan setelah dewasa, sukses. Anak yang tumbuh sehat an berkualitas, kelak mampu mencapai penghasilanyang baik dan mencukupi secara ekonomi sehingga dapat hidup sejahtera dan terbebas dari rantai kemiskina. Hal ini akan memberi keuntungan tidak saja bagi diri anak, orang tua dan keluarga, tetapi juga negara.

Investasi sejak awal

Untuk mempersiapkan masa depan anak, orang tua harus berusaha sejak dini, dengan menjamin kebutuhan gizi anak dari masa awal kehamilan. Orang tua harus memastikan kecukupan gizi dan kesehatan anaknya sejak awal kehidupannya atau dalam periode 1.000 hari pertamanya. Sejak masa hamil, ibu harus menjaga keehatannya dan mengonsumsi makan yang bergizi seimbang dengan banuakk mengkonsumsi makanan dari sumber protein hewani yang mengandung banyak zat besi seperti: hati, telur dan ikan, mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) untuk memastikan kecukupan zat bsi pada janin demi tumbuh kembang otak dan organ penting lainnya dalam kandungan .

Selain mendapat pelayanan kesehatan yang optimal seperti mendapat imunisasi lengkap, anak juga harus mendapat ASI saja selama enam bulan pertama, dan diteruskan sampai anak berusia dua tahun serta mendapat makanan pendamping setelah usia enam bulan yang sesuai kebutuhannya. Selain itu, anak dibawa ke posyandu setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya. Orang tua diharap memahami hasil pemantauan kesehatan dan gizi anaknya dan berdiskusi dengan kader atau tenaga kesehatan tentang pola asuh yang baik yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Gizi yang cukup memacu pertumuhan otak dan fisik anak sehingga anak bisa berprestasi hingg masa dewasanya kelak. Investasi ini yang harus dilakukan orang tua sejak awal.sebaliknya, jika investasi untuk gizi anak tidak dilakukan dengan baik, anak akan mengalami kekurangan gizi, yang jika terjadi dalam jangka menahun otak dan pertumbuhan fisik anak, yang ditandai dengan tinggi anak lebih rendah dari standar usia seumurnya atau yang sering di sebut dengan stunting.  Stunting pada anak meningkan resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) di masa dewasa.

Yang tidak kalah penting adalah masih lemahnya budaya hidup sehat masyarakat seperti menolak imunisasi, pantang makan ikan, serta anak tidak mendapatkan prioritas untuk mendapatkan makanan yang terbaik. Ini harus dihentikan.

Orang tua juga harus memperhatikan sanitasi dan higienitas. Kondisi higienitas dan sanitasi yang bersumber dari kondisi lingkungan kotor seperti diare, yang adalah penyebab kematian nomor dua pada balita. Jika balita mengalami diare berulang, menyebabkan gizi yang seharusnya untuk pertumbuhan balita terbuang. Hal ini membuat balita mengalam stunting. Salah satu cara efektig mencegeah diare adalah mencuci tangan pakai sabun dan buang air besar di jamban yang sehat

Kerugian negara

Stunting pada balita menghambat pertumbuhan fisik dan otanya, yang akan menyebabkan anak sulit berprestasi, dan lebih rentan terkena penyakit. Kondisi ini akan menjadi beban ekonomi yang besar bagi orang tua. Anak yang mengalami stunting tumbuh menjadi orang dewasa yang kurang produktif dan sulit bersaing.

Negara juga mengalami kerugian jika anak mengalami stunting. Berdasarkan hasil penelitian UNICEF (2010), beban ekonomi negara akibat beban biaya kesehatan dan kehilangan produktivitas akibat stunting bisa mencapai tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun. DI Indonesia, ini berart kerugian sebesar Rp300 triliun per tahunnya.

Saatnya kita bersama memperhatikan investasi pada 1.000 hari pertama anak demi masa depannya. Cega stunning, Itu Penting [IKLAN/*/ACA]

Sumber: Kompas.27-Februari-2018.Hal_.16

Kapan Tahi Lalat Berbahaya?

Walaupun tahi lalat tak jelas manfaat dan fungsinya pada tubuh, setidaknya sebagian orang yang bertahi lalat tampil semakin menarik. Keberadaannya juga tidak membahayakan dan mengganggu. Tapi, bukan berarti tahi lalat tidak perlu diperhatikan dan dipantau.

Sebab, ada kondisi dimana tahi lalat diindikasikan sebagai penyakit seperti melanoma, yaitu kanker kulit yang serius. Karena itu periksalah tahi lalat Anda. Bukan saja tahi lalat yang terlihat, juga tahi lalat yang selama ini mungkin tidak Anda sadari keberadaannya. Mungkin karena letaknya yang jarang terlihat, misalnya di kulit kepala, ketiak, sela-sela jari, dan daerah kemaluan.

Apa saja tanda-tanda tahi lalat yang perlu diwaspadai? Berikut penjelasannya menurut Mayo Clinic Family Healthy Book:

  • Ukuran tahi lalat melebihi ukuran rata-rata yaitu sebesar penghapus pensil.
  • Bentuk tahi lalat tidak beraturan, berubah warna, atau membesar.
  • Tahi lalat jinak cenderung pipih. Karena itu waspadai tahi lalat yang tidak rata alias sebagian datar sebagian lagi menonjol.
  • Tahi lalat yang bersisik, kulitnya mengelupas, mengeluarkan cairan, atau berdarah. Juga sebaliknya jika tahi lalat mengeras.
  • Tahi lalat biasanya tidak menimbulkan rasa apapun, karena itu waspadai tahi lalat yang terasa sakit atau gatal.
  • Area di sekitar tahi lalat membengkak, memerah, dan berubah warna.

(Tika AP)

Sumber: Majalah-Intisari.Februari-2018.Hal_.102

Fakta Menarik Hormon Dopamin

Dopamin adalah salah satu zat kimia di otak (neuritransmitter) yang berperan memengaruhi emosi, gerakan, sensasi kesenangan, dan rasa sakit. Kadarnya dalam otak bisa naik turun. Sebagian besar kesenangan, seperti makanan, minuman, dan seks, bisa meningkatkan kadar dopamin. Jadi, tak heran selepas kita melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, kita akan merasa rileks dan senang.

Begitu pula dengan ODS, yang notabene memiliki kadar dopamin berlebih di otaknya. Akibatnya, ODS merasa senang berlebih hingga mengalami halusinasi di pikirannya. Nah, berikut adalah fakta menarik dopamin:

  • Dopamin meningkat ketika ada aktivitas tertentu yang berkaitan dengan kesenangan atau dipicu oleh beberapa jenis obat-obatan (narkotika).
  • Dopamin berpengaruh terhadap rasa-rasa yang menyenangkan, seperti, jatuh cinta, bahagia, motivasi, dan percaya diri. Namun, jika berlebihan maka akan sangat membahayakan.
  • Dopamin juga memengaruhi perilaku seseorang. Bila normal, maka perilaku yang ditimbulkan tentunya akan positif. Sebaliknya, jika berlebihan, maka perilakunya pun akan berlebihan.
  • Tak hanya memengaruhi sisi perilaku dan perasaan, dopamin juga memengaruhi sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.
  • Terlalu banyak dopamin dalam otak terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan risiko gangguan skizofrenia. Sebaliknya, jika terlalu rendah kadarnya, parkinson bisa menjadi akibatnya.
  • Dopamin juga berhubungan erat dengan gangguan lainnya, seperti, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD). Pada penderita ADHD, akan diberikan obat yang memicu peningkatan dopamin dalam otak.

Sumber: Majalah-Intisari.-Februari-2018.Hal_.45

Agar Kadar Glukosa dan Asam Urat Tetap Aman

Persoalan penyakit diabetes yang diakibatkan oleh mengonsumsi gula berlebihan dapat dicegah. Berarti kita harus mengatur agar kadar glukosa dan asam urat tetap normal. Bagaimana caranya?

  • Batasi jumlah asupan makanan dan minuman yang manis, daging yang berlemak, dan jeroan.
  • Cukupi kebutuhan minum air putih, vitamin, dan mineral harian dari sayur dan buah.
  • Lakukan olahraga ringan secara rutin seperti jogging, senam, atau jalan santai.
  • Sebaiknya mengecek kadar asam urat dan glukosa darah secara rutin terutama setelah menyantap makanan dan minuman mengandung gula berlebihan atau jeroan.

Ingatlah pencegahan akan selalu memperlambat bahkan menghambat datangnya penyakit.

Sumber: Majalah-Intisari.Februari-2018.Hal_.100

Pentingnya Dana Kesehatan

Oleh Prita H. Ghozie (Founder & CEO ZAP Finance, www.zapfinance.co.id, @PritaGhozie)

 

Tidak ada orang yang ingin sakit. Namun, jika hal itu terjadi, pastinya akan berdampak pada kehidupan seseorang maupun keluarganya. Selain bakal mengalami kesulitan secara fisik dan mental, tidak sedikit juga berdampak ke situasi keuangan.

Saat tulisan ini dibuat pun nenek tercinta saya yang berusia 88 tahun sedang dirawat di rumah sakit. Belum ada satu minggu, biaya perawatan sudah mencapai puluhan juta rupiah. Dengan tingginya biaya kesehatan, maka menjadi sangat penting bagi setiap keluarga untuk memiliki dana kesehatan. Setidaknya, ada beberapa langkah yang dapat diambil.

Pertama, membuat dana darurat kesehatan. Di saat keadaan darurat seperti ini, dana darurat menunjukkan keperkasaannya. Musibah sakit bisa menimpa siapa saja dan biaya yang diperlukan bisa luar biasa besar. Bila tidak punya dana darurat, saya pastikan solusi Anda: menggerus penghasilan bulan itu atau pada akhirnya berhutang dengan pinjaman dana tunai atau kartu kredit.

Jumlah yang sebaiknya dipersiapkan untuk dana darurat kesehatan adalah jumlah anggota keluarga dikalikan Rp 10 juta. Misalkan, anggota keluarga ada empat orang, maka saaldo yang perlu disiapkan adalah Rp 40 juta. Jumlah ini akan digabuung dengan dana darurat umum dan bisa ditempatkan di tabungan atau deposito bank. Jika jumlahnya sudah melebihi ideal, maka selebihnya bisa disimpan dalam bentuk reksadana pasar uang atau logam mulia.

Kedua, BPJS Kesehatan. Selain diatur dalam perundangan, saya juga sangat menyarankan setiap masyarakat untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. Mungkin tidak semua keinginan setiap individu bisa dipenuhi secara maksimal. Tapi setidaknnya, BPJS Kesehatan menjamin layan fasilitas kesehatan bagi setiap anggota keluarga.

Ketiga, asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan rawat inap akan memberikan penggantian biaya kesehatan kalau dirawat di rumah sakit akibat terkena penyakit ataupun kecelakaan. Jumlah penggantian tergaantung dari kontrak kesehatan yang di ambil, umumnya dengan acuan biaya kamar rawat inap.

Asuransi kesehatan berbeda dengan asuransi penyakit kritis. Biasanya, fitur asuransi kesehatam memberi penggantian sesuai tagihan rumah sakit. Sedang asuransi penyakit kritis memberi santunan uang tunai bila jenis penyakit yang diderita sesuai kriteria yang di maksud dalam daftar polis.

Maksimal 5%

Berbeda halnya dengan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, seseorang mungkin tidak bisa mengukur berapa jumlah nilai pertanggungan penyakit kritis yang ideal untuk masing-masing . Anda bisa saja menyiapkan pertanggungan Rp 1 milyar, tetap tidak cukup. Bisa juga hanya Rp 250 juta, namun tidak terpakai sama sekali.

Pahamilah, kriteria yang diberikan cukup rumit, sehingga Anda disarankan konsultasi dengan dokter pribadi mengenai resiko terkena penyakit yang dimaksud. Premi asuransi penyakit kritis cukup mahal, sehingga Anda wajib mematuhi batasan kemampuan untuk premi.

Alokasi pos pengeluaran premi asuransi, jumlahnya maksimal 5% dari penghasilan bulanan. Misalnya, gaji Anda adalah Rp 10 juta per bulan. Maka, jumlahkan semua premi asuransi yang wajib Anda bayar setiap bulan-asuransi jiwa murni, asuransi kendaraan, dan lainnya-pastikan nilainya tidak lebih dari Rp 500.000. Anda masih harus mengalokasikan gaji untuk hidup rutin, tabungan dana darurat, investasi.

Keempat, membuat tabungan, membuat tabungan kesehatan. Berbeda dengan dana darurat, tabungan kesehatan ditujukan lebih untuk masa pensiun. Masa di mana Anda mungkin sudah tidak bekerja kantoran, sehingga tak ada fasilitas bantuan kesehatan, juga simpanan yang ada mulai dipergunakan untuk membiayai hidup. Ingatlah, semakin banyak usia, resiko sakit juga lebih besar. Sebab itu, penting bagi setiap orang untuk menjaga kesehatan dengan minum vitamin, rajin kontrol ke dokter, dan melakukan cek kesehatan.

“Sehat bukan segalanya, namun tanpa kesehatan, segalanya menjadi tak berarti. Di masa kini, menjaga agar tetap sehat dan memulihkan keadaan sakit menjadi sehat kembali, kadang memerlukan uang yang tak sedikit. Anda wajib mengatur keuangan keluarga masing-masing sehingga Anda senatiasa siap menghadapi keadaan darurat kesehatan yang sewaktu-waktu dapat menimpa. Sehatkanlah keuangan Anda demi masa depan kehidupan yang indah, sehat, dan sejahtera”. Ini adalah kutipan kata pengantar dari Endang R. Sedyaningsih–2010 di buku pertama karya Prita Gozie: Menjadi Cantik, Gaya, & Tetap Kaya.

Live a Beautiful Life!

 

Sumber: Kontan.5-11-Februari-2018.Hal_.11