Kobarkan Semangat Kewirausahaan
Di usianya yang menapak 84 tahun, Dr (HC) Ir ciputra masih aktif berkarya dengan memberikan sumbangsih untuk bangsa. Begawan property itu yakin bahwa kemajuan bangsa berakar dari jiwa wirausaha. “entrepreneurship lah jawabannya” ucap pak ci,sapaan akrab ir ciputra. Siang itu sembari makan siang dengan menu sehat di kediamannya yang asri dikawasan pondok indah,Jakarta selatan, pak ci mengutarakan pemikirannya untuk bangsa.
Senang karyawan bikin usaha
Menurut pendiri ciputra group yang dijalankan sejak 1984 itu, kewirausahaan merupakan kunci untuk mengubah masa depan bangsa. Juga senjata ampuh untuk menaklukkan tantangan maupun krisis sehebat apapun. Ada empat komponen utama yang saling terkait. Pertama, pemerintah yang memiliki pola piker entrepreneur. Kedua, pendidikan kewirausahaan dalam program resmi pendidikan nasional yang dilakukan para pendidik terlatih (academician entrepreneur). Ketiga, pelaku bisnis inovatif. Keempat, budaya entrepreneurship yang mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat(society entrepreneur). Pak ci menekankan pentingnya masterplan untuk membentuk mental kreatif dan inovatif sejak dini. Semua sekolah, mulai TK sampai perguruan tinggi harus menerima pembelajaran entrepreneuringship berdasar tingkatan masing masing. “untuk TK anak anak kita ajari kemandirian. Sebab, entrepreneurship adalah tentang kemandirian” ujar pengusaha kelahiran parigi,Sulawesi tengah, 2 agustus 1931 itu. Menurut dia, system pendidikan harus diubah total. Pak ci sangat concern terhadap pendidikan dan pelatihan entrepreneurship. Itu salah satunya, diwujudkan lewat universitas ciputra (UC). Di situ diajarkan,setelah lulus akan membuka usaha apa, bukan setelah lulus kerja dimana. Pak ci memaparkan, setidaknya ada tiga sumber utama penciptaan pengusaha pengusaha baru di Indonesia. Pertama, melalui perguruan tinggi. Setiap tahun Indonesia menghasilkan sekitar 1 juta lulusan dari kurang lebih 3485 PT. Bila tiap PT mampu mencetak minimal 10% lulusan yang menjadi entrepreneur dan masing masing bisa menciptakan 3 lapangan kerja baru, berarti 400.000 lapangan kerja baru pertahun yang setara dengan 1% pertumbuhan ekonomi. “saya mengusulkan, wajib ada pembelajaran entrepreneurship dan menyiapkan incubator bisnis di tiap perguruan tinggi” ucap pria yang dikaruniai 4 anak dan 9 cucu tersebut. Begitu pula murid murid sekolah menengah kejuruan(SMK) yang memiliki potensi untuk dididik menjadi entrepreneur. Bukan hanya itu. Indonesia (TKI) yang berwawasan global. Terlatih bekerja diluar negeri, dan memiliki tabungan. Mereka sangat berpotensi menjadi pengusaha sekembali di tanah air. “sejak 2010, kami melakukan pemberdayaan terhadap buruh migrant di singapura, hongkong dan korsel untuk mewujudkan TKI entrepreneur” urai suami dian sumeler tersebut. Untuk menjadi entrepreneur, jangan takut gagal. Entrepreneur itu memang harus gagal” ungkapnya. Pak ci menuturkan momen kegagalannya saat krisis 1998. “saya sudah bangkrut waktu itu, kekayaan saya tidak cukup untuk membayar utang” kenangnya. Lantas apa yang dilakukan pak ci untuk bangkit? “begini, untuk sukses, seseorang harus punya tiga hal, yaitu IPE” ucapnya. Pertama, integritas atau kejujuran. “utang harus dibayar. Saya tidak lari dari utang. Saya datangi kreditor,minta kelonggaran waktu dan mencari cara. Kontraktor saya bayar dengan tanah” papar dia,integritas tidak bisa dibeli. Kedua, profesionalisme, yakni keahlian dalam bidang yang ditekuni. Kemudian entrepreneurship yang berkaitan erat dengan inovasi. Ketiganya harus dimiliki untuk memenangi persaingan dan meraih kesuksesan. “seperti pak dahlan (iskan). Dia punya integritas,punya keahlian menulis dan dia seorang entrepreneur” tutur pak ci,mencontohkan. Berbicara tentang sector keunggulan Indonesia yang bisa menjadi penggerak ekonomi dalam sepuluh tahun mendatang. Pak ci dengan tegas menyatakan sumber daya manusia yang melimpah. “manusia kita cukup pintar. Tinggal perlu dibangkitkan lagi” tegasanya. Kedua, kekayaan alam. Tidak ada negara lain didunia yang memiliki kekayaan alam selengkap Indonesia. Resep suksesnya membangun jaringan bisnis property dan berbagai yayasan hanya sumber daya manusia serta IPE. Sehingga kini mencapai nilai market rp 80 triliun dari sepuluh perusahaan yang go public. Pak ci sering menyampaikan bahwa entrepreneur itu mampu mengubah sampah menjadi emas. Artinya, melipat gandakan hasil. “tentunya dengan cara yang jujur,professional dan inovatif” ungkap pak ci, yang aktif menjaga kebugaran dengan berenang dan melakukan taichi setiap pagi.
“saya senang kalau ada karyawan yang bikin usaha,saya dukung penuh” paparnya. Untuk membentuk jiwa entrepreneur, lingkungan turut berperan. Pak ci menceritakan, dirinya lahir ditengah keluarga besar yang semuanya menjadi pengusaha. Dia lahir dari pasangan tjie sim poe dan lie eng nio yang memiliki rumah sekaligus took kelontong di desa bumbulan, provinsi gorontalo. Saudara dan kerabatnya juga memiliki usaha masing masing. Ibaratnya, sejak dini dia bernapas dalam atmosfer entrepreneurship. Tak heran, pak ci menyebutkan bahwa gurunya dalam entrepreneurship adalah orang tua dan keluarga. Jalur yang di tempuh pak ci hingga mencapai kesuksesan bermula pada masa kecil. Di usia 12 tahun, dia ditinggal wafat ayah tercinta. Took kelontong keluarga pun ditutup tentara jepang ketika itu. Kehidupan keluarga berubah drastic, menjadi miskin, tapi tertopang oleh jiwa dan skill wirausaha. Ciputra remaja sudah terbiasa menjaga lading dan berburu untuk mempertahankan asap dapur. Saat berkuliah di institute teknologi bandung, lagi lagi jiwa entrepreneur lah yang menjadi penyelamat. Dia berdagang batik. Dia hunting dibandung lalu menjualnya ke medan. Sebab sejak kuliah tingkat dua, keluarga tak sanggup membiayai lagi. Di tingkat empat, bersama dua rekan, pak ci mendirikan perusahaan konsultan. Setelah tamat kuliah arsitek. “kalau arsitek,menunggu pekerjaan. Saya pilih jadi developer yang menciptakan pekerjaan” ungkapnya. Hasrat itulah yang membawa dia ke PT pembangunan jaya, joint venture pemda dki Jakarta, tak lama setelah mendapat gelar insinyur dari ITB. Proyek prestisisunya adalah taman impian jaya ancol yang hingga kini menjadi ikon wisata modern dan ibu kota. Kemudian, dia mendirikan metropolitan grup bersama sederet pengusaha bertangan dingin lainnya. Yakni, liem sioe liong, sudwikatmono, djuhar sutanto dan Ibrahim risjad. Lalu dia membangun proyek elite pondok indah dan BSD. Selanjutnya, jaringan bisnis property pak ci makin menggurita, mulai hunian, hotel, pusat wisata, hingga kawasan wisata diseluruh wilayah Indonesia dari ujung barat hingga ujung timur. Begitu pula proyek proyek property di luar negri. Kepemimpinan bisnis kini dialihkan ke generasi kedua (anak anak dan menantu). Yaitu rina ciputra-budiarsa sastrawinata, junita ciputra-harun hajadi, candra ciputra dan cakra ciputra.
Sumber: jawa pos, jumat 1 januari 2016