Hobi berat nonton film, kemudian memiliki passion untuk menuliskan review atau kritiknya. Mereka yang masuk golongan itu menuai banyak keuntungan. Bisa diundang ke berbagai acara film bergengsi.
Elbert Rayner, 23 tak menyangka. Tulisannya masuk lima besar nominasi Penulisan Kritik Film terpilih 2014 yang diadakan Piala Maya, festival tahunan untuk film Indonesia.
Mahasiswa Visual Communication Desaign Universitas Ciputra (UC) tersebut diundang untuk menghadiri malam puncak festival tersebut di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, pada 21 Desember tahun tahun lalu,”Tahun ini saya juga kirim. Terpilih lagi atau tidak, doa saya semoga diundang lagi,”ucap Elbert, lantas tertawa
Tahun lalu Elbert mengirim enam tulisan. Membahas film Killers; The Raid ;Berandal; Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya; Tabula Rasa; Tenggelamnya Kapal Van der Wijck; dan Selamat Pagi, Malam. “Yang terpilih Tabula Rasa”, ucapnya.
Denan bisa mengikuti piala Maya, yang asyik bukan hanya bertemu para pembuat film. Tapi juga bertemu sesama cinephile. Elbert bisa bertukar pikiran soal film. Mulai film Indonesia sampai film luar negeri “ Pegiat film saya kenal dari seluruh Indonesia, orangnya itun-itu saja,” papar penggemar Quentin Tarantino tersebut.
Sebelumnya, beberapa kali Elbert diundang ke Jakarta untuk menghadiri sejumla primiere film baru. Bagaimana dia bisa mendapat undangan itu?Menurut Elbert, sejak aktif me-review film dalam blog, passion-nya dalam dunia film dikenal banyak orang.”Dari situ, undangan mulai berdatangan.” Sejak kecil, dia hobi nonton film. Bisa di bioskop atau memutar di DVD player. Dalam seminggu, paling tidak Elbert menonton empat judul. Sejak SMA, Elbert mengoleksi tiket bioskop utnuk film yang ditontonnya.Mulai zaman nomat ( nonton hemat setiap Senin), premier, hingga tiket nonton ke luar negeri.
Elberth mengklasifikasikan filmnya dengan rapi per tahun. Beberapa kali dia pergi ke negara tetangga bila film yang ditunggu tidak juga diputar di Indonesia. “ Nonton film itu udah bagian hidup saya. Itu termasuk momen me time yang memberikan kebahagiaan,”ujarnya.
Hasil serupa dirasakan Daniel Irawan, 40 . Tertarik dengan film sejak kecil, pria yang tinggal di Medan itu mengaku terpukau dengan cinematic experience atau pengalaman yang diperoleh saat menonton film.
Selalu menarik bagi dia bisa mendiskusikan, mengevaluasi, atau terlibat dalam kegiatan yang membahas aspek sinematik film. “ Apalagi, teknologi dan tren perfilman selalu berkembang,”tambahnya.
Awalnya, pria yang berprofesi sebagai dokter spesialis kulit itu aktif menulis uasan atau kritik film sebuah media di Medan pada 1997. Sebelum itu, Daniel suka me-rating film secara pribadi.
Review pertama Daniel membahas film The matrix dan The Thin Red Line. Dari media lokal, tulisannya lantas merambah ke media ssial Facebook dan blog seiring dengan berkembangnya internet. Sejak itulah,tulisan dan review Daniel makin sering dibaca.
Ilmu dan wawasan mengenai film pendek dan indie. Hingga kini, dia masih aktif terlibat sebagai juri di FFI, Piala maya , Piala Vidia, dan Piala Citra. Bukan hanya didalam negeri, Daniel juga pernah menjadi press member dlam International Film Festival di Tokyo, Kyoto , dan Okinawa.
Keberhasilan tersebut harus didukung dengan aspek stroytelling, sinematografi , editing , dan penempatan elemen film yang baik.” Kesimpulan, film baik adalah yang bisa membawa ke dalam pengalaman unik, ditambah novasi baru,” tambah ayah dua anak itu.
Hobi yang ditekuni Daniel memberikan berbagai manfaat. Tidak hanya dipercaya sebagai juri dalam berbagai ajang perfilman, Daniel juga mendapat wawasan baru. Lewat berbagai diskusi, dia bisa memberikan dukungan dan kontribusi terhadap karya – karya film lainnya Bahkan, Daniel kini juga bekerja sebagai konsultan produksi di sebuah rumah produksi film Indonesia selain menjadi dokter.(ina/Ien/c11/ayi)
Nonton Film ala Cinephile
Nonton sendiri di bioskop?
Malah asyik daripada ramai – rama. Selain lebih fokus, tidak ribet menyinkronkan waktu. Dalamm seminggu,bisa nonton lebih dari lima judul film. Bisa nonton di bioskop atau lewat DVD. Haram beli DVD film bajakan. Sekali movie marathon bisa sampai lima film berturut – turut Lihat review film . Untuk fil Luar negeri, bisa lihat review di rottentomatoes.com atau idfilmcritics.
Coba jadi Cinaphile dengan …
- Buat rating secara pribadi untuk film yang ditonton.
- Buat review di media sosial dan share.
- Aktif hadir di berbagai diskusi film
- Jika memungkinkan, ajak teman atau kelompok untuk memproduksi film pendek. Hitung – hitung bisa praktik ilmu.
- Tambah wawasan dan ilmu lewat berbagai sumber.
Sumber: Jawa Pos (For Her) Sabtu, 14 November 2015