Maknai Semangat Pahlawan dengan Berbagi

Memperingati hari pahlawan bisa dilakukan dengan banyak cara. Cara yang dipilih oleh gabungan mahasiswa mata kuliah Psikologi Kepribadian dan Psikologi Pernikahan & Keluarga ini bisa dibilang sangat sederhana. Tepat pada Sabtu, 10 November 2018 mereka menggelar mini seminar yang dilakukan secara parallel dimana seminar ini ditujukan untuk anak-anak SMA (remaja).

Tidak kurang dari 120 siswa SMA akan mengikuti mini seminar. Adapun topik-topik yang diangkat adalah seputar masalah yang sangat dekat dengan remaja diantaranya adalah sex bebas, pernikahan dini, dan cinta posesif.

“Pada mini seminar ini mahasiswa itu sendirilah yang menjadi pembicara. Mereka menyampaikan materi kepada peserta yang adalah adik-adik kelas mereka di SMA dulu”, jelas Profesor Jenny Lukito Setian, Dosen pengajar mata kuliah Psikologi Pernikahan dan Keluarga. “Topik-topik sekitar pacaran, sek bebas, bahkan pernikahan dini sengaja diangkat. Kenapa? Karena remaja-remaja ini akan mengalami kehidupan pernikahan, yang tentunya akan mengalami proses pacaran. Pemahaman sejak dini tentang hal ini sangat penting”, imbuhnya. Prof Jenny juga menuturkan bahwa mulai dini, yaitu mulai masa pacaran, sangatlah penting untuk peka dengan apa yang terjadi dalam hubungan. Terjadinya kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi setelah pernikahan, sebenarnya sudah bisa dilihat saat masa-masa pacaran.

Tidak kurang dari 6 kelas secara parallel akan membahas topik-topik yang berbeda. Satu kelas di mini seminar focus mengangkat topik tentang Cinta Posesif yang dilengkapi dengan adanya relationship check up bagi para pesertanya. “Adanya sikap posesif pada sebuah hubungan menimbulkan efek yang negative bagi pelakunya. Hal ini karena adanya pembatasan pada perkembangan potensi satu sama lain, padahal usia remaja adalah usia potensi itu berkembang”, jelas Jony Eko Yulianto, dosen Psikologi Kepribadian. “Bagi yang sudah terjebak pada cinta posesif, maka akan diberikan pemahaman dan tips untuk “lepas” dari kondisi itu”, imbuh Jony

Menjalani masa mengenal lawan jenis atau yang biasa disebut denan pacaran dengan benar, maka potensi diri bisa bertumbuh dengan tanpa dibatasi dengan sikap posesif pasangan.

“Jika proses pacaran sudah keliru, maka akan berdampak pada kehidupan pernikahan”, terang Prof Jeny. “Jadi ini gerakan sederhana yg dilakukan oleh sekelompok mahasiswa. Namun akan membawa dampak besar dikehidupan generasi muda”, jelasnya.

Lewat kegiatan ini pula, mereka tidak hanya merayakan Hari Pahlawan, tetapi juga dididik untuk berjuang menyelesaikan masalah bangsa seperti yang dilakukan para pahlawan kala itu.

Artikel lain