Sadiq Khan.Wali Kota Tuntaskan Janji.Kompas.11 Mei 2021.Hal.16
Sadiq Khan (50), wali kota Muslim pertama di London, Inggris, dari Partai Buruh terpilih kembali setelah mengalahkan Shaun Bailey, kandidat dari Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Selama kampanye pemilu, Khan berjanji akan memperbanyak lapangan pekerjaan dan mendorong ekonomi pariwisata London.
“Saya merasa puas dengan kapena rakyat London memercayai saya untuk memimpin kota terbaik di dunia ini. Saya berjanji membangun masa depan London yang lebih baik setelah masa-masa suram akibat pandemi,” kata Khan, Sabtu (8/5/2021) .
Anak sopir bus London, imigran dari Pakistan, itu pertama kali terpilih sebagai Wali Kota London pada 2016. Namanya kian dan kondang karena kerap mengkritik kebijakan Brexit dan pernah “ribut” dengan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Twitter. Khan mengecam kebijakan larangan bepergian kontroversial Trump bagi warga dari negara-negara Muslim.
Trump menuding Khan gagal menangani terorisme dan menyebut dia sebagai pecundang yang memalukan bagi Inggris. BBC News menyebutkan, gara-gara perang kata-kata Trump-Khan itu, pendukung Trump saat parade di London, September 2019, membuat balon udara raksasa berbentuk Khan yang memakai bikini.
Aksi itu sebagai bentuk “balasan” bagi Khan yang membiarkan balon udara raksasa berbentuk Trump yang berpakaian bayi dengan popok mengudara di Lapangan Parlemen saat Trump berkunjung ke Inggris pada 2018. “Dia (Trump) pernah menyebut saya pecundang. Salah satu dari kami pecundang dan yang jelas itu bukan saya,” ujar Khan saat kampanye.
Sadiq Khan merupakan Wali Kota London ketiga, setelah Boris Johnson dan Ken Livingstone. Wali Kota London merupakan kepala eksekutif Otoritas London Raya (Greater London Authority) yang dipilih secara langsung. Posisi Wali Kota London ini mulai ada pada 4 Mei 2000 setelah referendum devolusi London pada 1998.
Keluarga biasa
Khan lahir di London dari keluarga imigran Pakistan. Anak kelima dari delapan bersaudara itu tinggal di Tooting, kawasan permukiman beragam etnis yang sederhana di London selatan. Lantaran rumahnya tak cukup besar, ia harus berbagi kamar tidur dengan saudara-saudaranya dan tidur di tempat tidur susun sampai berusia 24 tahun.
Latar belakang keluarga “biasa-biasa saja dan imigran ini yang membuat Khan diterima publik London yang selama ini dikenal menghargai keberragaman. “Saya warga London sejati. Saya besar di kompleks perumahan biasa, kelas pekerja, anak imigran, dan sekarang Wali Kota London,” kata Khan saat saya nyampaikan suara kemenangan.
Khan tak sungkan menceritakan profesi ayahnya yang menjadi sopir bus merah London dan ibu nya yang menjadi penjahit baju. Begitu pula saat menceritakan salah satu saudara laki-lakinya yang menjadi montir sepeda motor.
Di tengah-tengah kesibukannya, Khan masih kerap berlatih tinju. Awalnya, ia belajar tinju hanya untuk menjaga diri jika ada yang melecehkan atau melakukan kekerasan rasis terhadap dirinya. Ia juga ikut lari maraton di ajang London Marathon pada 2014.
Semasa sekolah, Khan sebenarnya lebih ingin mempelajari sains lalu menjadi dokter. Namun, gurunya melihat Khan memiliki bakat berdebat lalu menyarankan ia mendalami, hukum. Akhirnya, Khan meraih gelar sarjana hukum dari University of North London lalu magang menjadi pengacara pada 1994 di firma hukum Christian Fisher dan diangkat menjadi salah satu rekan.
Isu HAM
Sejak awal menekuni hukum, Khan selalu tertarik pada isu-isu hak asasi manusia (HAM). Selama tiga tahun, ia memimpin kampanye kebebasan sipil di kelompok Liberty. Ia pernah mewakili pemimpin gerakan Bangsa Islam, Louis Farrakhan dan Babar Ahmad, yang dipenjara di AS setelah mengaku mendukung kelompok Taliban di Afghanistan.
Karier politiknya dimulai sejak ia bergabung dengan Partai Buruh tatkala masih berusia 15 tahun. Khan lalu menjadi anggota dewan lokal untuk Tooting di wilayah lokal Wandsworth yang didominasi Partai Konservatif pada 1994 kemudian menjadi anggota parlemen Wandsworth pada 2005. Sampai sekarang, Khan masih tinggal di daerah itu bersama istrinya yang juga pengacara dan kedua anak perempuan mereka.
Pada 2008, PM Gordon Brown menunjuk Khan menjadi menteri masyarakat lalu menteri trans portasi. Pada waktu itu, ia menteri Muslim pertama di kabinet dan pendapatnya kerap mengundang kontra dari Konservatif. Salah satunya, dukungan Khan pada pernikahan sejenis. Akibat sikapnya itu, Khan kerap menerima ancaman pembunuhan.
Tak semua sikap dan pandangannya kontroversial. Khan tetap didukung publik London karena menjanjikan perumahan yang terjangkau bagi rakyat dan membekukan kenaikan tarif transportasi karena alasan pandemi Co vid-19. Pada periode kedua ini, Khan berjanji menyediakan la pangan pekerjaan dan mengatasi krisis akibat Brexit yang mengancam sektor finansial London.
Tidak mudah ada di posisi Khan sekarang. Terlebih karena London yang penduduknya sekitar 9 juta jiwa itu menjadi pusat gelombang pertama pandemi Covid-19 di Inggris. Sedikitnya 14.000 orang meninggal dunia dan 720000 orang terinfeksi Co vid-19, menurut laman London.gov.uk. Ditambah lagi, lebih dari 300000 orang kehilangan pekerjaan. “Ini masa-masa paling susah bagi London,” ucap Khan.
Meski susah, Khan tetap berkomitmen menjadi wali kota sam pai tuntas Khan pernah memprediksi Inggris akan memilikd PM Muslim dalam waktu dekat, tetapi ia menegaskan bukan dirinya yang akan menjadi PM. “Selama rakyat London masih terus memercayai saya untuk menjadi wali kota, saya akan tetap menjadi wali kota,” ujarnya.
Sumber: Kompas.11 Mei 2021.Hal.16