Gali Ide Kreatif Berwirausaha

Gali Ide Kreatif Berwirausaha_orientasi Maba UC Oweek.Surya.4 Agustus 2017.Hal.9,10

Orientasi Maba UC ‘O-week’

SURABAYA, SURYA – Beragam stand makanan, minuman, dan permainan, terlihat memenuhi Convention Center Tunjungan Plaza Surabaya, Kamis (3/8). Tak hanya itu, di depan stand beberapa mahasiswa baru (maba) Universitas Ciputra (UC) Surabaya, terlihat hilir mudik menawarkan hasil kreasinya.

Julia Caroline (18), maba mengungkapkan, ia dan kelompoknya mendapta tema diverisity untuk stand makanan yang dibuat. Mereka akhirnya membuat makana ringan berupa sosis goreng, bakso ikan, onion ring, fillet chicken, nugget, dan kentang, yang disajikan dengan 2 sambal khas Thailand dan sambal Mattah.

“Kami ingin satu stage ada banyak varian, karena nuansa ala Indonesia juga maka kami pilih sambal mattah. Kami susah belajar bikin sambal ini,”ujarnya, disela promosi produknya. Kamis (3/8).

Tessa Yurisca (19), mahasiswa 2016 yang baru mengikuti kegiatan orientasi mahasiswa ini, mendapat bagian membuat makanan dari Jawa.

Ia menyarankan timnya untuk memasarkan bisnis yang sudah digeluti, yaitu menjual sate taichan.

“Saya dan tim ambil tradisi Jawa kolaborasi dengan modern. Karena tren seta taichan kami invasi dengan gudeg dan keju,” terang Tessa”.

Latih Kerjasama

Wakil Rektor Bidang Operasional UC Surabaya, Victor Effendi, mengatakan, kegiatan ini sengaja dilakukan untuk mengenalkan gambaran mata kuliahwajib yang akan ditempuh mahasiswa tiap tahunna, yaitu keiwrausahaan.

Dalam kegiatan O-week, lanjt Victor, tiap permainan didesain untuk melatih kepercayaan diri, kreativitas, dan kerja sama para trainee.

“Mereka dibel=kali dengan berbagai materi terkait ide kreatif dalam membuat startup bisnis dari beberapa pelaku bisnis, sehingga trainee dapat merancang startup bisnis bersama kelompoknya,” paparnya.

Victor menjelaskan, produk yang disajikan para peserta dengan dekorasi, merupakan perpaduan budaya dari anggota kelompoknya.

“Tema diversity kami ambil dengan logo astronot agar maba mempunyai pemikiran terbuka.” pungkasnya.(ovi)

 

Sumber: Surya_.4-Agustus-2017

Pesona Cutting Asimetris

Pesona Cutting Asimetris.Jawa Pos.15 November 2014.Hal.29,39

SURABAYA – Dunia fashion Surabaya tidak bisa dipandang sebelah mata. Hampir setiap hari ada saja desainer yang mengeluarkan rilisan terbaru dan menghadirkan inovasi-inovasi gaya untuk tempilan memukau. Yang diangkat Janet Rine Teowarang ini mungkin bisa menjadi inspirasi.

Desainer yang juga dosen fashion design and business Universitas Ciputra Surabaya itu menghadirkan rancangan bertema edgy avant-garde. Pola-pola desain miring yang tidak beraturan begitu serasi dipadukan dengan kaun tenun. Pemakaiannya dipastikan dapat dengan mudah menjadi pusat perhatian. Jane juga memberikan sentuhan maskulin.

“Oleh mentor dan beberapa desainer, saya dibilang nyentrik dan nyeleneh,” kata pemilik lini clothing Allegra Jane itu.

Berkiblat pada desainer dunia Vivienne Westwood, kreativitas Jane terpancar dalam tiga outfit. Di antaranya, bolero yang hanya dibekali satu lengan di bagian kanan. Lalu, ada bustier dress press body nan seksi dengan balutan tenun berwarna dark purple yang menghadirkan kesan elegan. Yang membikin tidak biasa adalah corak samar-samar gradasi warna hasil coloring dengan menggunakan taknik celup ikat atau tie dye di atas tenun itu. Baju selutut tersebut tampil begitu menawan.

Masih mempertahankan model asimetris, Jane memadukan inner one shoulder top berwarna krem bermotif batik yang ditutup dengan outer berpotongan serupa. Perempuan kelahiran Jakarta itu menambahkan teknik draping untuk memberi kesan volume di ujung bawah baju. “Supaya enggak lurus saja. Tapi, bisa sedikit ngembang,” terangnya.

Rancangan berikutnya terlahir dengan aura maskulin. Tersaji lembut dalam busana two pieces, atasan berupa halter top berbahan tenun bergaris geometris. Tampilannya tegas, lurus, namun seksi. “Tinggal diberi blazer, busana ini cocok untuk office look,” sambung desainer yang karyanya ditampilkan dalam Indonesia Fashion Week 2014 itu. Tampilan boyish kian terasa dengan paduan cuff pants atau celana dengan lipatan di ujungnya. (bir/c6/ayi)

Sumber : Jawa-Pos.15-November.2014.Hal.29,39

Sepatu Platform, Nyaman Sekaligus Modis Lebih Baik daripada Pointed Shoes

Lebih Baik daripada Pointed Shoes. Jawa Pos.7 September 2014.Hal.36

Siapa bilang platform tidak sepopuler stiletto. Beberapa waktu trakhir, sepatu atau sandal bersol tebal di bagian depan dan belakang kian digandrungi. Harus pintar memadupadankannya supaya tidak jadi terlihat aneh dan jadi fashion disaster.

PENGGEMAR platform heels semakin merajalela.setiap kali jalan di pusat kota, pusat perbelanjaan, sampai sekolah atau kampus, ada saja yang menggunakan sepatu atau sandal bersol tebal ini. Rania Putrisari menjadi seorang pecinta platform. Finalis Gadis Sampul 2009 ini punya lima platform. Semuanya sepatu. Sering kali dipakainya untuk kuliah.

Menurut Rania, platform cocok dengan style-nya yang cenderung boyish. “Aku kalau jalan itu cepat, kalai pakai platform jadi nyaman dan enggak mudah lelah,” ucap mahasiswi International Business Management Universitas Ciputra tersebut. Rania suka platform sejak dia kuliah. Sejak jadi mahasiswa, gaya Rania cenderung simpel dan boyish. Banyak memilih warna monochrome untuk kesehariannya.

Walaupun sering dilihat aneh di kampus karena bukan sepatu yang umum, dia cuek saja. “Malahan sekarang di Surabaya lagi booming dan banyak yang pakai,” ucapnya lantas tertawa. Rania sendiri sering menggunakan platform dipadukan gaya tomboi. Misalnya dengan celana kulit, blouse polos, ditumpuk dengan blazer, jaket atau outer.

Fashion blogger Merry Wulan juga menjadi salah seorang penggemar platform. Alumnus Manajemen Perbankan Universitas Airlangga tersebut punya tiga sandal platform dan dua sepatu platform. “Saya suka sejak lama. Sejak itu pula, ada saja komentar aneh dari orang-orang ketika saya pakai sepatu atau sandal platform itu,” candanya.

Menurut Merry, platform menjadi hit di Kota Pahlawan sejak enam bulan terakhir. Sebab, banyak brand sepatu yang menyediakan sepatu atau sandal platform. Polanya, sandal platform banyak digunakan semua usia dan berbagai kalangan karena mudah dipadupadankan dengan beragam style. “Khususnya yg punya tinggi badan minimalis dan males repot dengan high heels, sekarang mereka cenderung pilih platform,” ujarnya.

Untuk mereka yang memilih kenyamanan, platform shoes memang bisa masuk daftar beli. Dr Andre Triadi Desnantyo SpOT memaparkan, meski tidak anatomi, platform shoes lebih baik daripada pointed shoes.

Memang, menurut spesialis food and ankle itu, permukaan alas kaki yang lebar membuat pemakaiannya nyaman. “Kalau solnya lebar, kaki pun stabil,” sambung dokter yang akrab disapa Tyo itu.

Bentuk sol yang lebar membuat cengkeraman di permukaan tanah lebih baik sehingga pemakainya terhindar dari cedera. Beban tubuh juga tidak hanya bertumpu pada beberapa titik. Layaknya pada pointed shoes. “Sebenarnya ini hanya soal model. Ketidakamanan pasti ada. Namun, setidaknya minim risiko cedera,” jelas dokter spesialis tulang RSUD dr Soetomo itu.

Prinsip keamanan dan kenyamanan tersebut setali tiga uang dengan pendapat dr Sulis Bayusentono Mkes SpOT. Menurut dia, sepatu juga harus memenuhi prinsip fisiologis. “Secara fisiologis saat menapak, kaki bertumpu pada tiga titik,” jelasnya. Yakni, ibu jari, jari kelingking, dan tingkai atau heel. Hal itu berguna agar berat badan bisa terdistribusi sempurna ke tiga titik tersebut. Berat yang hanya bertumpu pada satu titik bisa mengubah bentuk dan fungsi kaki (ina/bir/c17/c7/tia)

Sumber : Jawa-Pos.7-September-2014.Hal.36

Mari Mulai Memerangi Perundungan

Jony Eko Yulianto (PSY)_Mari Mulai Memerangi Perundungan.Kontan.24 Juli 2017.Hal.23

Oleh: Jony Eko Yulianto, Dosen Psikologi Sosial Universitas Ciputra Surabaya

 

Di sebuah Sekolah Menengah Atas, seorang siswa kebutuhkan khusus tampak kesulitan berjalan karena seorang temannya menarik tas punggung yang ia kenakan. Gelak tawa teman lainnya menegaskan olok-olok terhadap dirinya. Rasa marah yang tidak tertahan membuat ia mengambil sebuah tong sampah dan melemparkan ke temannya. Peristiwa ini terekam dalam sebuah video viral secara nasional.

Perundungan (bullying) barangkali mudah ditemukan dan menjadi hal wajar di kalangan interaksi sosial remaja. Namun bagi seorang anak berkebutuhan khusus, perundungan bisa memiliki arti hidup dan mati.

Fenimena ini memantik reaksi netizen hingga Istana Negara. Peristiwa ini juga menunjukan indikasi bahwa kita masih memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam membangun sekolah madani yan inklusif.

Isu ini semakin penting untuk didiskusikan karena fenomena perundungan anak kebutuhan khusus bukanlah semata fenomena lokal, melainkan fenomena global di Amerika Serikat, negara melalui US Department of Health an Human Services mengeluarkan produk yuridis Section 504 of the Rehabilitation Act of 1973 serta Title ii of the Americans with Disabilities Act of 1990 untuk memastikan bahwa setiap sekolah harus menlindungi anak-anak kebutuhan khusus dari ancaman perundungan.

Di Australia, pemerintah negara bagian Queensland pada tahun 2016 mencatat bahwa hampir 62% siswa yang mengalami autism spectrum disorder mengalami perundungan setidaknya sekali dalam seminggu. Sedangkan di Inggris Raya, sebagaimana dilaporkan lembaga riset Ability Path, anak-anak kebutuhan khusus mengalami perundungan dengan frekuensi 40% lebih sering dari anak normal.

Mengapa perundungan terhadap anak berkebutuhan khusus dapat terjadi? Apa latar belakang psikologis yang menyebabkan seorang individu melakukan perilaku perundungan terhadap anak kebutuhan khusus?

Disfungsi sistem

Ilmu psikologi sosial menjelaskan perilaku rundung sebagai manifestasi perilaku individual akibat tidak berfungsinya sistem lingkungan sosial. Ojedokun Oluyinka mengfirmasi argumen ini lewat laporan risetnya bahwa faktor psikologis utama yang membuat seseorang melakukan perundungan adalah karena individu terbiasa berperilaku melanggar norma atau aturan yang berlaku, baik pengaruh keluarga inti maupun rekan sepermainan.

Jadi, perundungan sebenarnya lebih merupakan problem ekologi sosial ketimbang problem individual. Artinya, meskipun para pelaku perundungan memiliki karakteristik individual khas seperti kepribadian yang dominan, kecenderungan sulit untuk mematuhi peraturan, dan kecenderungan untuk memandang kekerasan sebagai hal yang remeh. Para pelaku ini juga sebenarnya memiliki karakteristik sosial yang khas.

Mereka kerap ditemukan memiliki orangtua yang terlalu permisif, keluarga yang minim kehangatan, keluarga yang tidak memiliki aturan yang jelas, dan adanya eksposi kekerasan yang dilakukan oleh orangtua atau orang dewasa lain di dalam keluarganya. Selain i tu, stimulasi kekerasan juga dapat berasal dari teman sepermainan yang memiliki kepribadian yang keras dan agresig.

Bahkan pengaruh sosial yang berkontribusi dalam terciptanya perilaku perundungan di sini dapat pula berasal dari sekolah, disebabkan karena perbedaan sikap dari guru dan staf dalam memandang perundungan. Sebagian guru dan staf sangat menentang perilaku perundungan, tetapi sebagian lain menerima dan bahkan menganggap perundungan sebagai hal yang lucu dan menghibur. Ambiguitas sikap sekolah, apalagi pada sekolah-sekolah yang inklusif, sangat berbahaya.

Untuk memeranginya ada dua solusi yang fokus pada revitalisasi peran keluarga dan sekolah. Di keluarga, kepala keluarga bersama dengan para anggota perlu sepakat menegaskan aktivitas bersama yang dapat membantu iklim keluarga yang suportif dan penuh kasih sayang.

Di sekolah, seluruh jajaran sekolah secara bulat sepakat menegaskan sikap sekolah untuk memerangi perundungan. Beberapa sekolah di Australia bahkan telah mulai memasukkan pendidikan anti-perundungan.

Cara yang lainnya lagi adalah lewat kampanye sosial dengan teknik referensi sosial. Yakni mengajak individu yang dominan turut ambil bagian di aktivitas kampanya anti-perundungan.

 

Sumber: Kontan.24-Juli-2017.Hal_.23

Rangkaian Bunga, untuk Mempercantik Interior

Melania Rahadiyanti (INA). Rangkaian Bunga Untuk Mempercantik Interior. Majalah Rumahku. No.131.2017.Hal.42-43

Dekorasi pada interior ruangan merupakan elemen yang sangat penting untuk membentuk suasana atau kesan ruang sesuai dengan yang diinginkan. Salah satu cara termudah adalah dengan meletakkan rangkaian bunga sebagai dekorasi pada interior ruang. Rangkaian bunga yang tepat dan sesuai, dapat menyegarkan, mencerahkan, dan memperkuat suasana di dalam ruangan.

Kehadiran rangkaian bunga pada interior ruangan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah dapat meningkatkan mood ruang melalui tekstur dan aromanya. Rangkaian bunga dapat menimbulkan kesan positif bagi penghuni yang melakukan kegiatan di dalam ruangan. Menambah kuat ambience ruang, misalnya ketika Anda menginginkan suasana ruang yang hangat, lembut, atau romantis. Menimbulkan kesan segar, alam, dan mencerahkan suasana di dalam ruangan.

Sebenarnya, semua jenis bunga cocok untuk konsep atau tema ruangan apapun. Biasanya, jenis bunga, warna, bentuk dan aroma bunga tertentu, memiliki makna dan kesan tersendiri jika diletakkan di dalam ruang. Bunga-bunga yang umum digunakan dalam rangkaian bunga adalah mawar, krisan, aster, casablanca, lily, atau anggrek. Selain itu dapat ditambahkan beberapa jenis daun sebagai pelengkap, seperti daun ruskus, leterlit, pilo, besi, atau palem.

Di Indonesia, dengan iklim tropis, memudahkan beberapa jenis bunga untuk tumbuh sepanjang tahun, sehingga pilihannya menjadi sangat beragam. Pelu diperhatikan agar pemilihan jenis bunga tidak terlalu banyak dalam suatu rangkaian, sebaiknya pilih jenis bunga utama yang diinginkan lalu tambahkan dengan sedikit jenis yang lain sebagai pelengkap.

Posisi dan Tema

Penempatan posisi bunga pada bagian ruang tertentu juga berpengaruh terhadap model rangkaian bunga yang sesuai. Misalnya rangkaian bunga berbentuk bulat besar untuk area centrepieces, rangkaian tinggi menyempit untuk bagian sudut ruangan, sedangkan rangkaian bunga kecil cocok untuk diletakkan pada coffee table.

Pemilihan rangkaian bunga bisa pula disesuaikan dengan tema ruangan, misalnya ruangan dengan tema minimalis dapat menggunakan rangkaian bunga sederhana yang terdiri dari satu atau dua jenis bunga. Sedangkan ruangan dengan tema klasik dapat menggunakan rangkaian bunga yang berkesan rimbun dengan banyak jenis bunga didalamnya. Penempatan posisi rangkaian bunga perlu diperhatikan, misalnya dengan tidak meletakkan rangkaian bunga pada meja yang suda penuh dengan hiasan agar rangkaian bunga dapat menjadi dekorasi yang dapat terlihat keindahannya.

Perlu diperhatikan pula tempat meletakkan bunga, biasanya disesuaikan dengan desain interiornya. Saat ini rangkaian bunga bisa diletakkan pada beragam tempat, tidak selalu vas, misalnya teko, pitcher, wine bottle, mason jar, gelas, atau keranjang rotan. Pemilihan tempat rangkaian bunga dapat disesuaikan dengan banyaknya jenis bunga yang dapat disesuaikan dengan banyaknya jenis bunga yang akan dirangkai. Misalnya jika merangkai beberapa jenis bunga yang dalam satu tempat dapat menggunakan vas yang besar, tetapi jika merangkai satu atau dua jenis bunga saja, dapat menggunakan tempat yang tinggi dan sempit.

Agar rangkaian bunga dapat bertahan lama dan terjaga kesegarannya, letakkan bunga pada bagian ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung dan jangan meletakkan bunga di dekat mesin pendingin atau pemanas ruangan. Jangan lupa untuk menambahkan air atau mengganti air secara rutin agar kesegaran rangkaian bunga dapat lebih bertahan lama untuk dinikmati. Selamat berkreasi!

Sumber : Majalah Rumahku. No. 131. 2017. Hal. 42-43.

Dari Upacara Adat Pemakaman Toraja Perayaan Kedukaan yang Megah

Freddy H Istanto (INA). Perayaan Kedukaan yang Megah. Jawa Pos.15 Juli 2017.Hal.16

Namanya memang upacara pemakaman. Namun, masyarakat Tana Toraja mengemas upacara tersebut menjadi sebuah festival akbar yang mewah, melibatkan ribuan orang, dan menarik wisatawan. Freddy H. Istanto menjadi saksi digelarnya upacara Rambu Solo di Makale, Sulawesi Selatan, awal bulan lalu.

Pukul 12.00 Wita ratusan orang berkumpul di ujung jalan desa, dekat jalur utama menuju Kota Makale. Anak-anak kecil berjajar membawa tiang bambu berhias. Puluhan kerbau besar tenang menunggu bersama pengawalnya.

Mereka menyambut datangnya jenazah bangsawan Puang Jusuf Massora. Ibu-ibu berbusana hitam-hitam dengan ramah menyapa para tamu, bahkan yang bukan keluarga. Teman saya yang tidak sengaja berbaju hitam pun disapa dan diminta masuk ke formasi penyambutan.

Pertigaan itu menjadi titik perpindahan jenazah yang dibawa kendaraan untuk berganti diusung oleh para pemuda. Tepat pukul 13.00 Wita rombongan jenazah memulai prosesi arak-arakan menuju lokasi upacara. Jarak sekitar 1 kilometer ditempuh lebih dari sejam. Perangkat berbentuk tongkonan dengan jenazah di dalamnya terlihat sangat berat.

Diiringi sorak penyemangat, prosesi melewati jalan desa yang indah berhias hijaunya sawah-sawah subur Tana Toraja. Memasuki gerbang kompleks upacara pemakaman, serombongan penari dengan peralatan perkusi modern menyambut meriah. Dua ekor kuda menari seiring dengan irama musik, dikendalikan gadis berbusana adat dipunggungnya.

Kekaguman melihat arak-arakan panjang itu belum berhenti. Melewati gerbang, puluhan tongkonan kecil berisi sekitar 25 keluarga dan tamu memagari kompleks upacara itu. Di tengah-tengah lapangan berukuran hampir sebesar lapangan sepak bola itu berdiri megah bangunan tinggi persemayaman jenazah.

Tongkonan terbuat dari kayu dan bambu. Tingginya dihitung sampai ujung atap yang menjulang mencapai 15 meter. Lantai 1 untuk keperluan servis. Lantai 2 untuk meletakkan patung mendiang. Lantai 3 merupakan persemayaman jenazah. Bangunan dihias dengan mewah, beberapa keris menjadi bagian dari dekorasi itu.

Saat-saat paling dramatis adalah ketika jenazah dinaikkan ke anjungan di lantai 3. Sebelumnya, yang dinaikkan adalah tempat tidur jenazah. Ada kejadian menegangkan saat tempat tidur dinaikkan. Perabot tersebut terlalu tinggi sehingga tidak bisa masuk ke anjungan. Dengan kemiringan setinggi itu plus bobotnya yang berat, semua orang deg-degan menahan napas. Takut tempat tidurnya merosot jatuh.

Beberapa orang dengan sigap mengambil parang untuk menebas beberapa dekorasi di anjungan. Setelah itu, proses menaikkan jenazah relatif lebih lancar. Ribuan orang menyaksikan peristiwa itu, termasuk wisatawan mancanegara serta media dalam dan luar negeri.

Pada hari kedua, acara dilanjutkan dengan upacara penyambutan tamu keluarga dan kerabat. Namanya, Rambu Solo. Mereka mengenakan busana adat yang menarik. Prosesi penerimaan dan penyambutan tamu diawali dengan barisan kerbau atau babi yang merupakan tanda kasih para tamu. Dua ekor kuda menari mengikuti irama musik nanrancak mengantar rombongan.

Acara itu juga diiikuti penyembelihan kerbau dan babi. Kabarnya, untuk acara ini ada sekitar 80 ekor kerbau dan 400 babi yang dikurbankan. Tidak hanya bikin ngeri, tapi bau anyirnya juga membuat sedikit mual. “Wah, abis ini gua bisa nggak doyan makan rawon, nih,” celetuk salah seorang teman saya.

Meski agak ngeri-ngeri sedap, acara Rambu Solo memang luar biasa. Arsitektur tongkonan yang pernah saya pelajari semasa kuliah dulu tampak semakin indah dan agung karena dilihat di lokasi aslinya. Namun, rumah tradisional yang megah tersebut mencapai puncak tampilannya karena sedang menjadi sebuah wadah peristiwa besar budaya setempat.

Arsitektur Nusantara, seperti juga tongkonan, tidak hanya bercerita tentang fungsi fisik untuk melayani aktivitas manusia. Tetapi, itu juga mengekspresikan makna-makna budaya, menjadi adiluhung ketika mampu berinteraksi puncak di peristiwa agung seperti Rambu Solo.

Rambu Solo merupakan acara yang megah dan adiluhung. Disiapkan berbulan-bulan sebelumnya dengan biaya yang sangat besar. Ratusan keluarga, warga, dan tamu terlibat dalam pergelaran akbar tersebut. Puluhan tongkonan dalam berbagai ukuran seperempat lapangan bola lengkap dengan tribun untuk penonton disiapkan.

Rambu Solo juga menyiapkan model-model busana adat yang membuktikan kekayaan busana orang Toraja. Disana juga ada suguhan kuliner, atraksi tarian dan musik, serta ritual kerohanian yang khas. Meski titelnya dalah upacara pemakaman, rangkaian acara lebih seperti festival. Semua orang berpesta, juga mengirim doa.

Sumber : Jawa Pos. 15 Juli 2017. Hal. 16.

Tampil Modis Pakai Kalung Etnik

Tampil Modis Pakai Kalung Etnik. Jawa Pos.14 Januari 2015.Hal.36

Surabaya – Selain syal, perempuan bisa memilih kalung agar terlihat chic dan cantik. Terkadang ketika berada di kampus maupun kantor, kaum hawa hanya mengenakan kemeja. Bagian leher pun sering terasa kosong. Menurut Meylin Megi, fashion blogger, kalung kini tidak hanya dikenakan pada saat pesta. Bekerja pun tetap harus modis. Pilihannya kalung berornamen besar dengan warna yang beragam.

Kalau pilihan jatuh pada kalung etnik, dia menyarankan untuk dipadupadankan dengan pakaian berwarna gelap atau plain. “Biar focus of interest-nya di leher, baju yang dikenakan lebih ke gelap atau tidak bermotif,” ujar perempuan berambut panjang itu. Dia menambahkan, selain kemeja, sah-sah saja memakai model turtle neck maupun sabrina.

Perempuan kian dimudahkan. Sebab, model kalung etnik berkembang pesat. Ada yang berbentuk tribal dengan aksen segi tiga bertumpuk-tumpuk. Ada pula floral. Grace Elysia, supervisor ladies good Sogo Tunjungan Plaza, mengatakan, kalung etnik floral banyak dipilih. “Kalau model sih, itu biasanya bergantung pada selera. Biasanya, mereka lebih mencocokkan dengan pakaian yang sudah dipunyai,” tuturnya.

Tren kalung etnik itu dibenarkan Alexandra Wawolangi, 22. “Saya lebih memilih kalung sesuai dengan warna sepatu yang sedang saya pakai,” ujar mahasiswi Universitas Ciputra tersebut.

Sumber : Jawa Pos. 14 Januari 2014. Hal. 36.

Rajin Membangun Prasarana MICE

Rajin Membangun Prasarana MICE.Venue.No.91. Januari 2015.Hal.76,77

Di sektor properti, nama Ir. Ciputra sudah amat tersohor. Sejumlah megaproyek properti berhasil dikembangkannya di beberapa kota besar di Nusantara. Ia juga telah berhasil membangun kawasan Kota Baru Westlake City di Vietnam.

Tak hanya membangun kawasan hunian, pria yang lahir di sebuah desa mungil di daerah Parigi, Sulawesi Tengah, pada 24 Agustus 1931, ini juga membangun beberapa sarana dan prasarana terkait industri MICE dan pariwisata. Salah satu yang fenomenal adalah kawasan wisata terpadu Ancol Taman Impian yang dibangun pada tahun 1960-an. Di kawasan seluas kurang lebih 500 hektare itu terdapat wahana permainan, hotel berbintang, restoran, dan gedung serbaguna untuk kegiatan MICE. Setiap tahunnya lebih dari 15 juta orang berkunjung ke Ancol untuk berekreasi, melakukan seminar, menghadiri corporate gathering, maupun menonton konser musik.

Di kancah internasional, pada tahun 1990, industri real state Indonesia naik kelas dengan terpilihnya Ir. Ciputra sebagai Ketua FIABCI (The International Federation of Real Estate Associations). Berkat peran beliau pula Indonesia berhasil memenagkan bidding menjadi tuan rumah kongres FIABCI 1998, meskipun kongres itu terpaksa dibatalkan lantaran badai krisis menghantam Indonesia. Baru pada 2010 lalu Indonesia berhasil menjadi tuan rumah kongres FIABCI.

Kerajaan bisnis Pak Ci, begitu beliau biasa disapa, juga merambah sektor perhotelan. Tak hanya menggarap kelas bintang 4 dan bintang 5, dalam dua tahun terakhir PT Ciputra Property juga mengembangkan hotel bujet, yakni CitraDream. Sejak tahun 2013, setidaknya sudah ada tujuh proyek hotel bujet yang dibangun di beberapa kota di Nusantara, dua di antaranya (Cirebon dan Semarang) telah beroperasi pada pertengahan 2014 lalu.

Di bidang seni pertunjukan, Pa Ci memiliki Ciputra Hall Surabaya, sebuah auditorium akustik ruang yang  baik. Di Jakarta, belum lama Pa Ci juga meresmikan Ciputra Artpreneur, sebuah kompleks seni seluas 10.000 meter persegi. Terletak satu kawasan dengan Ciputra World I Jakarta, Ciputra Artpreneur ini terdiri dari museum, exhibition gallery, dan teater berkapasitas 1.200 kursi.

Menilik kontribusi beliau di bidang MICE dan pariwisata  itulah yang menjadi dasar bagi  majalah VENUE untuk memberikan “Lifetime Achivement Award” kepada Ir. Ciputra. Pada malam penganugerahan Indonesia MICE Awards 2014, putri Pak Ci yang juga menjabat sebagai Direktur Ciputra Group, Rina Ciputra Sastrawinata, mengungkapkan, merupakan komitmen Pak CI dan keluarga untuk turut memajukan pariwisata dan MICE, khususnya seni dan budaya.

“Ciputra Hall dan Ciputra Artpreneur sengaja dibuat di pusat kota untuk mengakomodir seniman lokal dan penikmat seni mancanegara. Fasilitas dan desain bangunannya juga yang terbaik untuk galeri, museum, dan petunjukan teater,” ujar Rina Ciputra.

Sumber : Venue. Januari 2015. Hal.  76.

Monopoli Jadi Media Belajar Wirausaha

Monopoli Jadi Media Belajar Wirausaha. Jawa Pos. 16 Januari 2015.Hal.28

Surabaya – Belajar berwirausaha memang gampang-gampang susah. Tiga mahasiswa Universitas Ciputra (UC), Franky Miswar, Zaidy Makhdum, dan Devu Sheldena, mepunyai pengalaman buruk saat memberikan pengajaran wirausaha kepada anak-anak. “Kalau diajari secara teori, mereka banyak yang boring. Bahkan, ada yang ketiduran,” jelas Fanky Miswar, koordinator tim.

Fanky dkk lantas membuat terobosan dalam memberi pelajaran berwirausaha. Caranya, mengadaptasi pola pelajaran wirausaha pada permainan monopoli. Ditambah teori kebutuhan dari Abraham Maslow.

Pertama, harta, makanan, dan minuman dianalogikan menjadi uang. Kedua, keamanan dianalogikan menjadi aset seperti tanah dan rumah yang bisa dibeli. “Ketiga adalah belonging atau rasa kepemilikan yang diibaratkan dengan kerja sama atau partnership,” tutur Fanky. Keempat adalah pengakuan diri yang disamakan dengan pemberian penghargaan (awarding). Terakhir aktualisasi diri yang diibaratkan charity alias amal.

Semuanya dicampur dengan permainan monopoli yang tetap melibatkan unsur perdagangan, properti, deposito, dan pajak. “Sudah kami praktikkan, mulai anak SD kelas VI hingga dewasa. Hasilnya ramai sekali kayak pasar kalau proses tawar menawar,” ucapnya lantas tertawa.

Mereka memperoleh penghargaan dalam forum international Young Invention Award 2014 di Jakarta pada Juni 2014. Mereka mendapatkan gold prize dan penghargaan tertinggi best of the best invention dalam kompetisi yang diikuti sekitar 50 negara tersebut.

Sumber : Jawa Pos. 16 Januari 2015.

Mayfin, Aplikasi Praktis UKM

Mayfin, Aplikasi Praktis UKM. Jawa Pos.9 januari 2015.Hal.36

Surabaya –  Mengelola kinerja keuangan usaha kecil menegah (UK) tidak lagi harus tradisional. Dengan aplikasi buatan tiga mahasiswa Universitas Ciputra (UC) ini, pengusaha kecil bisa memonitor transaksi hingga menyusun laporan keuangan secara teliti. Namanya Mayfin, all money in your hand.

Tiga mahasiswa itu ialah Fanky Miswar, Zaidy Makhdum, dan Devi Sheldena. Mayfin telah mendapatkan tiga penghargaan dalam Kaohsiung International Invention Exhibition di Taiwan pada 19-22 Desember 2014.

Fanky menjelaskan, Mayfin merupakan sebuah aplikasi pada tablet. Fungsinya banyak seperti alat hitung atau entry data keuangan. Bila ingin sekalian untuk cetak struk, cukup sambungkan tablet dengan printer.

Mayfin juga kaya menu. Ada profil perusahaan dan cabang, kasir perusahaan, pencatatan keuangan, laporan keuangan, persediaan produk, serta informasi seputar bisnis. “Hanya butuh tab sederhana yang harganya tidak sampai Rp 1 juta,” ungkapnya.

Berkat fungsi dan menunya, tiga penghargaan telah diraih Mayfin. Yaitu, medali perunggu dari World Invention Intellectual Property dari International Intellectual Property Network and Forum, serta special award dari Malaysian Research & Innovation Society.

Sumber : Jawa Pos. 9 Januari 2014. Hal. 36.