Archive for category: UC News

Universitas Ciputra Gelar Festival Peranakan Batik Nasional. www.rri.co.id. 1 Maret 2025

Sumber:https://www.rri.co.id/daerah/1361365/universitas-ciputra-gelar-festival-peranakan-batik-nasional

Universitas Ciputra Gelar Festival Peranakan Batik Nasional

1 Maret 2025

KBRN, Surabaya: Kampus Universitas Ciputra Surabaya menggelar Festival Peranakan 2025 untuk melestarikan batik nasional. Festival ini mengangkat tema “PERANAKAN: MASA LALU, MASA KINI & MASA DEPAN.”

Rektor Universitas Ciputra Surabaya, Ir. Yohannes Somawiharja, M.Sc., Sabtu (1/3/2025), menyebut batik sebagai mahakarya bangsa Indonesia. “Batik adalah warisan budaya yang harus kita lestarikan,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari upaya pelestarian, Universitas Ciputra mengundang Oey Soe Tjoen, pemilik batik peranakan, untuk berbagi pengetahuan tentang batik Indonesia. “Kami ingin memberikan sumbangsih bagi bangsa Indonesia melalui pelestarian batik,” ujarnya.

Festival ini tidak hanya menampilkan batik, tetapi juga seminar yang mengundang akademisi, seniman, dan pecinta budaya. Di antaranya, Prof. Dr. Johannes Widodo dari National University of Singapore. Ia membahas asal-usul budaya Peranakan Tionghoa dan pengaruhnya dalam arsitektur.

Fendy Zein, S.Psi., juga turut berbagi wawasan mengenai perjalanan bisnis keluarga Kue Ny. Yasin Zein. Ia menceritakan perkembangan kue tradisional Indonesia yang kaya akan makna budaya.

Enrico, M.Ds., dan Marini Yunita, M.Fashion, dari Universitas Ciputra, turut memberikan tinjauan tentang batik Peranakan. Mereka menekankan pentingnya mengenalkan batik kepada generasi muda.

Festival Peranakan 2025 menjadi ruang bagi generasi muda untuk mengenal dan menjaga warisan budaya Indonesia. Batik peranakan, sebagai bagian dari identitas bangsa, menjadi simbol penting dalam keberagaman budaya.

UC Surabaya Luncurkan Buku Dari Pelangi untuk Semesta. harianbhirawa.co.id. 2 Maret 2025

Sumber:https://harianbhirawa.co.id/uc-surabaya-luncurkan-buku-dari-pelangi-untuk-semesta/

UC Surabaya Luncurkan Buku Dari Pelangi untuk Semesta

2 Maret 2025

Dukung Warisan Batik Oey Soe Tjoen
Surabaya, Bhirawa
Universitas Ciputra (UC) Surabaya luncurkan buku “Dari Pelangi untuk Semesta”. Buku setebal 15 cm itu berisikan sejarah hingga proses produksi batik peranakan dari rumah batik legendaris Oey Soe Tjoen Pekalongan. Peluncuran buku ini sekaligus merayakan seratus tahun warisan budaya batik peranakan Oey Soe Tjoen dalam Festival Peranakan yang digelar UC, Sabtu (1/2).

Buku ini merupakan karya kolaborasi Widianti Widjaja (Oey Kim Lian), generasi ketiga keluarga Oey Soe Tjoen, bersama Marini Yunita dan Direktur Ciputra Center for Heritage Studies (CCHS) Dr. Rani Prihatmanti.

Rektor Universitas Ciputra, Ir. Yohannes Somawiharja, M.Sc., mengatakan pelestarian batik peranakan merupakan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia. “Ini adalah mahakarya bangsa. Rumah batik Oey Soe Tjoen telah menciptakan batik peranakan yang diakui sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya dokumentasi proses pembuatan batik sebagai upaya melestarikan warisan budaya, serta mengedukasi mahasiswa tentang nilai sejarah dan seni batik.

Universitas Ciputra tidak hanya meluncurkan buku, tetapi juga mendorong pelestarian batik melalui berbagai program edukasi dan penelitian. Yohannes Somawiharja mengingatkan bahwa penghargaan UNESCO atas batik sebagai warisan budaya dunia harus menjadi motivasi untuk terus mengembangkan seni ini.

Festival budaya ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dalam melestarikan warisan budaya. Buku “Dari Pelangi untuk Semesta” diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang dalam menjaga identitas dan kebanggaan bangsa.

Berita Terkait :  Polres Madiun Sosialisasikan Stop Bullying dan Undang-Undang Lalu Lintas

Salah satu penulis buku dan pewaris tradisi batik Oey Soe Tjoen, Widianti Widjaja menyambut baik inisiatif Universitas Ciputra. Ia menjelaskan bahwa pembuatan satu kain batik Oey Soe Tjoen bisa memakan waktu hingga lima tahun, dengan ciri khas motif bunga tulip, burung prenjak dan kupu-kupu bersayap mekar yang dikerjakan dengan teknik bolak-balik dengan teknik pencelupan warna yang detail.

“Setiap proses pembuatan batik ini detail dan punya pakemnya masing-masing. Tidak ada ciri khas khusus tapi orang akan tahu karakter dan ciri khas batik Oey Soe Tjoen,” jelasnya.

Widianti juga menyebut, dalam satu tahun pihaknya hanya menerima pesanan sebanyak 20 nama. Sebab, dalam proses pembuatan batik Oey Soe Tjoen butuh waktu yang sangat lama karena gambar dan warna yang cukup detail. Ia juga menyebut dengan 12 karyawan yang dimilikinya saat ini, seluruhnya memiliki punya spesialisasi penggambaran masing-masing.

“Buku ini berisikan proses pembuatan yang cukup detail. Karena itu saya berharap semoga muncul bibit-bibit baru yang tertarik untuk melanjutkan tradisi ini dan lebih menghargai batik sebagai salah satu warisan budaya bangsa,” harapnya. [ina.wwn]

 

Universitas Ciputra Rayakan 100 Tahun Batik Peranakan Oey Soe Tjoen. jatim.jpnn.com. 1 Maret 2025

Sumber : https://jatim.jpnn.com/jatim-terkini/35827/universitas-ciputra-rayakan-100-tahun-batik-peranakan-oey-soe-tjoen

Universitas Ciputra Rayakan 100 Tahun Batik Peranakan Oey Soe Tjoen

1 Maret 2025

jatim.jpnn.com, SURABAYA – Universitas Ciputra (UC) Surabaya menggelar festival budaya yang merayakan seratus tahun warisan batik peranakan dari rumah batik legendaris Oey Soe Tjoen.

Acara tersebut ditandai dengan peluncuran buku berjudul Dari Pelangi untuk Semesta di kampus setempat, Sabtu (29/2).

Buku tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Widianti Widjaja (Oey Kim Lian), generasi ketiga keluarga Oey Soe Tjoen, bersama Marini Yunita dan Direktur Ciputra Center for Heritage Studies (CCHS) Dr Rani Prihatmanti.

Rektor Universitas Ciputra Ir Yohannes Somawiharja, M.Sc., menilai pelestarian batik peranakan sebagai kontribusi besar bagi budaya bangsa. “Ini adalah mahakarya bangsa.

Rumah batik Oey Soe Tjoen telah menciptakan batik peranakan yang diakui sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia,” ujar Yohannes.

Dia menekankan pentingnya dokumentasi proses pembuatan batik sebagai upaya melestarikan warisan budaya, sekaligus memberikan edukasi kepada mahasiswa tentang nilai sejarah dan seni batik.

Universitas Ciputra tidak hanya meluncurkan buku, tetapi mendorong pelestarian batik melalui berbagai program edukasi dan penelitian.

“Penghargaan UNESCO atas batik sebagai warisan budaya dunia harus menjadi motivasi untuk terus mengembangkan seni ini,” katanya.

Rahasia Batik Oey Soe Tjoen Diungkap dalam Buku ‘Dari Pelangi untuk Semesta’. mili.id. 1 Maret 2025

Sumber:https://mili.id/baca-17642-rahasia-batik-oey-soe-tjoen-diungkap-dalam-buku-dari-pelangi-untuk-semesta

Rahasia Batik Oey Soe Tjoen Diungkap dalam Buku ‘Dari Pelangi untuk Semesta’

1 Maret 2025

Surabaya, mili.id – Universitas Ciputra Centre for Creative Heritage Studies (CCHS) menggelar Festival Peranakan 2025.

Fertival Peranakan yang mengangkat tema “Peranakan: Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan” itu digelar di UC Main Building Lantai 7, Sabtu (1/3/2025).

Festival ini menampilkan acara budaya yang signifikan, mempertemukan para akademisi, seniman, dan pecinta budaya untuk merayakan warisan kekayaan budaya peranakan antara Jawa-Tionghoa.

Menariknya, dalam kegiatan ini UC juga menggandeng Rumah Batik Oey Soe Tjoen untuk meluncurkan buku “Dari Pelangi untuk Semesta”, dalam merayakan 100 tahun batik Oey Soe Tjoen.

Rektor UC, Ir. Yohannes Somawiharja menilai, batik karya Oey Soe Tjoen merupakan nomor satu di Indonesia, dalam kolaborasi budaya Jawa-Tionghoa yang harus dilestarikan.

“Ini sebuah karya bangsa Indonesia, dan kami ingin berkontribusi untuk melestarikan batik. Dari pihak keluarga ingin mendokumentasikan proses pembuatan batik ini, agar bermanfaat buat banyak orang yang mau mengerjakan batik seperti ini,” katanya.

Dalam buku tersebut mengupas soal rahasia rumah batik Oey Soe Tjoen dalam melakukan produksi. Mulai dari pemilihan kain, pemilihan canting untuk membuat pola, hingga pembuatan warna.

Lewat buku ini, pihaknya ingin mengajak mahasiswa belajar selera mengenai batik secara langsung kepada keluarga Oey Soe Tjoen yang sangat digemari para kolektor batik di Asia.

“Kita ingin memberi tahu mereka secara klasik batik itu seperti apa. Sehingga warisan budaya ini menjadi langgeng,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama Widianti Widjaja (Oey Kim Lian), generasi ketiga keluarga Oey Soe Tjoen mengaku sangat bahagia karena dapat menuliskan proses pembuatan batik secara mendetail dengan bantuan publikasi dari UC.

“Kalau saya sendiri enggak mampu, karena untuk menyusun buku butuh kesabaran, dan bagaimana menerangkan agar orang itu mengerti,” ucapnya.

Harapannya, lewat buku ini akan tumbuh bibit-bibit pengerajin batik baru dan bisa menghargai warisan budaya Indonesia yang mereka miliki.

“Publikasi buku ini bertujuan untuk mengarsipkan khasanah warisan rumah batik Oey Soe Tjoen agar dapat menginspirasi generasi mendatang,” terangnya.

Alasannya sepakat membuat buku ini, Widianti menilai anaknya yang seharusnya sebagai generasi penerus keempat, dinilai tidak memiliki minat untuk meneruskan perusahaan keluarga tersebut.

“Anak saya akan saya perbolehkan kalau bisa membuat batik persis seperti saya. Tapi dia langsung menjawab bila tidak mampu,” tambanya.

Untuk diketahui, batik buatan Oey Soe Tjoen tidak diperjualbelikan secara bebas. Rumah batik itu hanya mengerjakan sesuai pesanan. Dalam pembuatannya pun tak butuh waktu singkat.

Secara teori, untuk satu karya batik buatan mereka bisa rampung dalam kurun waktu 3 tahun. Namun, ada beberapa faktor yang membuat pengerjaannya lama, yakni cuaca hingga tenaga karyawan yang harus sesuai dengan pengerjaan Widianti.

Bahkan, ketika batik itu sudah jadi dan pemesan atau kolektor merasa puas namun Widianti menilai ada yang kurang, ia tak segan-segan untuk mengerjakan ulang demi hasil yang otentik.

Selanjutnya, karya batik yang dianggap kurang oleh Widianti itu kemudian dibakar. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pihak-pihak yang memanfaatkan limbah tersebut.

Editor : Narendra Bakrie

 

Peluncuran Buku Dari Pelangi untuk Semesta, Merayakan Warisan dan Inovasi Budaya Peranakan. kabarbaik.co. 1 Maret 2025

Sumber:https://kabarbaik.co/peluncuran-buku-dari-pelangi-untuk-semesta-merayakan-warisan-dan-inovasi-budaya-peranakan/

Peluncuran Buku Dari Pelangi untuk Semesta, Merayakan Warisan dan Inovasi Budaya Peranakan

1 Maret 2025

KabarBaik.co – Dalam rangka memperingati seratus tahun warisan budaya batik peranakan dari rumah batik legendaris Oey Soe Tjoen, Universitas Ciputra (UC) Surabaya menyelenggarakan sebuah festival budaya yang mengedepankan pelestarian dan inovasi seni tradisional. Salah satu sorotan utama dalam festival ini adalah peluncuran buku bertajuk “Dari Pelangi untuk Semesta”.

Buku ini merupakan dedikasi istimewa dari Widianti Widjaja (Oey Kim Lian), generasi ketiga keluarga Oey Soe Tjoen, yang bekerja sama dengan Marini Yunita dan Dr. Rani Prihatmanti, Direktur Ciputra Center for Heritage Studies (CCHS).

Buku “Dari Pelangi untuk Semesta” tidak hanya merangkum perjalanan panjang batik Oey Soe Tjoen sejak berdirinya pada tahun 1925, tetapi juga mengungkapkan proses produksi yang penuh presisi dan dedikasi. Dari penggunaan mori hingga pewarnaan alami yang kompleks, buku ini mendokumentasikan langkah-langkah detail yang selama ini menjadi rahasia. Dengan tujuan utama untuk menginspirasi generasi mendatang, buku ini menjadi sebuah arsip penting dalam menjaga keberlangsungan warisan budaya batik peranakan.

Menurut Rektor Universitas Ciputra, Ir. Yohannes Somawiharja, M.Sc., pelestarian batik peranakan adalah wujud kontribusi besar bagi bangsa Indonesia.

“Ini adalah mahakarya bangsa. Rumah batik Oey Soe Tjoen telah menciptakan batik peranakan yang diakui sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia. Kami ingin mendukung keluarga Oey untuk mendokumentasikan proses pembuatan batik ini. Pendokumentasian seperti ini sangat langka, dan upaya ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas, terutama generasi muda,” ujarnya saat ditemui di Universitas Ciputra, Sabtu (1/3).

Ia juga menekankan pentingnya edukasi mengenai batik kepada mahasiswa.

“Kami ingin mahasiswa memahami bahwa batik lebih dari sekadar kain. Ini adalah warisan budaya yang memiliki nilai sejarah, teknik, dan seni yang mendalam. Dengan memahami proses dan nilai batik klasik, kami berharap mahasiswa dapat terinspirasi untuk melestarikan dan mengembangkan budaya ini,” tambah Yohannes.

Widianti Widjaja, sebagai salah satu penulis buku dan pewaris tradisi batik Oey Soe Tjoen, menyambut baik inisiatif dari Universitas Ciputra.

“Saat ditawari untuk mendokumentasikan proses pembuatan batik, saya merasa sangat bahagia. Proses pembuatan batik ini penuh dengan tantangan dan membutuhkan kesabaran luar biasa. Sebagai pembatik, hal ini mungkin terlihat biasa, tetapi bagi masyarakat umum, ini adalah sesuatu yang luar biasa dan perlu diketahui,” ujarnya.

Widianti menjelaskan bahwa pembuatan satu kain batik dari rumah batik Oey Soe Tjoen bisa memakan waktu hingga lima tahun. “Jika tidak ada halangan, seperti cuaca atau kegiatan lain, prosesnya bisa selesai dalam tiga tahun. Tapi kenyataannya, banyak faktor yang memengaruhi, sehingga biasanya memakan waktu hingga lima tahun. Ciri khas kami adalah motif bunga dan kupu-kupu yang dikerjakan dengan teknik bolak-balik dan pencelupan warna, bukan teknik colek,” jelasnya.

Ia berharap, melalui buku ini, generasi muda lebih menghargai dan memahami betapa sulitnya membuat sehelai kain batik. “Semoga muncul bibit-bibit baru yang tertarik untuk melanjutkan tradisi ini dan lebih menghargai batik sebagai salah satu warisan budaya bangsa,” harapnya.

Universitas Ciputra tidak hanya meluncurkan buku, tetapi juga mendorong pelestarian batik melalui berbagai program edukasi dan penelitian. Yohannes menambahkan bahwa penghargaan UNESCO atas batik sebagai warisan budaya dunia harus menjadi motivasi untuk terus mengembangkan seni ini. “Jika kita tidak menjaga dan mengembangkan batik, status ini bisa dicabut. Oleh karena itu, pelestarian ini adalah tanggung jawab kita bersama,” katanya.

Festival budaya ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dapat menghasilkan dampak besar dalam melestarikan warisan budaya. Dengan peluncuran buku “Dari Pelangi untuk Semesta”, warisan rumah batik Oey Soe Tjoen kini terdokumentasi dan dapat menjadi inspirasi bagi banyak generasi mendatang. Ini bukan hanya tentang melestarikan kain batik, tetapi juga tentang menjaga identitas dan kebanggaan bangsa.(*)

UC Surabaya rayakan warisan batik peranakan Oey Soe Tjoen. jatim.antaranews.com. 1 Maret 2025

Sumber:https://jatim.antaranews.com/berita/888965/uc-surabaya-rayakan-warisan-batik-peranakan-oey-soe-tjoen

UC Surabaya rayakan warisan batik peranakan Oey Soe Tjoen

1 Maret 2025

Festival budaya ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dalam melestarikan warisan budaya

Surabaya (ANTARA) – Universitas Ciputra (UC) Surabaya menggelar festival budaya yang merayakan seratus tahun warisan budaya batik peranakan dari rumah batik legendaris Oey Soe Tjoen, ditandai dengan peluncuran buku “Dari Pelangi untuk Semesta” di kampus setempat, Sabtu.

Buku ini merupakan karya kolaborasi Widianti Widjaja (Oey Kim Lian), generasi ketiga keluarga Oey Soe Tjoen, bersama Marini Yunita dan Direktur Ciputra Center for Heritage Studies (CCHS) Dr. Rani Prihatmanti.

Rektor Universitas Ciputra, Ir. Yohannes Somawiharja, M.Sc., mengatakan bahwa pelestarian batik peranakan merupakan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia.

“Ini adalah mahakarya bangsa. Rumah batik Oey Soe Tjoen telah menciptakan batik peranakan yang diakui sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya dokumentasi proses pembuatan batik sebagai upaya melestarikan warisan budaya, serta mengedukasi mahasiswa tentang nilai sejarah dan seni batik.

Universitas Ciputra tidak hanya meluncurkan buku, tetapi juga mendorong pelestarian batik melalui berbagai program edukasi dan penelitian.

Yohannes Somawiharja mengingatkan bahwa penghargaan UNESCO atas batik sebagai warisan budaya dunia harus menjadi motivasi untuk terus mengembangkan seni ini.

Festival budaya ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat dalam melestarikan warisan budaya.

Buku “Dari Pelangi untuk Semesta” diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang dalam menjaga identitas dan kebanggaan bangsa.

Salah satu penulis buku dan pewaris tradisi batik Oey Soe Tjoen, Widianti Widjaja menyambut baik inisiatif Universitas Ciputra.

Ia menjelaskan bahwa pembuatan satu kain batik Oey Soe Tjoen bisa memakan waktu hingga lima tahun, dengan ciri khas motif bunga dan kupu-kupu yang dikerjakan dengan teknik bolak-balik dan pencelupan warna.

“Semoga muncul bibit-bibit baru yang tertarik untuk melanjutkan tradisi ini dan lebih menghargai batik sebagai salah satu warisan budaya bangsa,” harapnya.

Pewarta: Willi Irawan
Editor : Astrid Faidlatul Habibah

Universitas Ciputra Gandeng PT SPIL untuk Riset Teknologi AI dan Efisiensi Industri. www.liputan6.com. 1 Maret 2025

Sumber:https://www.liputan6.com/citizen6/read/5940182/universitas-ciputra-gandeng-pt-spil-untuk-riset-teknologi-ai-dan-efisiensi-industri

Universitas Ciputra Gandeng PT SPIL untuk Riset Teknologi AI dan Efisiensi Industri

1 Maret 2025

Liputan6.com, Jakarta PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) secara resmi menjalin kemitraan strategis dengan Universitas Ciputra Surabaya melalui peluncuran SPIL Research Center (SRC). Langkah ini bertujuan mengubah hasil riset akademis menjadi solusi nyata yang dapat mendukung pertumbuhan industri sekaligus mendorong perkembangan ekonomi di Indonesia.

Director of Human Capital & Corporate Affairs PT SPIL, Ang Harry Tjahjono, menyoroti pentingnya kolaborasi antara dunia akademis dan industri untuk menjembatani kesenjangan yang selama ini ada.

“Melalui SPIL Research Center, kami ingin mematahkan paradigma bahwa penelitian hanya berakhir sebagai jurnal akademik. Kami berkomitmen mengubahnya menjadi solusi yang benar-benar bisa diaplikasikan di dunia bisnis,” ujar Ang Harry dalam pernyataan resminya, Kamis (27/2).

Ang Harry menambahkan bahwa PT SPIL memiliki fokus khusus pada pengembangan teknologi seperti artificial intelligence (AI) dan optimalisasi sistem manajemen operasional. Kedua hal ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi perusahaan tanpa harus mengorbankan tenaga kerja.

“Efisiensi yang kami kejar bukanlah tentang pengurangan tenaga kerja, tetapi lebih kepada peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Selain itu, kami berharap kolaborasi ini juga membuka lebih banyak peluang kerja,” tambahnya.

 

Sejalan dengan visi Universitas Ciputra

Rektor Universitas Ciputra, Yohannes Somawiharja, menyatakan bahwa kemitraan ini sejalan dengan visi institusinya untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya unggul secara teori, tetapi juga mampu memberikan solusi konkret bagi tantangan industri.

“Kami tidak ingin riset yang dihasilkan hanya menjadi dokumen akademik. Kerja sama dengan PT SPIL adalah upaya kami untuk memastikan bahwa pengetahuan yang dikembangkan di kampus dapat diaplikasikan secara nyata di sektor industri,” ungkap Yohannes.

 

Kesempatan belajar langsung

Ia juga menekankan bahwa mahasiswa Universitas Ciputra akan mendapatkan kesempatan belajar langsung dari kasus-kasus nyata di industri logistik dan pengiriman.

“Kami akan segera melakukan asesmen di PT SPIL untuk menentukan area riset yang relevan. Kami yakin kerja sama ini akan membawa inovasi yang bermanfaat bagi kedua pihak dan masyarakat luas,” jelasnya.

Yohannes berharap pembentukan SPIL Research Center ini dapat menjadi inspirasi bagi kolaborasi serupa antara institusi pendidikan dan dunia usaha di Indonesia. Menurutnya, inisiatif ini juga mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong sinergi antara akademisi, industri, dan pemerintah—dikenal sebagai triple helix—untuk mempercepat inovasi dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Pembentukan SPIL Research Center Diharapkan Jadi Model Kerja Sama Industri-Akademisi. news.republika.co.id. 1 Maret 2025

Sumber:https://news.republika.co.id/berita/ssfsin430/pembentukan-spil-research-center-diharapkan-jadi-model-kerja-sama-industri-akademisi

Pembentukan SPIL Research Center Diharapkan Jadi Model Kerja Sama Industri-Akademisi

1 Maret 2025

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA – PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) resmi menjalin kerja sama strategis dengan Universitas Ciputra Surabaya melalui peluncuran SPIL Research Center (SRC), Kamis (27/2/2025). Kolaborasi ini bertujuan untuk mentransformasi hasil penelitian akademis menjadi solusi konkret yang dapat mendukung kemajuan industri dan pengembangan ekonomi.

Director of Human Capital & Corporate Affairs PT SPIL, Ang Harry Tjahjono, menekankan pentingnya menjembatani kesenjangan antara dunia akademis dan industri.

“Melalui SRC, kami ingin mengubah paradigma riset yang selama ini lebih banyak berhenti di jurnal akademik. Kami berkomitmen mengimplementasikan hasil penelitian mahasiswa dan dosen menjadi solusi yang applicable untuk kebutuhan bisnis secara riil,” ujar Ang Harry Tjahjono.Ia menambahkan bahwa PT SPIL memiliki ketertarikan khusus pada pengembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan peningkatan sistem operation management yang dapat meningkatkan efisiensi perusahaan.

Sementara itu, Rektor Universitas Ciputra Surabaya, Yohannes Somawiharja, mengungkapkan bahwa kerja sama ini merupakan wujud komitmen institusinya dalam menghasilkan lulusan yang tidak hanya kaya teori, namun juga mampu memberikan solusi nyata bagi kebutuhan industri saat ini.

“Kami tidak ingin menjadi institusi yang hanya memproduksi jurnal penelitian tanpa dampak praktis. Melalui kerja sama dengan PT SPIL, kami ingin memastikan bahwa pengetahuan akademis yang dihasilkan dapat diaplikasikan langsung dan memberikan nilai tambah bagi sektor industri,” ungkapnya.

Yohannes menekankan bahwa kerja sama ini akan memberikan kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari tantangan nyata di industri logistik dan pengiriman.

“Segera setelah peresmian ini, tim kami akan melakukan assessment di PT SPIL untuk mengidentifikasi area-area yang dapat menjadi fokus riset bersama. Kami yakin kolaborasi ini akan menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi kedua belah pihak dan masyarakat luas,” ujarnya.

Pembentukan SPIL Research Center diharapkan menjadi model kerja sama industri-akademia yang dapat direplikasi oleh institusi pendidikan dan perusahaan lain di Indonesia. Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong kolaborasi triple helix antara akademisi, industri, dan pemerintah untuk mempercepat inovasi dan pertumbuhan ekonomi nasional.