Inovasi Harus Jadi Pijakan Perusahaan

Inovasi Harus Jadi Pijakan Perusahaan. Jawa Pos. 17 Desember 2020. Hal.6

SURABAYA, Jawa Pos – Di dunia Barat, gelar profesor otomatis diperoleh pengajar setelah institusi pendidikan melihat bukti keahlian dan kemampuan pubJikasinya. Sementara itu, di Indonesia, prosesnya cukup panjang dan tidak mudah. Karena itu, bertambahnya satu guru besar di UC menjadi kabar yang sangat baik.

Hal tersebut diucapkan Rektor Universitas Ciputra Ir Yohannes Somawiharja MSc dalam acara pengukuhan Prof Dr Christina Widhya Utami MM CLC CPM (A) sebagai guru besar pertama dari fakultas manajemen dan bisnis.

Utami mengangkat penelitian berjudul Eksplorasi Entrepreneurial Marketing Behavior dalam Menumbuhkan Organisasi yang Memiliki Kepekaan Terhadap Hal yang Tidak Diprediksi (Sensing the Unpredictability).

Penelitian tersebut sudah dilakukan Utami selama 4 tahun terakhir. Perjalanan panjang itu sempat terhambat pandemi. Utami sebenamya sudah dinyatakan layak dikukuhkan pada Juni lalu. Namun, pengukuhan baru bisa dilakukan kemarin.

Melalui topiktersebut, Utami menyoroti kemampuan perusahaan di tengah kondisi pandemi. “Temyata cocok dengan kondisi saat ini. Pandemi kan membuat kondisi jadi unpredictable,” ucap Utami. Metode entrepreneurial marketing (EM) menjadi solusi yang bisa mendorong perusahaan untuk tetap bertahan.

Dalam metode EM, inovasi menjadi pijakan utama. Organisasi harus lebih responsif melihat keadaan pasar yang ada. “EM ini punya perbedaan mendasar jika dibandingkan denganpemasaran tradisional. Misalnya, metode pemasarannya sudah menggunakan internet, words of mouth, penjualan referral,” papar alumnus Universitas Airlangga tersebut.

EM juga bisa dilakukan dalam konteks organisasi lainnya. “Termasukkampus. Perspektif EM bisa diaplikasikan dalam membentukstruktur organisasi kampus yang ramping dan efisien,” terangperempuanyang bekerja sebagai dosen sejak 1992 tersebut. Struktur organisasi kampus yang ramping serta dosen dan mahasiswa yang tak terlalu banyak bisa membuat kampus lebih lincah dan inovatif untuk mengikuti perkembangan zaman.

“EM ini memanglebih efektif dilakukan perusahaan yang tidakterlalu besar,” imbuhnya. Perusahaan dengan komposisi yang efisien lebih cepat mengambil keputusan dalam berinovasi. Hasilnya, mereka mampu merespons situasipasar yang cepat berubah. Kebutuhan pasar yang bergeser bisa segera diikuti perusahaan dalam berkarya. (dya/c12/any)

Artikel lain